Tiga Belas
Semenjak kejadian itu, Juan memang terlihat berubah. Dia memperlakukan Liana dengan baik.
Saat Liana menolak untuk diajak berlibur, Juan juga tidak memaksanya seperti dulu.
Bahkan saat ini, Liana diberikan kebebasan untuk melakukan apapun dan pergi kemanapun dia mau.
"Aku akan pergi berjalan-jalan," ucap Liana sedikit takut. Ia takut Juan akan marah-marah padanya seperti dulu karena saat ini dia tengah berada di ruang kerja. Biasanya dia tidak suka diganggu saat bekerja.
"Apa uangmu masih cukup?" tanya Juan tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang tengah ia baca.
"Ya, lebih dari cukup."
"Kalau begitu, pergilah dan jangan lupa kembali sebelum jam 9 malam."
Liana tak menjawab lagi tetapi ia malah merasa aneh. Bukan hanya saat ini tetapi Liana selalu merasa aneh dengan perubahan sikap Juan.
"Kenapa?"
Juan melihat ke arah Liana yang tak kunjung pergi.
"Apa rencana yang tengah kamu persiapkan untukku?"
Liana belum seratus persen percaya dengan yang terjadi saat ini. Ia tidak percaya pada Juan.
"Memangnya kamu ingin aku merencanakan apa untukmu?"
Juan bangkit dari tempat duduknya kemudian mendekati Liana.
"Kamu ingin, aku merencanakan bulan madu untuk kita?" Juan tersenyum tipis.
"Tidak, aku tidak ingin pergi denganmu. Apalagi berbulan madu."
Liana memilih untuk segera pergi daripada harus bersama dalam satu ruangan dengan Juan.
"Hati-hati, Sayang!" seru Juan sambil melambaikan tangannya.
Liana tak peduli dengan seruan Juan, ia malah mempercepat langkahnya supaya makin cepat pergi menjauh dari Juan meskipun sesaat karena Liana tau, ia tak mungkin bisa lepas dari Juan dengan mudah.
***
Saat mendapatkan kebebasan seperti ini, pikiran Liana langsung tertuju pada Alfaz. Ia ingin menemui Alfaz dan bercerita banyak hal.
Liana mengirimkan pesan pada Alfaz dan memintanya untuk menemuinya di tempat biasa.
Tak perlu menunggu waktu lama, Alfaz sudah membalas pesan yang ia kirimkan.
Liana akan manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya bersama Alfaz. Memanfaatkan kebebasan yang telah Juan berikan.
"Sudah lama?"
"Tidak kok. Duduklah!"
"Ada apa?"
Alfaz buru-buru datang karena merasa khawatir pada Liana. Tidak biasanya, Liana mengajak ia bertemu semenjak menikah dengan Juan. Apalagi Juan juga melarang mereka untuk bertemu.
"Tidak ada tapi aku sangat merindukanmu," ucap Liana memandangi wajah Alfaz dengan mata berkaca-kaca.
"Yakin kalau kamu baik-baik saja?"
Alfaz sebenarnya tidak ingin menemui Liana karena rasa kecewanya itu tetapi rasa cintanya kepada Liana melupakan segala hal. Liana tetaplah nomor satu di hati Alfaz.
"Iya, aku baik-baik saja. Kamu bisa lihat sendiri. Aku baik-baik saja."
"Syukurlah."
Alfaz bernapas lega jika memang Liana baik-baik saja.
"Apa aku mengganggu waktumu?"
"Kamu tidak akan pernah mengganggu waktuku."
Liana tersenyum, inilah yang paling Liana sukai dari Alfaz. Dia selalu meluangkan waktu untuknya meskipun sibuk. Alfaz selalu menjadikannya prioritas utama."
"Aku ingin berjalan-jalan. Maukah kamu menemaniku?" Liana menatap Alfaz penuh harap.
"Bagaimana dengan Juan?"
Alfaz mau saja menemani Liana jalan-jalan tetapi ia takut kalau Juan akan marah dan menyakiti Liana lagi.
"Sekarang jangan pikirkan hal lain tapi pikirkan tentang kita."
Liana meraih tangan Alfaz dan menggenggamnya erat, "ternyata aku tidak bisa tanpamu," ucapnya.
"Liana, ikutlah bersamaku. Kita mulai hidup baru bersama," pinta Alfaz.
Tak bisa dipungkiri, Alfaz masih sangat mencintai Liana dan ingin hidup bahagia bersama Liana.
Liana terdiam, ia memang ingin bersama Alfaz tetapi bagaimana caranya ia memutuskan hubungannya dengan Juan karena bercerai bukanlah hal mudah.
Pernah sempat terpikir untuk menggugat cerai Juan dengan alasan KDRT tetapi Liana tidak bisa lakukan itu karena seluruh anggota keluarga besarnya tidak percaya dan menganggapnya mengada-ada.
Mereka juga mengancam tidak akan mengakui dirinya sebagai keluarga jika nekad apalagi kalau sampai mereka tahu ia memutuskan untuk cerai hanya untuk kembali pada Alfaz. Mereka semua akan memusuhi dirinya. Hal itu sungguh membuat Liana bingung dan dilema.
Liana merasa, ia telah dijual oleh keluarganya sendiri demi kebahagiaan mereka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top