Bab 6

Halo semuanya apa kabar?

Gimana hari kalian?

Ada yang kangen nggak sama aku?

Boleh minta vote dan komennya nggak? biar aku semangat nulis huhuu

***

Terinspirasi dari kisah nyata hehe

***

"Maaf komandan, di depan ada kurir kirim paket atas nama komandan?" salah satu bawahannya memanggil Arsena yang berada di dalam kantor.

Arsena yang sedang duduk, keningnya berkerut mendengar itu, sejak kapan ia memesan paket. Perasaan ia tak pernah pesan, kalau mau beli apa-apa juga ia tidak pernah online selalu offline. Kenapa bisa ada kurir paket?

"Serius kamu itu paket atas nama saya? Mana saya lihat?" pinta Arsena mau melihat paket tersebut.

"Ada di depan paketnya Komandan, lagian katanya belinya COD, jadi komandan harus bayar dulu. Mending komandan samperin tukang paketnya."

Arsena menghembuskan napas kesal, kerjaan siapa ini. Sudah kirim paket belum dibayar lagi. Bikin kesal saja. Mana kirim paketnya ke kantor polisi, bikin malu saja. Pasti teman-temannya pada lihat. Arsena mau tak mau keluar untuk menghampiri tukang paket tersebut.

"Ada apa?" tanya Arsena dengan galak, tukang paket tersebut langsung kena mental. Ia jadi takut, karena harus mengantar paket sampai ke kantor polisi. Mana yang menerima mukanya galak sekali.

"Ini, Pak, ada paket atas nama bapak Arsena Anggara Putra."

"Siapa yang ngirim?"

"Kurang tahu, Pak. Tapi ini paket-paket bapak sepertinya belanjaan dari aplikasi."

"Paket-paket? Berarti lebih dari satu?" Kening Arsena berkerut, jangan bilang kalau banyak sekali paket.

"Iya, Pak ada lima belas dan itu semua COD."

"Astaga orang gila mana yang belanja paket sebanyak itu." Arsena kesal karena dikirimi paket sebanyak itu mana belum bayar lagi. Kerjaan siapa ini, awas aja kalau ini kerjaan keponakannya pangeran akan dia gantung terbalik.

"Saya kurang tahu, Pak. Tapi ini paket atas nama bapak, bapak bayar, kan?" tanya kurir tersebut dengan takut. Ia takut sekali tidak bayar, mana menagihnya uji nyali harus berhadapan langsung sama polisi.

"Tergantung," ujar Arsena.

"Kok gitu, Pak." Kurir tersebut panik antara mau marah tapi tak bisa, takut yang ada ia yang ditilang.

Kemudian ponsel Arsena berdering, ada pesan singkat dari istrinya. Arsena membaca pesan itu, baru saja ia akan marah dan menolak paket-paket aneh itu. Ternyata paket tersebut kiriman dari istrinya. Astaga Afiqah bisa-bisanya mengerjainya dengan cara seperti ini.

From : Afiqah

To : Arsena

Mas kayaknya paket aku udah pada nyampe, aku kirim ke kantor kamu, ya soalnya aku kuliah. Makasih, suami aku tercinta... mwaaa...

Afiqah tanpa rasa bersalah mengatakan itu pada Arsena. Berbeda dari Arsena yang sudah mencak-mencak. Ketika tahu istrinya yang mengerjainya, ia hanya bisa tabah dan ikhlas.

"Berapa semuanya, pak?" tanya Arsena.

"2,5 juta rupiah, Pak."

Arsena terkejut mendengarnya, astaga barang apa yang dibeli istrinya sampai dua juta setengah. Mana ada ia uang cash segitu. Ia hanya bawa cash paling satu jutaan untuk berjaga-jaga kalau ada apa-apa.

"Bisa transfer, bang?" tanya Arsena, karena ia tidak memiliki uang cash.

"Bisa, Pak."

"Mana nomer rekening kamu." Lalu Arsena membayar paket tersebut. Untung saja bisa transfer, bisa malu ia karena sekarang banyak yang melihat ke arahnya.

"Komandan beli paket?"

"Bukan itu istri saya."

"Oh, kirain komandan, pinter juga istri komandan beli paket dikirim ke kantor suami, COD lagi." Rendi tertawa melihat temannya yang sedang kebingunga karena harus berperang dengan paket yang dikirim oleh Afiqah. Memang istrinya Arsena itu unik sekali. Ada saja ulah membuat kepala Arsena pecah.

Kemudian tukang paket tersebut menyerangkan paket-paket tersebut. Arsena menerimanya sampai tangannya penuh. Ia tak bisa membawa semua paket itu.

"Bukannya bantuin malah diketawain!" ujar Arsena pada Rendi.

Rendi langsung sigap membantu setelah diomelin oleh Arsena. Takut kalau Arsena akan tantrum, jika dibiarkan. Banyak juga paket tersebut, mmereka kemudian masuk ke dalam sambil membawa paket, itu menjadi tontonan orang-orang. Bahkan ada yang menahan tawa. Arsena malu dibuatnya, tapi tak apa.

"Untung saya suami sayang istri, coba kalau nggak, ngak bakal saya bayar ini paket."

"Sabar, komandan, ini ujian. Dari pada nggak dikasih jatah istri."

"Kamu itu hobi sekali meledek saya, lihat saja nanti kalau punya istri."

***

"Kamu kenapa senyum-senyum gitu, fi?" tanya Bella.

Mereka sedang berada di kantin makan siang. Jam istirahat selesai mata kuliah Iin, Bella dan Tina kumpul bersama Afiqah. Mereka memesan soto dan es teh, makanan wajib anak kuliah yang tak pernah bisa dilewatkan.

Bella merasa aneh, ketika melihat Afiqah sibuk dengan ponselnya lalu tertawa seperti ada yang lucu. Ia penasaran, begitu juga dengan yang lain, tadi mereka sedang sibuk membicarakan mengenai tugas kuliah, tapi Afiqah malah tertawa sendiri.

"Ah, Maaf itu tadi aku habis ngerjain suami aku, lucu banget, dia pasti kaget."

"Suami kamu yang polisi galak itu? Kamu ngerjain gimana? Kamu berani memangnya?" Iin ingin tahu.

"Aku kirim semua paket cod aku ke kantor polisi atas nama dia. Pasti Mas Arse lagi bingung ada banyak paket mana belum dibayar." Afiqah mengatakan itu sambil tertawa. Ia membayangkan wajah Arsena yang sedang berperang dengan kurir. Pasti Arsena kebingungan, antara kesal dan sebal.

"Hahaha.. lucu banget kamu Afi. Kasian suami kamu."

"Lebih kasian ke kurirnya nggak sih harus nagiih polisi, biasanya menghindari kantor polisi, kalau ini malah sebaliknya. Ada-ada aja kamu, afi." Tina tak habis pikir dengan kelakuan Afiqah, bisa-bisanya mengirim paket cod ke kantor polisi. Kurir paketnya pasti langsung kena mental karena yang dihadapi langsung komandan. Ia tahu pangkat Arsena lumayan tinggi.

"Kamu memang kirim berapa paket?" Bella penasaran, sebanyak apa paket yang dikirim Afiqah.

"Lima belas," balas Afiqah. Mumpung lagi promo jadi ia check out baju, skincare, tas, sepatu dan lain-lainnya.

"Buset banyak banget, apa nggak gila suami kamu. Kira-kira habis berapa?"

"2 jutaan kayaknya. Kemarin, aku liat tiktok kalap, karena nggak ada duit yaudah aku kirim ke kantor suami. Pasti dibayar." Afiqah mengatakan itu sambil tertawa.

"Gila banget sih lu, Fi. Gue kalau jadi Arsena udah mati ditempat, dikirim paket sebanyak itu, mana harus bayar segitu, lagi."

"Trus dibayar sama suami lo?"

"Dibayar, lihat ini."

Afiqah menunjukkan foto di mana Arsena sedang membawa paket yang diupload oleh kurir di aplikasi belanjannya. Teman-teman Afiqah takjub melihat itu. Kalau mereka punya suami mungkin tidak akan seroyal Arsena, paling mereka yang diomelin.

"Lo nggak diomelin sama suami lo?" tanya Iin.

"Enggak, Mas Arse nggak pernah marahin aku, kecuali kalau aku ngak nurut sama dia. Baru dia marah." Afiqah jarang diomelin Arsena. Pria itu entahlah memiliki kesabaran di atas rata-rata untuk menghadapi sifat absurdnya.

"Beruntung banget lo, kalau cowok gue kirimin paket cod yang ada gue diputusin." Tina baru tahu ada pria sebaik Arsena. Royal dan sabar. Biasanya cowok kalau dikerjain seperti itu pasti marah.

Bella menatap Afiqah iri. Ia tahu Afiqah sengaja pamer terhadap mereka,  kalau memiliki suami yang royal. Ia kira Afiqah itu kalem, ternyata aslinya sombong. Mau memamerkan kekayaannya. Bella diam-diam tak suka dengan Afiqah.

Beruntung sekali hidup Afiqah, apa saja yang dilakukan pasti dikabulkan. Berbeda dengannya yang hidup susah. Ia jadi ingin memiliki Arsena, ia pasti akan dicintai seperti Afiqah. Ia ingin di posisi Afiqah. Lihat saja nanti,  dia yang akan merasakan hal itu. Ia akan membuat Arsena membuang Afiqah. Bella sudah terbiasa urusan dengan suami orang. Ia selau bisa merebutnya, dan menjadi simpanan mereka.


***

Lanjut atau nggak?

nggak usah aja ya, soalnya nggak ada yang baca sedih :( sepi sekali lapak ini

ada yang mau disampaikan ke Arsena?

ada yang mau disampaikan ke Andreas?

spam next di siniii

200 komen bisa nggak nih? aku tantang

Follow instagram @wgulla_

GULLA

ISTRI SAHNYA LEE MIN HOO.







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top