39 - Penjara Naga

"Apa ada yang melihat Euphy?" tanya Camelia saat terbangun dan teringat anak rubah tersebut.

"Euphy? Sejak kalian datang kesini, kalian hanya berempat." kata Persik yang sedikit bingung.

"Perasaan saat kita berkemah juga kau membagi tugas dua-dua, berarti sejak kapan Euphy pergi?" tanya Lilith ke teman yang lain.

Entah Neko atau Silvia, mereka sama-sama tidak sadar jika Euphy tiba-tiba menghilang.

"Anggota yang hilang memang merepotkan, tapi kita tidak punya waktu untuk mencarinya. Kemungkinan eksperimen naga Tanah api itu segera selesai di buat kelompok peneliti itu." ucapnya Persik.

"Benar juga, kita selesaikan dahulu. Ketika itu kita cari Euphy, kemungkinan dia tidak apa-apa karena hutan tidak ada naga atau binatang buas yang berbahaya." kata Neko.

Mereka semua akhirnya berangkat menuju laboratorium, 4 anggota Arkeolog kelinci gila dan 3 anggota Arkeolog cakar musang. Hanya butuh beberapa jam mereka pun sampai dideket laboratorium tersebut.

"Apa kita serang dari depan?" tanya Neko ke Persik.

Persik menoleh ke Neko, "Kau sepertinya otaknya cuma otot." kata Persik membuat Neko bingung.

"Kita lewat atap," kata Dionil rekan Persik yang sudah investigasi hari sebelumnya.

"Lebih baik kita tidak bergerombol, mari berpencar." saran Lilith.

Akhirnya tim pun dibagi, Camelia bersama Silvia, Neko dan Persik menuju atap yang dimaksud Dionil. Sedangkan Lilith bersama Dionil dan dua orang pengikut Dionil. Mereka pun masuk markas laboratorium arkeolog kristal melalui pintu masing-masing. Camelia dan yang lain lebih dulu masuk diatas kandang seekor naga, mereka semua terkejut melihat puluhan naga di kurung dan ditambah diikat dengan rantai.

"Ini mah penjara naga." kata Silvia masih merinding melihat banyaknya naga yang tertangkap.

"Bahkan bayi mereka pun tertangkap, benar-benar manusia keji." ucap Persik melihat tabung cairan biru berisi bayi naga.

Mereka pun mencari penjaga yang memegang kunci penjara naga tersebut, namun satupun tidak terlihat seseorang. Seketika robot berbentuk manusia dengan tubuh yang selimuti baja lewat dibawah Camelia dan yang lain berdiri.

"Menunduk!" bisik Neko membuat Camelia dan yang lain berhati-hati dan ikut kata Neko.

Robot itu melihat sekeliling, seperti mencari sesuatu. Suatu tempat ternyata ada yang ribut. Penjaga itu pun bergegas melihatnya. Kini lorong penjara naga sepi, Camelia dan yang lain pun turun.

"Kita lepaskan semua?" tanya Silvia.

Tanpa pikir panjang Persik sudah menyerang pintu sel yang mengurung naga. Camelia dan yang lain bergegas menghampiri sel naga yang lain.

"Apa kita tidak diserang naga?" tanya Silvia sedikit ragu dan takut melakukannya.

Ternyata setelah Persik membebaskan satu naga tersebut, naga itu pun ikut membantu menghancurkan sel lain untuk membebaskan naga-naga lainnya.

Tiittt... Mel! Mel! Cepat cari naga eksperimen naga TanahXApi! Kami sedang mengurus para robot sialan!

Suara mikropon laboratorium tersebut ternyata Lilith memberi pesan. Camelia pun segera menyelusuri lorong dan tempat lain, namun ternyata para penjaga selain robot pun berdatangan membawa tembakan plasma. Camelia dan yang lain kini juga harus bertempur didalam laboratorium sekaligus mencari naga yang dimaksud Lilith.

"Sialan, kita tidak punya banyak waktu." ucap Camelia yang bingung dan bersembunyi.

Neko dan Persik serta Silvia ternyata membawa senjata bawaan Persik yaitu Assault Rifles. Mereka saling tembak dengan penjaga.

"Aku tidak terbiasa memakai beginian !!" teriak Silvia yang selalu meleset dari target tapi membuat penjaga menunduk.

Tiba-tiba dari belakang penjaga yang menyerang rombongan Camelia dipukul habis Lilith dari belakang. Anehnya hanya Lilith yang sampai di lantai tersebut.

"Dionil dan yang lain?!" tanya Persik khawatir.

"Mereka aku tugaskan melapor ke serikat petualang, naga yang kita bebaskan itu sudah diberi obat tertentu yang membuat mereka ganas dan menyerang manusia." kata Lilith.

"Tapi mereka tidak menyerang kita saat kita membuka sel dan melepaskan yang lain." jelas Neko.

"Tidak, tidak mungkin.." Lilith bergeleng-geleng penuh kekhawatiran.

"Apa yang akan terjadi?!" tanya Camelia ke Lilith.

Sebelum Lilith menjawab pertanyaan Camelia tiba-tiba atap laboratorium hancur ditembak bola api dari salah satu naga.

DUAARRR!!!!

"Ayo cepat!" ajak Lilith segera menghampiri asal ledakan atap.

Camelia dan yang lain terpaku, mereka melihat naga sangat besar dengan tubuh yang dilapisi magma. Naga-naga yang lain berterbangan melalui pintu yang dibuat naga eksperimen tanahXapi. Sedangkan naga yang tidak bisa terbang menabrak bersama-sama pintu hingga jebol.

"Mereka semua mengarah ke kota Nirmala, apa yang kita lakukan?" ucap Persik memegang kepala penuh kebingungan.

"Tenang, aku sudah tugaskan Dionil dan yang lain. Semoga mereka sempat." kata Lilith.

"Kau mengetahui darimana?" tanya Neko.

"Ruang para peneliti,disana juga ada—" belum selesai Lilith jawab, dia teringat sesuatu dan segera berlari kembali ke ruang sebelumnya, Camelia dan yang lain mengikuti Lilith.

Sesampainya diruang tersebut Lilith melihat informasi dari tablet dan itu cara menangani obat amukan yang ada di naga-naga.

"Narkotik Bio-megastrom??!" Silvia terkejut.

Camelia dan yang lain melihat Silvia dengan tatapan berharap Silvia tahu solusi mengatasi masalah naga-naga yang kabur dari laboratorium menuju kota.

Silvia seketika berkeliling ruang tersebut, dan menemukan yang dimaksud Narkotik Bio-megastrom. Sebuah peluru jarum besar dan sebuah meriam kecil penembak jarum tersebut.

"Kita gunakan ini, tepatnya ada banyak meriam dan peluru jarumnya." ucap Silvia.

Camelia dan yang lain pun segera mengambil satu persatu senjata dan bergegas menuju pintu keluar. Sesaat akan keluar tiba-tiba mereka dikejutkan ada rombongan naga yang dinaiki manusia, naga-naga itu berwarna biru dan sebuah bendera berkibar di atasnya.

"Mereka—" ucap Neko terhenti.

Camelia dan yang lain juga terkejut karena melihat sosok Euphy, Rabbit dan Pither ikut naik diatas naga biru tersebut. Seketika didepan Camelia dan yang lain naga-naga tersebut turun.

"Arkeolog Bulan biru," ucap Neko yang tercengang dan di membuat Camelia dan yang lain ikut tercengang.

"Kawan-kawan!!" teriak Euphy sambil tersenyum dan turun dari naga tersebut menghampiri Camelia dan yang lain.

"Aku bawa bantuan," kata Euphy.

"Jumpa lagi yah Neko," ucap seseorang yang familiar oleh Neko.

"Kapten?!" ucap Neko tidak menyangka yang menyapanya kapten arkeolog bulan biru yang dulu di kenal dingin.

"Maaf-maaf datang tiba-tiba, aku kapten arkeolog bulan biru Zerrapin. Salam kenal! Kau kapten mereka bukan?" ucap Zerra ke Camelia.

Camelia pun mengangguk "Benar sekali, kami arkeolog kelinci gila dan dia kapten arkeolog cakar musang—Persik." jawab Camelia sambil menunjuk Persik.

Pasukan arkeolog bulan biru terdiri dari 15 orang dengan berbeda kemampuan. Setiap naga terdapat 2 orang, dan khusus Zerrapin dia menunggang naga seorang diri menunjukkan dia kaptennya.

"Kita tidak punya banyak waktu, para naga liar itu pasti sebentar lagi sampai di kota." ucap Persik yang merasa bertanggungjawab karena dia yang pertama kali mendapatkan Misi Platinum.

"Apa kalian butuh tunggangan?" tanya Zerra menawarkan.

Camelia justru berlari ke dalam laboratorium lagi dan melihat seekor naga yang tidak ikut naga lain menuju kota. Camelia segera membuka buku gambar penjinaknya dan mulai menggambar, setelah jinak Camelia segera terbang dan berhenti diatas rombongan Zerra dan teman-teman Camelia.

"Persik, Neko, Silvia, dan Lilith!! Naga kalian didalam, cepat ambil dan kita bergerak! Euphy dan yang lain ikut kapten Zerra dan segera evakuasi warga dikota!" teriak Camelia.

"Kapten yang mengerikan, boleh juga kemampuan mempimpinnya." batin Zerra melihat Camelia mengambil keputusan dan perintah. Bahkan Camelia tidak meminta bantuan apapun ke Zerra seolah apapun yang terjadi sudah seharusnya.

Persik dan yang lain akhirnya menunggangi naga yang sudah dijinakkan oleh Camelia.

"Gilak anak itu! 5 naga dijinakkan dalam beberapa menit, kapten yang tidak kalah mengerikan dari Zerra." batin Neko.

Kapten Zerra dan yang lain juga ikut terbang, disusul Camelia dan anggota yang lain. Kini garda depan ada 3 kapten Arkeolog : Camelia, Zerrapin, dan Persik.
Disusul belakang mereka terdapat teman-teman Camelia dan orang terpercaya kapten Zerrapin.

"STAMPEDE DIMULAI!!" teriak Zerrapin yang berada paling tengah dan membuat semuanya semangat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top