Setitik Harapan
Braak~
Suara benturan yang cukup keras terdengar di salah sudut jalan, (Name) yang tidak fokus menyetir membuat dia tidak memerhatikan jalan ketika menyetir sehingga membuatnya mengalami kecelakaan yang membuatnya tertabrak mobil.
Barang-barang berserakan di jalan, tugas miniatur (maket) yang ( Name ) buat ketika di kampus tadi hancur lebur.
(Name ) berusaha berdiri namun sayangnya kakinya terjepit tertindih oleh sepeda motor, orang-orang sekitar yang melihat hal tersebut segera membantu (Name), sementara orang yang menabrak (Name) tadi ia sudah kabur karena takut.
.
.
.
Name (Pov)
Orang-orang yang menolongku tadi menyuruhku untuk beristirahat sebentar di sebuah bangku umum yang kebetulan berada di sana.
Aku beruntung masih bisa selamat dan luka yang ku dapat tidak begitu parah hanya hanya pipi, kaki dan tangan ku yang berdarah karena tergores dari aspal.
Sebenarnya orang-orang yang menolongku tadi ingin memanggilkan ambulan dan membawaku ke rumah sakit agar aku bisa diperiksa lebih lanjut karena melihat kondisiku namun aku tidak ingin membuat kedua orang tua ku dan kakak adik ku khawatir lagi pula ini hanya luka ringan .
Aku memandangi tugas maket ku yang hancur lebur, rasanya aku ingin menangis lagi karena tugas itu dikumpulkan besok.
"Hah.... kenapa harus seperti ini "
"Sebenarnya apa yang salah dengan ku "
"Kenapa akhir-akhir ini terasa sangat berat "
Setelah cukup lama aku duduk di bangku tersebut berusaha menenangkan diriku dan beristirahat sejenak.
Aku memustuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke rumah.
Dengan menahan rasa sakit di sekujur tubuhku aku mulai mengemudikan sepeda motor dengan perlahan-lahan.
(Name Pov End )
.
.
.
RUMAH ~
"tadaima " ujar (Name) memasuki rumah dengan lesu
"Okeri...Ya ampun (Name) kau baik-baik saja ?" Ujar ibu (Name) panik melihat (Name) luka-luka.
"Aku baik-baik saja Kaa-san aku tadi tidak sengaja terjatuh karena ceroboh "
"Sebentar Kaa-san ambilkan kotak P3K"
.
.
.
(Jangan lupa sambil dengerin lagunya membaca agar dapet feel nya )
"Itta..." ujar (Name) merintih kesakitan ketika lukanya diolesi obat
"Mou...lain kali hati-hati sebenarnya apa yang terjadi hingga kau bisa terjatuh sampai seperti ini "
"Gomen... Kaa-san demo daijoubu " ujar (Name ) tersenyum berusaha meyakinkan orang tua nya bahwa dia baik-baik saja.
"Setelah ini Kaa-san tidak mau tau kau harus beristirahat "
"Kau tidak perlu memaksakan diri hingga seperti ini "
"Jika kau butuh sesuatu tolong katakan (Name) " ujar Ibu (Name) berusaha menahan air matanya
"Kaa-san "
"Tidak apa-apa sesekali kau bergantung kepada orang lain"
"Kaa-san tau kau selama ini berusaha keras agar tidak mengecewakan Otou-san, tapi jika kau lelah kau boleh mengatakannya "
"Kau tidak perlu memendamnya sendiri, sesekali kau boleh sedikit egois, karena selama ini kau selalu mengikuti keinginan Tou-san dan Kaa-san "
"Kaa-san.. hiks... gomen... hontou ni... gomennasai.... hiks.... "
Pecah sudah tangisan (Name), hancur sudah dinding pertahanan yang dibangun oleh (Name) ketika mendengar perkataan ibunya karena memang sejujurnya (Name) sudah lelah dan sangat ketakutan jika tidak bisa menjadi yang seperti diharapkan oleh orang tuanya.
Yukimura Miharu yang melihat hal tersebut ia berusaha memeluk (Name) dengan lembut berusaha menenangkan (Name) yang masih menangis, sejujurnya selama ini Yukimura Miharu diam-diam ia terkadang megawasi (Name) , ia selalu melihat (Name) ketika sedang mengerjakan tugas-tugasnya tersebut hingga larut malam.
Ia selalu berpikir apakah (Name) baik-baik saja?, apakah ia sudah tidur ?, apakah hari ini ia sudah cukup istirahat ? , apakah ia terlalu memaksakan dirinya lagi ?.
Pikiran-pikiran itulah yang selalu terpikirkan olehnya ketika ia melihat mata panda yang cukup hitam di kelopak matanya,dan senyuman ceria selalu menghiasi wajah pucatnya.
Terkadang Miharu merasa tidak tega melihatnya, Miharu juga pernah menanyakan Zen kenapa ia memaksa Miharu untuk melanjutkan usahanya itu.
"Aku hanya ingin ia belajar bagaimana cara mengatasi hal sulit karena aku lihat ia terlalu penurut dan terlalu pemaaf "
"Dan aku ingin ia menjadi anak yang bisa menjadi tegas sedikit dan bisa menghadapi situasi apapun ke depannya "
Itulah kira-kira jawaban Zen yang katakan kepada Miharu, Miharu tidak bisa berkata-kata setelah mengetahui alasan sebenarnya selain menyuruh (Name) untuk melanjutkan usahanya nanti setelah lulus.
Namun hanya satu yang mengganjal di pikiran dan hati Miharu, yaitu setiap orang memiliki batas kemampuan masing-masing, hal itu yang membuat Miharu takut jika suatu saat karena hal tersebut ia akan kehilangan (Name).
.
.
.
Sembari membelai surai (Name ) dengan lembut Miharu membisikkan sesuatu kepada (Name) yang tertidur di pangkuannya karena kelelahan akibat menangis.
"(Name) kau sudah berusaha keras, jadi jangan menyerah Kaa-san akan selalu mendukungkmu "
" maafkan Tou-san karena sudah terlalu keras kepadamu "
"Kaa-san yakin kau pasti bisa melewatinya "
.
.
.
(Name) perlahan-lahan membuka matanya, ia mengamati sekeliling sembari mengumpulkan kembali nyawanya.
Name Pov
"Dimana ini... oh... iya ini kamarku "
"Sebentar..... kenapa aku tiba-tiba bisa di kamar "
"Bukankah tadi...."
"Ahh... aku rasanya malu sekali "
TOK...TOK...TOK~
"Nee-san apakah kau sudah bangun ? "
"Ah.... iya aku sudah bangun !!! "
"kalau begitu cepat keluar makan malam Kaa-san sudah menunggu "
" Baik tunggu sebentar aku akan kesana"
Aku pun bersiap untuk turun ke bawah, ketika sesampainya di bawah aku melihat kakak,adik dan Kaa-san menungguku dan mereka menyambutku dengan hangat.
"Ah... melihat mereka tersenyum begitu membuatku bersemangat kembali"
Ketika aku mulai berjalan mendekat, kakak dan adik ku yang melihat luka-luka ku, mereka langsung memborbardir ku dengan pertanyaan.
Hal itu membuatku ingin tertawa, ya aku tau mereka khawatir kepadaku ,tapi melihat eksperi mereka ketika membordir ku dengan pertanyaan terlihat sangat lucu bagiku ku.
Kami pun makan bersama, melihat mereka berbincang bersama dan bersendau gurau bersama serta melihat senyuman yang terus terukir di wajah mereka, membuatku berfikir sungguh beruntungnya karena memiliki keluarga yang sangat perhatian kepadaku.
"Perasaanku menjadi sangat tenang dan damai"
Mungkin ini yang dimaksud dengan perkataan Mitsuki.
"Jika lelah ingatlah orang yang berharga bagimu "
Setelah selesai makan malam aku membersihkan badanku dan kembali ke kamar ku, untuk membuat ulang maket dan gambar yang sempat di revisi.
.
.
.
Ketika aku sedang fokus membuat maket tiba-tiba saja adikku dan kakak ku mereka datang ke kamarku.
"Nee-san kenapa belum tidur ini sudah hampir larut malam "
"Ah... iya sebentar lagi aku akan tidur " jawabku tertawa canggung.
"Apa perlu aku bantu ?"
"Itu tidak perlu Aruta-Nii, aku bisa melakukannya sendiri lagi pula sebentar lagi selesai "
"Sudah kau tidak perlu malu-malu " ujar Aruta mengacak lembut surai ku membuatku sedikit malu.
"Itu ide yang bagus aku juga akan ikut membantu "
"Ah... mou kalian berdua aku bukan anak kecil lagi " ujar ku menggembungkan pipi
Aku jadi merasa tidak enak dengan mereka berdua karena membantuku menyelesaikan tugas.
Setelah tepat jam dua belas malam akhirnya tugas maket ku selesai tinggal tugas revisi gambar.
Aku menyuruh mereka untuk beristirahat karena aku tidak ingin mereka kelelahan.
.
.
.
Sebelum mengerjakan tugas revisi gambar aku beristirahat sebentar sambil mengecek ponsel ku dan ternyata Mitsuki mengirimkan sebuah pesan
Mitsuki
(Name) apakah kau sudah tidur ?
Name
Aku belum tidur kenapa mitsuki ?
Mitsuki
Tidak apa-apa, bagaimana dengan tugas mu apakah sudah selesai ?
Name
Belum masih kurang setengah nya TvT
Mitsuki
Sama aku juga, mau membuat nya bersama ?
Name
Caranya ??
Mitsuki
Lewat telepon, jadi kita tidak akan tertidur
.
.
.
Kami pun akhirnya mengerjakan tugas sembari terkadang mengobrol bersama, dan jika salah satu dari kita ada yang mulai mengantuk dan hampir tertidur akan saling mengingatkan agar tidak tertidur.
Dan jika salah satu di antara kita mulai lelah, kita akan menyemangati satu sama lain.
Tak terasa hingga pukul lima pagi kami mengerjakan tugas bersama dan akhirnya kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas tepat waktu bersama.
Karena kuliah akan dimulai pukul sembilan pagi kami memutuskan untuk tidur sebentar hingga jam tuju sebelum mulai berangkat ke kampus.
Ketika mengerjakan tugas bersama Mitsuki, aku menjadi tersadar jika aku tidak sendirian, ada teman yang mengalami hal sama dengan ku.
Name Pov End
Semenjak saat itu (Name) dan Mitsuki selalu mengerjakan tugas bersama dan saling menyemangati satu sama lain, berkat hal tersebut (Name) mulai bisa mengikuti pelajaran nya sedikit demi sedikit berkat bantuan Mitsuki hingga (Name) dapat bertahan sampai sekarang di kampus ini.
Semenjak itu (Name) menjadi tersadar bahwa ia tidak boleh menyerah,ketika lelah ia boleh mengatakan lelah tapi setelah itu bangkit lagi dan tidak boleh sekalipun untuk menyerah.
Flasback Off
.
.
.
"Hah.... akhirnya kelasnya selesai " ujar Mitsuki menghela nafasnya lelah meregangkan tubuhnya di bangku kelas.
"Ppfftt... ada apa ini seperti bukan dirimu saja Mitsuki "
"Ah... kau benar " ujar Mitsuki tersenyum.
"Hhhhmm... (Name ) ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu " ujar Mitsuki tiba-tiba menatap serius wajah (Name)
Bersambung......
See u next chapter.......
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top