Bab 7
Love dulu buat part ini 🥰💜💜💜💜
Bagus nggak sih cerita ini?
Sebutkan asal kota kalian guys?
Kalian tau cerita ini dari mana?
ada yang kangen aku nggak?
Kenapa dikit kali yg komen udh pada ilang kah pembaca ku? RAMAIKAN DONGGGG!!!!! Janji deh langsung upload hehehe.
TEMEN-TEMEN TOLONG BANGET MINTA VOTE SAMA KOMENNYA :(
AKU SAYANG KALIAN SWEETES 🤍🤍
LUAPKAN EMOSI KALIAN MEMBACA BAB INI HAHAHA
***
Malapetaka besar mencintai seseorang yang sedang mencintai orang lain
-imam syafi'i_
*****
Arsena cemberut, ia menjadi pusat perhatian karena membawa banyak paket. Di tambah lagi ia pulang menggunakan motor bukan mobil. Mau tidak mau ia menggunakan kantong plastik yang ia centelkan di stang motor. Mengingat ia menggunakan motor ninja. Untung saja ia sayang istri, kalau tidak pasti sudah ia buang paket-paket yang dibeli Afiqah. Mana belinya COD lagi.
Rendy tak jauh dari sana mentertawakan Arsena. Hal itu membuat Arsena melotot ke arah Randy untuk berhenti mentertawakannya.
"Dasar suami takut istri." Rendy menggoda Arsena.
"Dari pada kamu masih jomlo padahal udah tua." Arsena balik meledek Rendy. Hal itu membuat Rendy cemberut. Ia kalah kalau Arsena sudah bawa kata jomlo.
"Iya yang udah punya istri."
"Dah, ah, mau pergi."
Kemudian Arsena menjemput Afiqah di kampus. Ia masih mengenakan seragam kerjanya. Di sepanjang jalan banyak sekali yang menoleh ke arahnya. Pasti mereka salah fokus dengan paket yang ia bawa. Arsena berusaha untuk cuek dan mengabaikan hal itu.
Ketika tiba di depan kampus, Arsena menepi dan memarkirkan motornya. Seperti biasa ia berdiri menunggu sampai istrinya selesai kuliah. Istrinya itu kuliah sampai sore hari. Di saat itu banyak sekali beberapa perempuan yang melihat ke arahnya. Bukan mau percaya diri, tapi memang setiap ia menunggu akan ada banyak perempuan yang melihat ke arahnya. Pasti mereka sedang mentertawakan paket yang ia bawa.
Tak lama kemudian Afiqah datang ia tidak sendiri ada teman-temannya juga. Arsena tebak pasti teman yang Afiqah bawa untuk kerja kelompok di rumah kemarin. Mereka menyapa Arsena, hanya di balas Arsena dengan senyum tipis.
"Wah paket aku datang semuanya, kok bisa barengan gitu, ya, Mas." Afiqah langsung menatap ke arah plastik di stang motor Arsena.
"Suami kamu nggak malu bawa gituan?"
"Beruntung banget kamu Afiqah, punya suami kayak gitu. Biasanya cowok malu kalau bawa gituan."
Mendengar itu Afiqah hanya tersenyum tipis.
"Aku pulang dulu, ya. Kalian hati-hati." Afiqah pamit pada Bella dan teman-temannya.
Bella diam-diam mengamati ke dua pasangan itu. Ia iri sekali. Melihat Afiqah diperlakukan seperti itu oleh Arsena. Ia semakin ingin memiliki Arsena. Ia jadi teringat pakaian Afiqah yang belum ia kembalikan. Ia akan mencoba mengembalikan pakaian itu ke rumah Afiqah. Agar ia bisa bertemu lagi dengan Arsena. Ia tahu sedingin-dinginnya cowok pasti bisa di taklukan. Mencintai orang yang mencintai orang lain adalah hal yang paling menyakitkan untuk Bella.
Jujur ada hal lain yang membuat Bella terobsesi sama Arsena. Hal yang membuatnya jatuh cinta pada pria itu. Hal yang hanya ia tahu alasannya.
Terlebih lagi ia merasa aneh melihat prilaku Afiqah dan seorang cowok di kantin tadi. Sepertinya mereka punya hubungan. Bella akan mencari tahu perihal mereka. Siapa tahu ia bisa menggunakan itu untuk menghancurkan rumah tangga Afiqah.
"Puas kamu ngerjain saya?" ujar Arsena ketika teman-teman Afiqah sudah menjauh.
Bukannya takut Afiqah malah tertawa. Ia jujur sangat puas mengerjai suaminya. Afiqah melakukan itu untuk balas dendam karena Arsena waktu itu enggan mengizinkannya pergi menonton bersama teman-temannya. Ia malah di kurung di kamar. Padahal ia juga mau main juga. Maklum usianya masih dua puluh tahunan. Gejolak jiwa mudanya masih ada.
"Maaf, Mas. Aku ngak ada uang, makannya aku kirim ke alamat kantor kamu."
"Astaga sayang."
"Aku khilaf mau ini itu."
"Kamu bikin Mas jadi pusat perhatian satu kantor, bukan cuma di kantor tapi juga di jalan. Orang-orang pada ngeliatin Mas. Polisi berasa tukang paket."
Afiqah tertawa mendengar itu. Ia bukannya kasihan malah merasa cerita yang Arsena ceritakan itu lucu. Afiqah tidak bisa membayangkan orang-orang mentertawakan Arsena yang cool bawa paket banyak.
"Malah ketawa, memang ya istri satu ini hobi ngerjain suaminya. Untung suami mu ini bucin kalau nggak udah ganti istri saya."
"Oh, Mas mau ganti istri." Afiqah tiba-tiba merajuk. Hal itu membuat Arsena panik, karena ia salah bicara.
Raut wajah Afiqah langsung berubah, mulutnya merengut matanya mendelik seperti kucing yang sedang merajuk tak diberi makan.
"Ah, ngak gitu sayang. Mas tadikan bercanda. Nggak beneran ganti istri."
"Mau pulang sendiri aja."
Afiqah merajuk lalu jalan meninggalkan Arsena. Hal itu membuat Arsena menghembuskan napas sabar. Istrinya kalau sudah merajuk begini. Ia kemudian mengambil motornya, ia naik di atas motornya lalu menyalakan mesinnya pelan mengikuti Afiqah dari belakang.
"Sayang, ayo dong jangan marah. Mas cuma bercanda lagian Mas juga nggak akan beneran ganti istri. Mas kan cinta mati sama kamu. Liat demi kamu Mas rela bawa paket-paket kamu." Arsena merayu Afiqah yang masih merajuk.
"Nggak mau sana cari aja istri baru. Aku kan cuma bisa nyusahin kamu." Afiqah mengatakan itu sambil menangis. Ia berjalan sambil menghapus air matanya yang jatuh.
"Malu, dek diliatin orang-orang. Ayo naik, nangisnya di rumah aja."
"Oh, jadi kamu malu punya istri kayak aku. Yaudah cukup tau." Astaga Arsena merasa dirinya serba salah. Padahal bukan itu maksudnya. Ia hanya tak mau Afiqah mempermalukan dirinya sendiri. Pasti banyak yang melihat ke arah mereka. Khususnya Afiqah.
"Sayang, ayo naik, maafin Mas."
"Nggak mau, Mas Arse jahat." Afiqah mengatakan itu sambil menangis seenggukan, ia bahkan tak mau menolah ke arah belakang. Sialnya ketika ia ingin berlari tiba-tiba kakinya tersandung, dan ia jatuh ke tanah. Hal itu membuat Afiqah tambah menangis bukan hanya saskit tapi juga malu. Bisa-bisanya ia malah nyungsep di saat seperti ini. Pasti diam-diam Arsena mentertawakan kebodohannya.
Mana di depannya ada orang jualan hik lagi. Biasanya banyak anak cowok-cowok pada beli nasi kucing dan gorengan di sana. Benar saja ketika Afiqah mendongak banyak yang melihatnya dan mentertawakannya. Bayangkan saja kamu diliatin sama belasan anak-anak cowok kuliahan karena jatuh nyungsep.
MAAMA AFIQAH MALUUU SEKALIIIII
INI NAMANYA KARMA KARENA TIDAK NURUT SAMA SUAMI!!!
JANGAN SAMPAI IA JADI VIRAL. MANA TADI IA KEJAR-KEJARAN SAMA ARSENA LAGI.
Arsena mau kasian tapi di dalam hatinya ia tertawa melihat kelakuan istrinya. Istrinya itu jatuh saat sedang menangis. Ia hanya bisa menggelengkan kepala. Arsena memarkirkan motornya, lalu menghampiri Afiqah yang jatuh. Ia membantu wanita itu untuk berdiri.
"Maafin, Mas. Tadi cuma bercanda, lagian Mas nggak akan ganti istri kok, lagian mana mungkin istri selucu dan segemes ini mau mas ganti, mau cari yang gimana lagi yang kayak kamu pasti nggak akan ada."
"Awas aja kalau mau cari istri baru lagi, nggak aku maafin."
"Iya sayang nggak ngomong gitu lagi."
"Masih sakit?" tanya Arsena dengan khawatir.
"Sakit lutut aku kena batu. Pasti lecet."
"Siapa suruh kamu nangis sambil lari-lari gitu udah kayak syuting drama korea aja."
"Udah ih ngak usah di bahas aku malu."
"Gendong. Mas. Aku malu.." Afiqah merentangkan tangannya Arsena. Rasanya ia tak punya muka lagi untuk menatap ke arah orang-orang. Afiqah mau tenggelam saja sekarang.
Arsena tersenyum kemudian mengangkat istrinya itu ala bridal style. Lalu membawanya naik ke atas motor. Afiqah yang sudah malu, ia tidak berani menatap ke arah manapun. Pasti banyak yang meliat ke arahnya. Kenapa ia bodoh sekali sampai membuat drama seperti ini? Ini karena ia yang terlalu cemburuan. Mungkin karena ia lagi halangan juga, jadi emosinya tidak stabil.
***
Gimana part ini?
Suka nggak?
Mau lanjut nggak?
SPAM Next DISINI YAAAAAAAAAAAAAA
Aku target 300 komen aja yaaa
Follow instagram aku dan tiktok aku @wgulla_
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top