Bab 24

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜

Follow wgulla_ hayo siapa yang udah baca cerita aku tapi belum follow 😭😭

Love dulu buat part ini ♥️♥️ ♥️

*****

Zara baru saja selesai bimbingan,
ketika ia berjalan keluar dari ruang dosen. Ia merasa aneh, dengan orang-orang yang mengamatinya dan membisikkan sesuatu. Zara mengecek penampilannya, perasaan tidak ada yang salah. Bajunya juga tidak terbalik.

Zara memberanikan diri, menghampiri dua orang cewek yang terang-terangan mengamatinya. "Lu ada masalah apa sama gua? Nggak usah pake acara ngeliatin gua kek gitu!"

"Nggak ada kok kak," lalu mereka pergi terburu-buru.

"Dasar aneh!"

Zara menyalakan ponsel, ia belum mengecek notifikasi hari ini karena sibuk menyiapkan draft skripsi untuk di koreksi. Baru saja ia membuka Instagramnya sudah dipenuhi pemberitahuan begitu juga dengan WhatsApp. Ada apa ini?

Tiba-tiba nama Tiara muncul di layarnya. Zara langsung mengangkatnya.

"Zar, cepet ke kantin gua mau cerita. Gila! Lu Viral Zar!" Mendengar itu Zara langsung mematikan panggilan, sambil berjalan ke kantin. Ia membuka komen-komen yang mampir di Instagramnya.

Matanya membulat membaca komen-komen pedas itu. Ada apa ini? Dasar netizen +62!

Oalah ini toh cewk gila yang viral itu.

Mungkin dia pshyco sampe mukulin tentara

Pasti kebanyakan dimanja bapaknya yang bupati itu jadi ngk punya sopan-santun.

Zara tidak cukup berani membaca komentar lagi. Ia langsung mematikan kolom komentar. Kadang melakukan hal itu bukan karena kita salah, tapi ketika kita diserang tiba-tiba tanpa tahu apa kejadian. Ini namanya pembunuhan karakter. Pasti ada berita yang menyudutkannya hingga banyak netizen yang mampir di Instagramnya.

Kejam! Ia bahkan tidak sama sekali diberi ruang membela diri, malah sudah lebih dahulu diserang dengan berbagai komentar jahat seperti ini.

"Zar, sini gua kasih liat!" Suara teriakan Tiara membuat Zara sadar. Untunglah kantin sepi, karena ini masih pagi dan mahasiswa sedang dalam kelas mengikuti mata kuliah.

Zara berlari langsung duduk di sebelah Tiara. Ia menutup mulutnya terkejut melihat videonya yang menyerang Arga di supermarket waktu itu. Namun yang membuatnya shock adalah headline dari berita di salah satu akun Instagram Lambe Gosip itu.
'ANAK BUPATI MELAKUKAN PENYERANGAN TERHADAP TENTARA, YANG MERUPAKAN ANAK DARI KAPOLDA JATENG'

Sialan!

Padahal kejadiannya tidak seperti yang di tulis. Ia juga tidak sengaja melakukan penyerangan.

"Bukannya lu cinta ya sama Arga? Tapi kok lu serang gitu? Sadis banget, kasian Mayor Arga."

"Sebenarnya kejadiannya nggak gitu. Waktu itu gua salah paham, gua kira Arga selingkuh jadi ya gua serang eh ternyata jalan sama adik-adiknya. Coba lu jadi gua udah mau dijodohin, terus orang yang kita suka nggak ada kabar tiba-tiba nongol bareng cewek cantik sama anak kecil. Apalagi ceweknya tuh kalem banget cantik tertutup anggun nggak kayak gua. Pasti lu akan berpikiran kalau Arga itu penipu bukan? Bilang cinta ke gua eh ternyata udah punya keluarga." Tiara malah tertawa mendengar itu.

"Makannya jadi cewek jangan bar-bar kalem dikitlah."

"Kayak sendirinya kalem aja!" Sengit Zara.

"Terus ini lu mau gimana? Nggak mungkinkan cuma diam aja. Pasti bawa pengaruh buruk ke nama keluarga lu. Nih media cuma pengen cari duit aja."

"Nanti gua diskusikan sama Kapten Arga. Soalnya nyangkut paut sama nama keluarga Arga juga. Jadi lebih enak nyelesain masalah ini bareng-bareng. Biarin lah netizen nyinyir sesuka mereka, nanti kalau udah tau salah pasti diem."

"Bener juga, Zar. Mending lu makan dulu aja, buat nyiapin energi berperang sama netizen. Pasti energi lu udah habis buat bimbingan." Zara terdiam mendengar itu, jujur ia panik dan takut. Tapi mau bagaimana lagi. Ia tidak ingin gegabah seperti waktu menyerang Arga. Pergerakannya saat ini pasti diawasi orang-orang, jika ia membuat kelakuan yang buruk pasti akan ada yang memanfaatkan hal itu untuk semakin menyudutkannya.

Setelah makan ia akan menelpon Arga. Pria itu pasti tidak tahu menahu soal berita ini. Manusia batu seperti Arga apa peduli soal lambe gosip. Zara menghela napas panjang, berat sekali hidupnya. Pasti ada aja masalah yang membuat pamornya anjlok.

****

Leni menatap langit dari balik jendela mobil. Ia ingin mengunjungi rumah orangtuanya. Semenjak menikah ia jarang ke rumah. Dulu ia menikah dengan Randu hanya karena hutang. Kebetulan ayahnya adalah salah satu supir Randu. Ia baru tahu ternyata ayahnya berhutang banyak hanya untuk membiayai kuliahnya. Ia sempat menyesal karena dulu bersikeras meminta kuliah di Jogja yang biaya kuliahnya mahal.

Randu pria baik, karena telah menolong keluarganya bahkan sekarang menanggung keluarganya dan juga adik-adiknya. Usia Randu 48 tahun, mereka berbeda 16 tahun. Ia sudah berusaha mencintai Randu, namun ternyata sulit. Ia tidak bisa memaksakan perasaannya. Apalagi kehadiran Arga semakin membuatnya sulit. Ada sedikit perasaan tidak rela jika orang yang dulu ia cintai menikah dengan anak tirinya sendiri.

Leni sudah berusaha menjadi istri yang baik. Ia melayani Randu, dan mencoba mendekati Zara. Sepertinya ia salah langkah karena mengatur kehidupan pribadi Zara, ia hanya takut Zara terjun ke pergaulan bebas. Mendengar curhatan Randu yang suka mengeluh tentang anaknya membuatnya berinisiatif menjodohkan Zara. Sialnya, Zara malah semakin membencinya.

Lamunannya tersentak, ketika mobilnya mengeram dadakan. Tubuhnya berguncang hampir terbentur jendela. "Maaf Bu, sepertinya saya menabrak orang," ujar Rudi selaku —supir.

Leni keluar dari mobil untuk melihat keadaan orang yang di tabrak Rudi. Ia terkejut melihat Arga, motor pria itu remuk di bagian lampu.

"Maaf," Leni menghampiri Arga begitu juga dengan Rudi.

"Kamu tidak apa-apa?" Arga menganggukkan kepala, kakinya hanya keseleo. Ia sedikit kaget ketika tahu orang yang menabraknya adalah ibu tiri Zara.

"Saya antar ke rumah sakit terdekat, biar motornya di bawa ke bengkel sama orang suruhan saya."

"Tidak perlu—"

"Jangan tolak bantuan saya. Biarkan saya bertanggung jawab atas kesalahan saya."

"Baiklah." Arga mengalah, namun disaat Leni ingin membantu berdiri, ia menolak.

"Maaf saya tidak terlalu suka disentuh wanita apalagi ia sudah bersuami. Saya hanya berusaha menjaga." Leni tersenyum pahit menerima penolakan itu. Belum apa-apa, pria itu sudah lebih dahulu memukulnya mundur tanpa sadar. Kata-kata pria itu begitu tajam.

"Biar Pak Rudi yang bantu." Kemudian Leni memerintahkan Rudi untuk membantu Arga masuk ke dalam mobil.

Arga duduk di kursi depan berdampingan dengan Rudi. Sedangkan Leni duduk di belakang.

"Arga?"

"Iya, Bu?"

"Apa kamu tidak mengingat saya?"

"Anda ibu tiri Zara kan?"

"Bukan itu maksud saya, kita pernah satu kelas dari SMP hingga SMA." Arga terdiam sebentar lalu berpikir.

Ketika masa sekolah, Arga jarang sekali memiliki teman perempuan kecuali Erika. Karena mereka sering olimpiade matematika bersama sampai tingkat provinsi. Ia hanya mengingat orang-orang tertentu saja. Masa sekolahnya penuh dengan ambisi mulai dari kejar target rangking 1 umum, menang olimpiade matematika dan kejuaraan bela diri.

"Maaf, saya lupa."

"Nanti saya coba buka album SMA lagi. Sebelumnya nama ibu siapa ya?" Lagi-lagi Leni meringis, ia sama sekali tidak berarti untuk pria itu. Padahal dulu Arga sering menolongnya, seperti membantunya membawa buku ke ruang guru, membawa bola basket dari gudang atau menghapus papan tulis. Sepertinya Leni dulu salah mengartikan kebaikan Arga.

"Leni Ambarwati." Tepat saat itu mobil mereka tiba di rumah sakit.

"Biar saya sendiri saja Bu, nanti saya akan telpon teman saya untuk kesini."

Leni diam tak menjawab, ia membiarkan punggung tegap itu pergi dibantu Rudi. Tanpa sadar airmatanya turun, cinta pertamanya yang ia puja nyatanya tidak pernah menganggapnya ada.

***

Ilham langsung meluncur ke rumah sakit mendengar kabar Arga kecelakaan. Ketika sampai disana, ia mengeram kesal, ternyata Arga hanya keseleo biasa. Padahal ia sudah berpikir yang tidak-tidak. Meraka sedang berada di UGD. Arga hanya perlu istirahat sebentar, ia juga sekalian mengecek luka jahitan di perutnya.

"Tolong angkat panggilan ini?" Pinta Arga pada Ilham yang duduk di dekat ranjangnya.

"Kenapa tidak diangkat sendiri?"

"Kamu saja."

Ilham menaikkan alisnya melihat nama Zara.  


"Bilang saya habis kecelakaan." Lanjut Arga.

"Mau ngerjain, Zara?" Arga menyeringai, sedangkan Ilham hanya menggelengkan kepala.

"Kalau bisa buat Zara menangis histeris."

"Kejam sekali, tapi saya suka." Kemudian keduanya tertawa menjalankan misi jahat mereka.

"Halo." Ujar Ilham menjawab panggilan dari sebrang, tak lupa menyalakan loud speaker.

"Maaf saya Ilham bukan Komandan Arga."

"Kapten Arga kemana? Ini penting banget. Aku mau ngomong."

"Komandan sedang di rawat di rumah sakit. Tadi beliau habis kecelakaan."

"APA? GIMANA KEADAANNYA? APAKAH KAPTEN BAIK-BAIK SAJA? KAPTEN MASIH HIDUPKAN? HIKS..HIKS..HIKS.. POKOKNYA KAPTEN NGGAK BOLEH MATI."

Arga tak bisa menahan tawanya pecah begitu juga Ilham mereka langsung mematikan panggilan. Zara itu memang hiburan.

***

Ini nama barisan mereka 😂😂 alias genk mereka berempat. Artinya tuh pasukan yang pandai menyelinap dan membawa pesan Kematian buat musuh. Nanti aku juga mau buat scen mereka.

Gimana part ini??

Semoga suka ♥️

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Jangan lupa follow Instagram author @wgulla_ @gullastory

Love you ♥️♥️

Salam

Gulla
Miliknya Lee min ho ♥️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top