Bab 21


Halo

Apa kabar?

Semangat buat kaliannnn

Selamat membaca ARSENA

***

Afiqah berada di ruang tengah, ia sedang mengerjakan tugas. Terlihat banyak sekali buku yang bertebaran di karpet. Buku tersebut merupakan referensi untuk menyelesaikan tugas. Afiqah terlihat sibuk dengan kegiatannya itu. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tugasnya dikumpulkan besok, jadi Afiqah sebisa mungkin menyelesaikan tugasnya.

Sedangkan Arsena suaminya sibuk menemani anaknya agar tidur. Suaminya untunglah bukan tipe cowo yang risih dengan anak-anak. Jadi untuk urusan bergantian menjaga anak Arsena tak pernah mengomel atau mengeluh.

Sepertinya anak-anak sudah tertidur. Afiqah yang masih sibuk mengetik di laptop, perhatiannya teralihkan ketika melihat suaminya membawa makanan. Arsena menaruh secangkir susu hangat dan piring berisi brownis. Ia sajikan untuk istrinya.

"Makasih, Mas. Kamu tau banget aku mau ngemil." Afiqah tersenyum senang sambil memakan hidangan itu. Ia tadi mau ambil minum dan cemilan tak sempat. Ia sibuk mengerjakan tugas. Padahal ia sudah menyicil tugas ini dari lama, tapi belum selesa-selasai.

Anehnya kalau tugas dikerjakan SKS (Sistem Kebut Satu malam) malah jadi. Ibarat kayak buat candi satu malam. Giliran dicicil gak jadi-jadi.

"Masih banyak tugasnya?" tanya Arsena. Ia ikut duduk di sebelah istrinya. Anak-anaknya sudah tertidur lelap di kamar. Tak masalah bagi Arsena meninggalkan mereka di kamar.

Meski apa yang dikatakan Bella sedikit menggangunya. Namun ia tak mau menghakimi istrinya itu. Ia juga harus bertabayyun terlebih dahulu. Tabayyun itu adalah sikap mencari kejelasan atau kebenaran tentang sesuatu hingga jelas dan benar. Ia tidak boleh langsung percaya dengan berita yang ia terima. Pasti Afiqah memiliki alasan lain untu tidak mengatakan kalauu Andreas kuliah di sana atau Afiqah juga baru tahu kalau Andreas kuliah di sana. Ia percaya Afiqah tidak mengkhianatinya.

"Dikit lagi selesai kok, Mas."

"Kalau udah selesai langsung tidur aja."

"Iya, Mas. Kamu kalau capek tidur aja gak usah nungguin aku. Besok kamu masuk pagi, kalau aku kan masuk jam 10." Afiqah tidak mau nanti Arsena kelelahan. Terlebih pria itu harus bekerja pagi hari. Nanti bisa terlambat masuk.

"Tenang sayang, sebentar lagi aku tidur."

"Saya boleh tanya sesuatu?" ada sedikit rasa mengganjal. Maka dari itu Arsena memutuskan untuk bertanya dari pada ia penasaran setengah mati. Ia ingin tahu apa yang akan Afiqah katakan kalau ia menanyakan hal itu. Apakah jawaban gadis itu akan membuatnya lega.

"Tanya aja Mas."

"Tadi di kampus kamu ngapain aja?"

Mendengar pertanyaan Arsena membuat Afiqah yang sedang memakan brownis tertawa kecil. Ia merasa suaminya ini aneh menanyakan hal itu. Tidak seperti biasanya. Arsena lebih sering bertanya, hari kamu buruk gak di kampus, ada yang ganggu kamu gak, atau susah gak tadi mata kuliahnya. Jadi Afiqah merasa aneh, Arsena terdengar lebih posesif ketika mengatakan hal itu.

"Aneh banget kamu tanya kayak gitu, gak kayak biasanya."

"Pengen tahu aja, kegiatan kamu. Kalau kamu gak mau kasih tau juga gak apa-apa." Arsena mengatakan itu sambil murung.

Entah kenapa Arsena terdengar seperti anak kecil yang merajuk. Sisi lain Arsena yang baru pertama kali Afiqah lihat. Biasanya Arsena selalu dewasa, tapi sekarang berubah menjadi bocah.

"Aku kuliah, makan di kantin, sholat di masjid, praktikum, kuliah lagi, terus pulang." ada satu hal yang tidak Afiqah ceritakan. Prihal ia yang bertemu dengan Andreas. Ia juga tidak mungkin mengatakan hal itu. Pasti akan membuat Arsena marah. Lagi pula ia juga tak selingkuh. Adi tak apa kalau ia sembunyikan hal ini.

"Gak ada hal lain?" Arsena masih berusaha ingin tahu. Ia berharap Afiqah menceritakan prihal Andreas.

"Namanya di kampus ngapain lagi kalau bukan belajar Mas, masa aku nonton bioskop, shooping atau karaokean. Kamu aneh banget Mas, aku ngapain lagi coba selain belajar?" ujar Afiqah tanpa mengalihkan matanya dari laptop. Ia masih sibuk menyelesaikan tugasnya.

Arsena menghembuskan napas, ia sedikit kesal dengan jawaban itu. Ia pikir Afiqah akan jujur nyatanya tidak. Padahal Bella sudah jelas memberikan bukti bahwa tadi Afiqah bersama Andreas. Mereka seperti sedang berbicara, dan Arsena penasaran apa yang kedua orang itu bicarakan di belakangnya.

"Ketemu siapa gitu?"

"Ketemu temen sama dosen aku, memang mau ketemu siapa lagi sayang di kampus? Emang bisa ketemu Jaehyun. Kalau bisa aku mah seneng banget. Pasti udah aku peluk."

"Memang peluk saya kurang puas? Sampai mau peluk jaehyun." Arsena sedikit cemburu kalau istrinya itu sudah sibuk menghalu perihal boy band favoritnya itu. Ia tahu kalau Afiqah sangat menyukai Jaehyun.

"Gak sayang, aku cuma bercanda kamu itu lucu deh kalau cemburu, lagian aneh banget tanya aku ketemu siapa aja ke kampus. Jaehyun juga gak bakal ada di kampus sayang."

"Saya mau masuk kamar, mau tidur capek." Arsena sedikit kecewa dengan Afiqah yang tidak mau jujur perihal Andreas. Malah menjawab ke mana-mana mengalihkan perhatian ke Jaehyun. Ia tahu itu hanya akal-akalan Afiqah saja agar tidak mau menjawab pertanyaannya.

Ia lebih memilih masuk ke dalam kamar. Ia bersikap dingin pada istrinya itu bahkan tidak mengucapkan selamat tidur dan memberikan kecupan di kening. Hal yang biasa mereka lakukan sebelum tidur. Ia ingin Afiqah sadar atas apa yang disembunyikan oleh gadis itu.

"Kamu marah, Mas? Astaga kamu cemburu sama Jehyun?" Afiqah mengira kalau suaminya itu cemburu dengan Jaehyun. Karena tidak biasanya suaminya itu tdak menyebut kata sayang ketika mau tidur, atau mengucapkan selamat tidur. Namun Afiqah malah tertawa kecil, baginya Arsena lucu ketika cemburu sama Jaehyun. Jadi ia tak terlalu menanggapi serius justru ia merasa gemas. Ia senang menjahili Arsena.

***

Afiqah masuk ke dalam kamar. Ia telah selesai mengerjakan tugas. Sebelum masuk tadi ia sudah membereskan semua buku-bukunya. Ketika ia masuk terlihat Arsena tidur di pinggir kiri kasur di tengah ada Aurel dan Arga yang sudah tertidur. Mereka tidur dengan lelap. Melihat itu Afiqah tersenyum kecil. Tak lama kemudian senyum itu hilang jadi sedih. Ia menatap suaminya dalam.

Baru kali ini Afiqah merasakan ada yang kurang. Ia merasa hambar tidak ada pelukan hangat dari suaminya dan juga kecupan di kening. Hal yang biasa ia dapatkan sebelum tidur. Dan juga biasanya ia yang tidur lebih dulu. Sekarang suaminya yang tertidur duluan. Sepertinya suaminya benar-benar cemburu perihal Jaehyun. Semoga saja besok gak marah lagi. Lagi pula ia hanya bercanda. Biasanya juga Arsena tak pernah marah jika ia menjailinya.

Apa ada hal lain? Ia juga merasa aneh disaat Arsena menanyakan perihal apa saja yang ia lakukan di kampus. Atau mungkin ini hanya pikiran buruknya saja. Ia tidak boleh berpikiran buruk/ Lalu Afiqah naik ke atas kasur. Ia berbaring di pinggir kanan kasur dan tidur sambil memandang keluarga kecilnya itu. Hingga akhirnya matanya terpejam masuk ke alam mimpi.


***

GIMANA CERITA INI?

ADA YANG MAU DISAMPAIKAN KE ARSENA?

ADA YANG MAU DISAMPAIKAN KE AFIQAH?

ADA YANG MAU DISAMPAIKAN KE BELLA?

SPAM NEXT DI SINI YAA

LANJUT ATAU STOP

GULLA

istrinya Jaehyun


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top