Prolog

Suara Eyang Kakung menggelegar, menggema di seluruh ruangan. Ia tampak sibuk bercerita bak dalang kondang. Tangannya menggoyang-goyangkan beberapa tokoh wayang. Sesekali aku merasakan semburan air liurnya tatkala memperagakan suara-suara dalam dunia perwayangan.

Oh Em Ji! Aku berulang kali menghapus jejak hujan air liur Eyang Kakung. Bila seperti ini, aku akan berpura-pura sibuk mendengarkan permainan wayangnya, karena ia selalu menceritakan kisah yang sama. Asmara Dewi Arimbi dan Bimasena.

"Arimbi, ketulusan hatimu selama mengabdi pada keluarga kami, akan membuatmu tampil lebih cantik! Wuuuzzzz...!"

Oke! Aku hampir terjengkang ke belakang saat Eyang Kakung mengibas-ngibaskan tokoh Arimbi yang berubah cantik dengan backsound "Wuuuzzzz...!" yang mengejutkan. Kuelus dadaku, bersyukur aku berhasil berpegangan pada sisi meja sehingga adegan terjengkang gagal total.

"Berubahlah sang raksasa Dewi Arimbi menjadi cantik jelita, hingga Bimasena pun jatuh hati padanya."

Aku tersenyum mengenang semua itu seraya menatap ke luar jendela. Menatap anak-anak berlarian menggunakan seragam merah putih di lapangan sekolah.

Namaku Arimbi; wanita yang jauh dari kata beruntung. Begitulah aku mendeskripsikan seluruh diriku.

Usia yang tak lagi muda, 28 tahun. Seorang guru seni serabutan di sekolah-sekolah elite di Jakarta. Selalu sulit mengatakan tidak atau bisa dibilang aku seorang 'yes-man'. Lebih memilih berdiam diri di pojokan sambil membaca buku daripada bersosialisasi dengan sekitar. Juga, ehmmm ... terlalu baik, lebih tepatnya gampang dibodohi oleh orang yang berkamuflase sebagai sahabat.

Nama Arimbi yang Eyang Kakung sematkan padaku seolah menjadi kutukan ketidakberuntungan hidup yang kujalani. Tentu saja bukan tanpa alasan aku mengatakan hal itu sebagai kutukan. Setahuku Dewi Arimbi dalam tokoh pewayangan itu adalah seorang raksasa buruk rupa. Itu artinya, Eyang Kakung mendoakanku menjadi itik buruk rupa, ya seperti Dewi Arimbi itu. Dan benar hal itu terjadi dalam hidupku; menjadi itik buruk rupa di antara gemilangnya teman-teman di sekelilingku.

**

(23-01-2018)

Hai, selamat malam. Sesuai yang saya janjikan. Malam ini saya publish story baru. Naskah ini sedikit beda dari sebelumnya, ya. Karena ini chicklit, saya menggunakan bahasa yang lebih ringan dan fresh untuk dibaca. :)

Jangan lupa bantu vote dan comment, ya.

Terima kasih. ^_^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top