Bab 28

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜

Love dulu buat part ini ♥️♥️

***

Arga masuk ke dalam mobil. Ia baru saja selesai melakukan apel sore di markas bersama tentara lainnya. Sekarang ia akan pulang ke rumah untuk istirahat.

Drtt..Drttt..Drtt

Getaran ponsel di saku celana membuatnya mengurungkan niat untuk menjalankan mobil. Arga membiarkan mesin mobilnya menyala. Keningnya berkerut melihat nama "Aji" tertera di layar ponselnya. Aji merupakan sahabat dekatnya ketika SMA sekaligus wakil ketua kelas. Mereka baru kemarin berhubungan lagi saling bertukar kabar.

"Assalamualaikum." Ujar Arga mengangkat panggilan.

"Waalaikumsalam, lagi dimana ga?"

"Di markas."

"Bisa mampir bentar ke cafe rain nggak?"

"Ngapain?"

"Nongkrong lah sama anak-anak, lumayan nih banyak yang dateng sekalian bentuk panitia reuni buat reunian tahun ini. Bisakan?" Kalau sudah begini Arga mana bisa menolak.

"Oke, kirim alamatnya."

Arga mendesah mematikan panggilannya. Setelah mendapat alamat cafe dari Aji, ia langsung melajukan mobilnya menuju tempat. Tubuh Arga lelah, namun ia tidak enak menolak ajakan temannya. Karena Aji dulu banyak sekali membantunya ketika SMA. Arga sering sekali ikut perlombaan baik olimpiade, paskibra, pramuka, dan beladiri sehingga ia ketinggalan pelajaran, Aji-lah yang meminjamkan buku catatan untuknya.

Hanya butuh waktu lima belas menit bagi Arga untuk tiba di Cafe tersebut. Setelah memarkirkan mobilnya, ia masuk ke dalam Cafe. Matanya celingukan mencari keberadaan Aji. Arga nampak mencolok dengan baju loreng yang melekat di tubuhnya.

Sosok pria mengenakan kemeja abu-abu melambaikan tangan pada Arga untuk mendekat. Pria itu adalah Aji. Ternyata banyak sekali yang datang, berjumlah 8 orang. Mereka semua adalah teman satu kelasnya.

"Akhirnya Arga bisa kumpul bareng sama kita." Ujar Aji senang, mengingat Arga satu-satunya teman mereka yang tidak bisa ngumpul bareng karena tugas di perbatasan.

Arga hanya tersenyum kecil mendengarnya.

"Mau pesen apa ga?" Tanya Aji kembali.

"Samain aja." Aji mengangguk lalu memesan pada pelayan.

"Wah Leni seneng nih ada Arga." Sahut Arum di sela-sela percakapan. Hal itu membuat Arga tak sengaja menangkap sosok Leni yang tak jauh darinya. Ternyata yang wanita itu katakan dulu benar, jika mereka teman satu kelas.

"Baru inget gua kalau Arga ini kan cinta pertama Leni dulu."

Arga terkejut mendengar itu. Apa maksud perkataan Reno? Leni disana nampak salah tingkah karena di goda temannya. Dulu hampir seluruh teman-temannya di kelas tahu itu, tapi sayangnya Arga memang tidak peka dan tidak peduli.

"Nggak usah kaget, ga. Lagian ini udah jadi rahasia umum. Lu aja yang dulu nggak peka banget. Si Leni juga udah nikah juga. Gua denger lu mau nikah dalam waktu dekatkan?"

"Iya. Minta doanya biar dilancarkan."

"Pasti! Jangan lupa undang kita-kita." Arga hanya mengangguk, lalu mereka kembali mengobrol tentang banyak hal mulai dari pekerjaan, mengenang masa SMA dan membahas reunian tahun ini.

Arga berusaha mengabaikan kenyataan bahwa Leni pernah jatuh cinta padanya dulu ketika SMA.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, akhirnya acara selesai. Ketika hendak membayar awalnya agak ribet karena mencari pecahan kembalian, jadilah Arga mengusulkan untuk membayar semuanya. Ia tidak ingin lebih lama lagi disini hanya karena bertengkar masalah uang yang tidak seberapa.

"Arga." Sapa Leni ketika ia akan menuju mobil.

"Belum pulang?" Tanya Arga berbasa-basi, melihat hanya Leni yang masih di Cafe sedangkan yang lain sudah lebih dahulu pulang.

"Masih nunggu jemputan," ujar Leni. Sebenarnya ia sudah di jemput. Ia berharap Arga menawarinya tumpangan atau paling tidak mau menemaninya sebentar disini.

"Kalau begitu hati-hati." Ucapan dingin Arga membuat Leni terpaku.

Punggung tegap itu menjauh dari pandangannya. Sebelum Arga akan masuk ke dalam mobil, Leni mengejarnya setalah mempertimbangkan hatinya. Paling tidak ia harus mengungkapkan perasaannya selagi Arga belum menikah dengan Zara, tak perduli apapun yang terjadi nanti. Walau ia harus memalukan dirinya sendiri.

"Arga." Pria itu berbalik ketika namanya disebut. Ia menatap Leni bingung.

"Ada yang ingin aku sampaikan."

"Katakan saja.."

"Aku mencintaimu, dari dulu hingga sekarang." Arga terdiam mendengar itu, pantas saja ia selalu merasa aneh dengan tatapan yang Leni tunjukan untuknya.

"Maaf, saya tidak bisa membalasnya." Balas Arga dingin.

"Kenapa? Apa karena ada Zara? Atau suamiku? Kita bisa diam-diam menjalin hubungan." Usul Leni dengan penuh tekad.

"Saya tidak bisa membalas, karena kamu bukan orang yang saya cintai. Hati saya hanya mampu mencintai satu wanita, yaitu Zara."

"Lebih baik kamu mencintai pasanganmu sendiri, jangan cintai pasangan orang lain." Ucap Arga tegas seakan tak memberi celah pada Leni untuk berharap.

Setelah mengatakan itu Arga pergi masuk ke dalam mobil tanpa menatap Leni sama sekali.

Leni terdiam, ia tersadar jika ia kalah. Perasaannya hanyalah rasa yang tak akan pernah terbalaskan. Arga tidak pernah mencintainya dulu maupun sekarang. Tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan. Ia harus melepas Arga dengan ikhlas.

***

Arga menghela napas, kemudian melajukan mobilnya keluar Cafe. Menjelang pernikahannya dengan Zara, selalu saja ada masalah. Kemarin video viral, hingga dirinya yang anti media harus ikut terekspos, sekarang Leni yang tiba-tiba menyatakan perasaan. Arga tak habis pikir dengan Leni yang malah mengajaknya melakukan perselingkuhan.

Memang wanita itu kira Arga ini pria apa? Ia bukanlah laki-laki rendahan yang akan melakukan hubungan hina itu. Pacaran saja ia hindari apalagi perselingkuhan.

Mobil Arga melenggang dengan lancar, karena jalanan sepi. Paling tidak ia bisa cepat sampai rumah. Beginilah enaknya tinggal di daerah jauh dari perkotaan, tidak ada macet. Arga menurunkan kaca mobil membiarkan angin malam masuk.

Suasana yang tadi hening tiba-tiba menjadi ramai. Kening Arga berkerut melihat gerombolan motor datang dari kaca spion mobil. Gerombolan motor itu seperti Genk motor. Ia berusaha untuk tidak peduli, karena mereka tidak mungkin mengganggunya.

Arga menginjak rem mendadak, mobilnya dikepung oleh motor-motor itu. Ada apa sebenarnya? Perasaan ia tidak punya musuh? Apa mereka perampok? Tapi kenapa jumlahnya belasan orang pria.

"Turun!!" Ucap salah satu dari mereka.

Baru saja Arga turun dari mobil, tubuhnya menerima serangan mendadak. Arga reflek menghindar menjauh. Para penyerang itu tak menyerah, mereka berusaha menyerang Arga dari sudut manapun.

Arga berdiri di tengah kepungan mereka. Ia jadi teringat Zara kemarin yang dikepung teman-temannya. Pasti gadis itu ketakutan, Arga tersenyum kecil mengingatnya, lalu dengan cepat menghapus bayangan itu. Ia sedang tersudut bukan waktunya memikirkan Zara.

Arga mencoba menangkis beberapa pukulan. Ia juga menarik salah satu tangan mereka menguncinya lalu melemparnya. Ia kemudian berlari naik ke punggung salah satu mereka menendang kepalanya dengan kaki. Arga mengatur napasnya, ia harus bisa melumpuhkan mereka dan kabur dari sini. Sebenarnya siapa mereka? Kenapa menyerangnya?

Salah satu dari penyerang itu maju membawa pisau begitu juga lainnya. Hal itu membuat Arga khawatir, ia harus hati-hati atau akan mati. Arga memegang tangan lawannya melintirnya hingga pisau itu jatuh, namun dari belakang ia merasa ada yang mendekat kakinya reflek memberikan tendangan.

Srtt..

Bagian kanan perutnya tergores pisau. Arga tak mampu menangkis serangan dari sisi lain. Darah keluar dari sudut bajunya yang sobek. Arga kemudian melayangkan tinju dan menendang mereka hingga jatuh. Ia berdiri sambil menahan darah yang mengalir dari perutnya.

"Siapa kalian sebenarnya? Jika kalian ingin mobil dan uangku ambilah." Ucap Arga, baginya harta itu tidak penting. Ia lebih mencintai dirinya sendiri.

"Yang kami inginkan kematianmu!" Kening Arga berkerut, ia masih siaga jika ada salah dari mereka menyerangnya. Kematian? Apa maksud mereka?

"Siapa yang menyuruh kalian?" Mereka tidak menjawab, namun balik menyerang Arga. Sekuat tenaga Arga mencoba menangkis, ia harus bertahan dan tidak boleh mati.

Bugh!!

Sebuah helm di lempar mengenai salah satu orang yang menyerang Arga.

"Pergi atau Gua telpon polisi!!" Arga mengalihkan perhatiannya melihat lima pemuda yang datang ikut menyerang. Arga bersyukur dengan kehadiran mereka yang menyelamatkannya. Arga hanyalah manusia biasa, walau ia mampu melawan mereka bukan berarti ia bisa mengalahkan mereka, kondisi tubuhnya sedang tidak baik. Untungnya ancaman dari Yudistira berhasil membuat para penyerang itu pergi.

"Om nggak papa." Ujar Arjuna sambil mendekati Arga. Sedangkan Nakula dan Sadewa membantu Arga masuk ke dalam mobil.

"Cuma tergores aja. Untung kalian dateng. Memangnya kalian darimana malam-malam begini?"

Skakmat!

Bima langsung salah tingkah begitu juga yang lain. Arga tidak boleh tahu jika mereka habis balapan liar, bisa-bisanya ayahnya -Pangeran pasti akan marah. Apalagi ibunya tidak akan tanggung-tanggung mengurung mereka agar tidak keluar malam.

Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa merupakan saudara sedarah. Yudistira anak pertama, Arjuna dan Bima adalah kembar tidak identik, sedangkan Nakula dan Sadewa kembar identik. Mereka dikenal sebagai Pandawa Lima Squad.

"Habis nonton Avangers di bioskop." Yudistira sebagai anak pertama langsung tanggap, karena biasanya ia yang akan paling banyak terkena omelan.

"Oh." Hanya itu yang Arga katakan namun membuat kelima cowok itu lega. Beruntungnya punya om yang irit bicara dan tidak kepo.

"Mau dianter ke rumah sakit om? Biar Bima yang nyetir." Arga mengangguk karena ia yakin lukanya butuh di jahit. Padahal baru kemarin ia masuk rumah sakit, sekarang ia harus terluka lagi.

Kejadian hari ini sangatlah aneh. Untungnya dia berhasil selamat dan juga mengingat salah satu plat nomer yang menyerangnya. Ia akan menyelidikinya nanti.

Arga jadi penasaran siapa dalang di balik semua ini? Apa Leni yang melakukannya, mengingat ia baru saja menolak wanita itu tapi rasanya tidak mungkin bukannya Leni menyukainya jadi tidak mungkin menyakitinya. Apa motif dibalik peristiwa ini?

***

Gimana part ini?

Semoga suka ♥️

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Yuhu Dateng bawa lima Pandawa 😂😂 kagetkan..

Buat kalian yang baca cerita ini bisa tag aku di insta story' wgulla_

FOLLOW INSTAGRAM KARAKTER CERITA AKU (Role Play)

@arganta.anggara | Arga
@zarashlla_|Zara
@diirawan05 | Dirga
@ilham.juangp_ | Ilham
@aiin.prmthaaa | Iin

INSTAGRAM AUTHOR
@WGULLA_

Love you ♥️

Salam

Gulla
Istri sahnya Lee min ho ♥️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top