Enam Belas

Liana dan Alfaz melewati harinya dengan bergumul mesra di salah satu ruangan hotel.

Padahal dulu Alfaz tidak pernah mau menyentuh Liana sama sekali karena ingin menjaga Liana utuh sampai pernikahan mereka nantinya.

Berbeda dengan kali ini, Alfaz mau melakukan hal tersebut saat Liana memintanya. Mungkin ini salah satu ungkapan rasa kecewa Alfaz karena gagal menjaga Liana.

"Aku sangat mencintaimu."

Liana mengecup bibir Alfaz berkali-kali. Rasanya ia tak ingin waktu seperti ini cepat berakhir

Hal seperti inilah yang Liana impikan setiap waktu. Bercinta dan menghabiskan waktu bersama dengan orang yang ia cintai di atas ranjang.

"Aku juga sangat mencintaimu."

Alfaz menarik tubuh Liana dan mendekapnya erat seakan takut jika Liana akan menghilang dari hadapannya.

"Apa kita bisa bertemu lagi lain waktu?" Liana membalas pelukan Alfaz. Di dalam pelukannya, Liana merasa sangat nyaman.

"Tentu saja, kapan pun kamu ingin bertemu. Aku pasti akan datang."

Liana tersenyum kemudian menaiki tubuh Alfaz dan mulai menggoda Alfaz dengan sentuhan-sentuhan mesranya.

Alfaz sebagai seorang pria tidak akan mungkin tahan jika hanya diam saja. Menerima sentuhan seperti itu, pasti akan menimbulkan reaksi yang harus dituntaskan.

"Aku menginginkanmu lagi."

Alfaz membalikkan posisinya, sekarang ia yang berada di atas tubuh Liana.

"Lakukanlah," balas Liana yang memang masih menginginkan Alfaz.

Percintaan panas pun terjadi lagi diantara mereka berdua, hingga melupakan segalanya.

Padahal, tanpa mereka tahu, Juan sudah berdiri di depan pintu kamar sejak 15 menit yang lalu dan itu membuat Juan kesal. Ia tak suka di buat menunggu.

"Mintalah kunci kamar ini!" perintah Juan pada anak buahnya.

"Tapi, Tuan ...."

"Tidak usah banyak bicara! Lakukan saja apa yang aku perintahkan!"

"Baik, Tuan."

"Paksa mereka jika tidak mau memberikannya dan ancam!"

"Baik."

Anak buah Juan menunduk hormat kemudian pergi untuk menjalankan apa yang Juan perintahkan.

***
Tak butuh lama, anak buah Juan kembali dan membawa kunci yang Juan minta.

"Buka pintunya!"

Tanpa banyak bicara, anak buah Juan langsung membukakan pintu kemudian mempersilahkan Juan untuk masuk.

Juan bertepuk tangan ketika ia masuk langsung disuguhi pemandangan yang luar biasanya menurutnya.

"Juan!" seru Liana dan Alfaz bersamaan.

"Lanjutkan saja! Aku yakin kalian belum sampai klimaks."

Juan memilih untuk duduk di sofa yang ada di kamar itu sambil ancang kaki melihat Liana dan Alfaz.

"Mengganggu," ucap Alfaz.

"Lanjutkan saja, biasanya kita juga melakukan hal seperti ini bersama. Setelah kamu puas, nanti giliran ku yang melakukannya dan kamu harus melihatnya sepertiku saat ini," balas Juan santai.

"Terserah."

Alfaz berusaha tak peduli dan mengabaikan keberadaan Juan. Ia ingin melanjutkan kegiatan panasnya bersama Liana namun sepertinya Liana sudah tidak bisa untuk diajak melanjutkan karena ketakutan.

"Istriku, kamu berilah servis terbaik untuk sahabatku ini. Jangan seperti patung begitu," ucap Juan sambil tersenyum melihat wajah ketakutan Liana.

"Sial!" umpat Alfaz kesal kemudian meraih kemeja beserta celana miliknya.

"Kenapa selesai? Belum keluar kan?" tanya Juan tanpa menyaring ucapannya.

"Apa mau mu?"

Setelah selesai mengenakan pakaiannya, Alfaz duduk di kursi yang tak jauh dari tempat Juan duduk.

Liana sendiri hanya bisa menunduk ketakutan sambil memegangi selimutnya erat-erat untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Alfaz yang melihat hal itu, memerintahkan Liana untuk ke kamar mandi dan berpakaian tetapi baru saja Liana menapakkan kakinya di lantai, Juan menyuruhnya untuk duduk di tepi ranjang.

Liana tak berani menolak, ia duduk di tepi ranjang seperti yang Juan perintahkan dengan selimut yang masih melilit tubuhnya rapat.

"Good girl," puji Juan, "lepaskan selimut itu dan puaskan kami berdua!"

Ucapan Juan tentu saja mendapatkan tatapan tak percaya dari Alfaz maupun Liana.

Mereka tak mengerti, apa yang ada dipikiran Juan dan apa yang tengah Juan rencanakan saat ini.

Tentang Juan, memang sangat sulit ditebak karena semua terlihat abu-abu dan mengerikan.

Mereka takut akan terjebak didalamnya. Terjebak dalam tipu daya seorang Juan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top