Bab 50

[Jangan lupa follow, vote and Coment]

Love dulu buat part ini ♥️

Selamat membaca kesayanganku 💜

Mau sampai bab berapa nih?

Pusing aku... aku lagi agak nggak enak badan.. jadi santai

***

Kamu adalah mimpi terindah di hidupku.

***

Selesai berbincang dengan Aurel, Zara kembali ke kamar untuk sholat Dzuhur. Lalu berganti baju dan merebahkan diri di kasur. Ia teringat jika belum membuat status hari ini, ia mengambil ponselnya di dekat kasur. Tadi ia tidak membawa ponsel ke rumah sakit. Namanya juga lagi buru-buru takut perutnya kenapa-kenapa, mana sempat kepikiran bawa ponsel.

Zara terkejut mendapati Arga menghubunginya, ia mengurungkan niatnya untuk membuat status. Apakah dia tidak bermimpi atau berhalusinasi? Bukan hanya panggilan pria itu juga mengiriminya pesan. Zara menepuk pipinya untuk meyakinkan hal itu. Ini sebuah keajaiban.

Aku ingin mencintaimu tanpa lelah, meski waktu dan jarak memisahkan kita. Aku merindukanmu, Zara....

Zara menangis membaca pesan itu. Ternyata Arga tidak mengabaikannya. Ia mencoba menghubungi Arga, semoga saja masih bisa. Kejadian ini sangat langka dan patut di catat di rekor muri Indonesia.

Panggilan pertama tidak ada jawaban, Zara melakukan sekali lagi. Ia memejamkan mata berharap Arga mengangkat. Ia hanya ingin mendengar suara pria itu, apakah itu sulit?

"Assalamualaikum Zara." Mau tidak mau tangis Zara pecah. Suara yang sangat dirindukannya akhirnya bisa ia dengar.

"Waalaikumsalam mas."

"Kangen mas Arga..." Zara menghapus airmatanya, tidak ingin larut dalam kesedihan. Seharusnya ia senang bisa berbicara dengan suaminya.

"Mas juga kangen kamu, tadi mas-" Balas Arga yang dipotong Zara.

"Bentar mas ulangin."

"Maksud kamu apanya yang diulang?" Arga bingung padahal tadi ia belum selesai berbicara.

"Mau aku rekam, mas ulangin ya ucapan yang tadi." Zara dapat mendengar suara tawa dari sebrang sana.

"Kamu memang tidak pernah berubah unik seperti biasa."

Arga jadi rindu dengan tingkah aneh Zara. Itu bisa menjadi hiburan tersendiri untuk dirinya. Sekarang ia hanya bisa memandangi foto Zara ketika rindu. Berat sekali rasanya, padahal dulu setiap dia dapat tugas diperbatasan ia biasa saja. Arga menarik napas lalu menyenderkan diri di kursi. Tadi ia pamit sebentar untuk menghirup udara segar. Bahkan luka yang ia terima di lengan dan perutnya tidak sesakit luka di hatinya yang harus berpisah dengan istri dan anaknya.

"Biar kalau aku kangen bisa denger suara mas bilang kangen sama aku. Nungguin telpon dari mas lama banget." Arga terdiam mendengar itu. Istrinya pasti kesepian tanpa dirinya.

"Mas rindu kamu Zara. Maaf keadaan yang tidak bisa buat mas menghubungi kamu."

"Karena mas tampan aku maafkan." Arga tertawa, sudah lama sekali ia tidak menerima candaan seperti ini. Meski hanya via suara rasanya menyenangkan sekali.

"Ganti video call saja ya. Mas mau lihat wajah kamu."

"Siap komandanku..."

"Tadi kamu habis dari mana nggak angkat telpon mas." Ujar Arga sambil melihat wajah cantik yang berada di layar ponselnya.

"Ke rumah sakit."

"Ada apa? Kamu sakit?" Tanya Arga khawatir.

"Tadi perut aku nyeri-"

"Nyeri? Kamu nggak papakan? Anak kita bagaimana?"

Arga panik, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Itu rasanya sungguh menyakitkan. Tidak bisa melakukan apapun untuk orang yang kita cinta. Disaat dia sedang kesulitan. Arga merasa seperti orang yang tak berguna.

"Tenang mas kata dokter wajar soalnya janin mengalami perkembangan."

"Alhamdulillah, maaf ya tidak bisa menemani kamu ke dokter." Ujar Arga sedih. Zara berusaha menahan air mata. Ia tidak boleh ikut menangis.

"Nggak papa mas."

"Mas tau nggak kata dokter mas harus nyiapin 3 nama!"

"3 nama banyak sekali? Buat anak siapa Zara."

"Buat anak kita dong masa anak kucing." Ujar Zara gemas. Suaminya itu memang sangat mengemaskan kalau sudah kebingungan, tidak terlihat seperti komandan militer yang tegas.

"Maksud kamu?"

"Kata dokter ada 3 bayi di perut aku."

"Apa? Tiga?" Mata Arga berkaca-kaca, airmatanya mengalir tanpa ia bisa tahan lagi.

"Loh kok mas nangis. Cengeng banget sih."

"Mas merasa menjadi suami yang jahat meninggalkan kamu sendirian disana mengurus tiga anak. Astaga Zara tiga anak, ini benar-benar mimpi." Arga terkejut, ini pengalaman pertamanya menjadi ayah dan ia harus meninggalkan istrinya dengan tiga orang anak. Arga merasa dirinya seperti seorang bajingan. Zara pantas membencinya. Ia pantas dibenci.

"Mas nggak jahat kok. Mas Arga suami baik."

"Andai saja aku bisa memilih. Aku ingin melepaskan status ketentaraan ini lalu pergi memeluk kamu sekarang."

"Mas jangan gitu. Mas harus kuat, Zara juga udah berusaha untuk kuat. Amanah harus dituntaskan mas, jangan lari dari amanah yang sedang mas emban sekarang."

Zara tidak ingin Arga benar-benar melakukan apa yang telah ia ucapkan. Zara tidak boleh egois, meski ia sangat menginginkan Arga kembali pulang secepatnya. Ia tidak ingin Arga di pandang rendah karena meninggalkan tugas. Cukup ia saja dipandang rendah karena ayahnya seorang koruptor.

"Terimakasih sayang. Mas bangga sama kamu. Mas yakin kamu akan jadi ibu yang baik itu anak-anak kita."

"Aammiin, mas juga ya."

"Mas disana nggak nakalkan? Nggak deket-deket sama cewek lain?" Inilah hal yang ingin Zara pendam selama tiga bulan lamanya.

"Kalau mas jawab iya kamu marah, kalau mas jawab enggak pasti kamu nggak percaya." Balasan Arga membuat muka Zara cemberut.

"Mas kok jawabnya gitu."

"Habis kamu nanya terus. Percaya sama mas, buat mas cukup kamu seorang."

"Masa!!" Goda Zara.

"Daripada kamu simpenanya banyak."

"Mana ada mas suka ngibul ya."

"Mau mas sebutin satu-satu?"

"Let's see."

"Jenum, yeyun, jongkok, rawon, terus siapa lagi itu mas lupa."

Zara tertawa mendengar nama-nama yang disebutkan Arga. Astaga suaminya itu lucu sekali. Sok tahu tapi salah. Arga lagi nyebutin pacar online nya tapi sayang tidak bisa. Malah jadi nama yang aneh-aneh.

Pasti Arga hanya mengingat sekilas. Ketika ia meracuni pria itu Korea. Ia jadi ingat masa-masa ia menceritakan tentang idol Korea, mulai dari nama, sifat, Hobby dan lain-lainnya. Arga tidak menanggapi hanya berkata oh, Hem, iya, trus apa hubungannya sama mas. Hal yang membuat Zara jengkel.

"Mas belajar ngomong dulu baru nuduh. Nih yang bener itu Jaemin, jaehyun, Jungkook, Roo won, dan kawan-kawan. Gitu aja nggak bisa." Ledek Zara.

"Ya itulah. Susah sekali namanya."

"Mas beneran nggak selingkuhkan?"

"Enggak sayang. Dosa tahu nggak, nanti mas masuk neraka cuma gara-gara selingkuh. Jangan negatif thinking terus ya kasihan si kecil."

"Ampun bang jago."

"Mas nanti aku kirimin foto USG Triplet mau nggak?"

"Mau dong, masa enggak kan aku yang buat."

"Mesum."

"Hahahaha..mas jadi tambah kangen kamu."

"Sini peluk kalau kangen."

Mereka menghabiskan tiga puluh menit untuk menelpon. Karena Arga harus segera kembali ke posko. Pria itu tidak bisa lama-lama di kota. Zara menutup panggilannya dengan enggan. Rindunya sedikit terobati bisa mendengar suara Arga.

Zara memutar rekaman suara Arga yang mengatakan rindu padanya. Airmata Zara menangis lagi tanpa ia bisa tahan. Astaga kenapa ia jadi cengeng sekali. Ia harus kuat, ia sekarang sudah mau menjadi ibu tiga anak. Kalau dia saja tidak bisa dewasa bagaimana ia akan mendewasakan anak-anaknya nanti.

Hari ini terasa menyenangkan, dibeliin martabak, mendapat perhatian dari orang sekitar, diberikan 3 anak oleh Tuhan dan di telpon Arga. Tidak ada yang lebih indah dari nikmat. Ia harus pandai bersyukur, ada yang nasibnya lebih buruk lagi darinya.

Kemudian Zara tertidur dengan nyenyak. Suara Arga yang mengucapkan rindu menjadi lagu penghantar tidur untuknya. Lelahnya sirna seketika.

****

Gimana bab ini?

Semoga suka ♥️

Ada yang mau di sampaikan ke Arga?

Ada yang mau disampaikan ke Zara?

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Semakin dikit semakin lama wkwkwk 😝

Info spoiler Instagram @gullastory

Buat kalian yang baca cerita ini bisa tag aku di insta story' @wgulla_

FOLLOW INSTAGRAM KARAKTER CERITA AKU (Role Play)

@arganta.anggara | Arga
@zarashlla_ |Zara
@tiarafebriani53 | Tiara
@diirawan05 | Dirga
@ilham.juangp_ | Ilham
@aiin.prmthaaa | Iin

INSTAGRAM AUTHOR
wgulla_

Info update Instagram @gullastory

Istri sahnya Lee min ho
Gulla

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top