Bab 23

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜💜

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Aku tidak akan gagal, Karena jika aku gagal maka aku tidak bisa menjadi pahlawan. Bukannya kau pernah mengatakan jika aku adalah pahlawan mu.

***

Leni terdiam memandang pria yang duduk di hadapannya. Sosok itu sama sekali seperti tidak mengenalnya, padahal mereka dulu satu sekolah, satu kelas dan ia selalu duduk di belakang pria itu. Kenapa pria itu bisa disini dan melamar Zara? Kenapa harus Zara? Kenapa mereka juga dipertemukan disaat-saat seperti ini? Disaat ia sudah menikah.

"Jadi bagaimana keputusan bapak Randu, apakah menerima lamaran anak kami Arga?" Suara Arsena memecahkan keheningan.

"Saya terserah Zara, bagaimanapun ia yang akan menjalankan pernikahan ini. Sebetulnya kami berniat menjodohkan Zara dengan Rizal, tapi kemarin saya berjanji akan mempertimbangkan jika Zara memiliki pilihan lain."

"Ternyata pilihannya itu anak bapak Arsena, saya merasa tersanjung mendapat lamaran langsung dari Irjen Kapolda Provinsi Jawa Tengah sekaligus salah satu pewaris perusahaan Anggara." Arsena tersenyum mendengar itu, Jabatan dan Tahta memang tidak akan bisa membuat orang lain menolak. Awalnya Arsena enggan menggunakan itu, tapi ini demi anaknya.

"Zara, bagiamana kamu mau menikah dengan Mayor Arga?"

Baru saja Zara akan menjawab, Leni lebih dahulu memotong. "Pa, aku rasa kita harus berdiskusi lebih dahulu kepada keluarga Rizal. Bagaimanapun kita sebelumnya sudah merencanakan perjodohan dengan mereka. Aku takut keluarganya Rizal akan kecewa pada kita. Kita juga harus kasih kesempatan pada mereka."

Randu terdiam seketika, apa yang istrinya katakan ada benarnya juga. Zara cemberut melihat ayahnya yang seperti menuruti keinginan Leni.

"Bapak Randu, bolehkah saya memberikan usul?" Suara Arga menyeruak diantara diskusi Leni dan Randu.

"Boleh nak Arga."

"Sebelumnya apakah Rizal sudah melakukan lamaran resmi untuk Zara?" Tanya Arga.

"Belum, kami hanya sekedar berencana waktu itu disaat pertemuan." Arga tersenyum mendengar itu.

"Berarti tidak ada yang perlu bapak permasalahkan dengan keluarga Rizal. Karena pria itu belum melamar Zara kesini, dan Zara juga belum mengiyakan lamaran dari Rizal. Beda ceritanya jika Zara sudah dilamar lebih dahulu oleh Rizal dan ia menerimanya, maka bapak bisa menolak lamaran saya." Ucapan Arga yang lantang membuat semua orang terdiam. Leni mendesah kecewa mendengar itu, Arga seperti sosok orang asing. Pria itu bahkan enggan menatapnya. Apa Arga lupa dengan dirinya? Padahal dulu ia selalu duduk di belakang pria itu dan menjadi sekertaris disaat Arga menjadi ketua kelas.

"Saya yang lebih dahulu melamar Zara, jadi kita tidak perlu mendengarkan pendapat keluarga Rizal cukup pendapat Zara."

"Apakah Putri bapak bersedia menikah dan hidup bersama saya atau tidak?" Saat mengatakan itu Arga menatap Zara sambil tersenyum, tentu saja hal itu membuat Zara malu. Dasar Arga! Sejak kapan pria itu jadi BUCIN. Kemana perginya manusia batu yang dulu ia temui.

"Kamu benar sekali nak Arga. Saya tidak menyangka ada laki-laki baik yang mau mempersunting putri saya yang nakal ini." Zara melotot mendengar ucapan sang ayah. Apa ayahnya tidak mengaca kenapa putrinya bisa senakal itu? Semua gara-gara ayahnya yang melupakannya dan sibuk dengan pekerjaan dan istri barunya. Kenapa ia jadi dipermalukan begini?

"Pa, kita tidak bisa langsung menerima Arga. Mereka belum lama mengenal, sedangkan dengan Rizal anak kita sudah mengenal 3 tahun lamanya. Arga belum mengenal anak kita, aku takut jika Arga akan kecewa dengan sifat buruk yang Zara miliki, berbeda dengan Rizal." Bolehkah Zara menyantet ibu tirinya? Bisa-bisanya ia dipermalukan di depan calon mertua. Zara menundukkan wajah malu.

"Saya dan Zara sudah mengenal sejak saya berumur 17 tahun." Ucapan Arga membuat ruangan hening.

"Sejak Zara kehilangan ibu kandungnya saya sudah mengenal gadis kecil ini. Dia dulu selalu berada di taman dan saya menemaninya. Anak anda suka menangis disana karena terlalu merindukan ibunya." Jawaban Arga membuat Randu tertegun. Ia baru tahu hal itu, ia kira Zara tidak pernah menangisi ibunya. Karena anak itu terlihat selalu tegar.

"Bapak dan ibu terkejut bukan? Kalau ibu bilang saya tidak tahu mengenai Zara, anda salah. Saya begitu mengenal dirinya melebihi saya mengenal diri saya sendiri. Zara itu bar-bar, hobi mengumpat, suka seenaknya sendiri, tapi dia kuat dan jarang mengeluh. Saya menyukai Zara dengan caranya sendiri. Saya janji akan membimbing Zara untuk mengendalikan sifat buruknya, karena tidak ada manusia sempurna. Saya menikahi Zara bukan mencari kelebihan yang dimiliki gadis itu, tapi karena saya mencintai Zara."

"Saya kagum dengan anak bapak disaat dia hampir diperkosa, gadis itu masih bisa tersenyum. Padahal waktu itu saya hampir gila mengira Zara akan trauma, hingga saya mencari cara untuk menghibur Zara agar dia tidak trauma." Zara mendongak, ia menatap Arga tidak percaya. Apakah ia tidak salah dengar? Arga yang jarang bicara itu bisa berbicara semanis ini.

"Diperkosa?" Randu menatap Arga bingung. Ia tidak tahu kejadian ini. Ia sadar betapa jauh hubungannya dengan Zara.

"Ketika KKN di perbatasan, Zara hampir di perkosa oleh para berandal mafia disana. Untungnya saya dan teman-teman berhasil menyelamatkan Zara."

Deg!

Randu merasa gagal menjadi seorang ayah. Ia merasa tidak becus karena sama sekali tidak tahu tentang nasib buruk anaknya. Disaat anaknya terkena bahaya.

Leni menatap Arga tidak percaya, Arga yang sedingin itu bisa peduli dengan Zara yang tidak punya sopan santun. Bagaimana ini rasanya ia tidak ikhlas jika mereka berdua menikah.

"Apakah itu benar Zara?" Zara mengangguk. Jawaban itu membuat hati Randu semakin patah. Ia benar-benar ayah yang tidak berguna. Percuma ia memiliki jabatan yang bagus jika anaknya sendiri menderita.

"Maafkan ayah yang—"

"Ayah tidak perlu khawatir, Mas Arga menjaga Zara dengan baik. Dia pahlawan buat Zara." Balas Zara, ia tidak sadar mengatakan itu. Namun disaat ia melihat wajah Arga yang tersenyum sumringah, Zara malu telah mengatakan hal itu.

"Jadi bagaimana bapak Randu, apakah lamaran anak saya Arganta Xavier Anggara diterima?" Arsena menegaskan kalimatnya diantara keheningan yang terjadi. Ia tidak ingin istri kedua bupati ini mencari celah untuk menolak lamaran putranya. Melihat ketegasan Arga tadi membela Zara membuatnya yakin jika Putranya itu mencintai Zara dan tidak akan menyakiti gadis itu.

"Saya dengan tangan terbuka menerima lamaran anak bapak, tapi semua kembali lagi pada Zara. Saya serahkan itu pada Za—" belum selesai Randu berbicara, Zara lebih dahulu memotong.

"Zara mau yah. Zara mau menikah jika orang itu Mas Arga."

***

Arga dan Zara sedang duduk di ayunan taman belakang rumah Zara. Lebih tepatnya Arga mengayunkan ayunan untuk Zara. Sehabis perdebatan yang menegangkan tadi, Arga meminta izin untuk berbicara pada Zara berdua.

"Aku kira Kapten marah sama aku." Ujar Zara.

"Hanya menguji kamu."

"Jahat! Dikira sekolah apa pake ujian segala. Aku padahal semalaman nangis kayak orang gila gara-gara kapten." Arga terkekeh.

"Dasar gagak!" Arga hanya tertawa mendengar Zara mengatainya.

"Bisa panggil saya dengan sebutan yang kamu ucapkan di dalam."

"Sebutan yang mana?"

"Mas Arga?" Tebak Zara.

"Iya itu, terdengar lebih manis di telinga saya."

"Wani Piro?" Tantang Zara.

Arga menaikkan sebelah alisnya. "Kalau saya tukar dengan seluruh hidup saya bagaimana?" Jawaban Arga membuat Zara diam. Sialan! Kenapa Arga jadi doyan ngegombal? Apa pria itu kerasukan Dilan?

"Kapten kok lamar nggak bilang-bilang dadakan begitu." Zara mengalihkan pembicaraan. Bisa gila ia mendengar gombalan pria itu lebih lama.

"Saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi, bukannya kamu tidak ingin dijodohkan dengan Rizal. Saya tidak ingin itu terjadi, hanya saya yang boleh menikah denganmu."

"Makasih mas Arga mau berjuang meluluhkan hati ayah. Aku kira ayah tidak akan merestui kita." Arga tersenyum lalu berlutut di hadapan Zara menggenggam tangan gadis ith.

"Saya tidak akan gagal Zara, Karena jika saya gagal maka saya tidak bisa menjadi pahlawan. Bukannya kau pernah mengatakan jika saya adalah pahlawan untukmu, Zara."

***

Gimana part ini ♥️♥️

Semoga suka ♥️♥️

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPAT UPDATEEEE

Follow Instagram author

@wgulla_

Loveyou

Salam
Gulla
Istri sahnya Lee min ho ♥️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top