35 - Nirmala
Pelabuhan kota Nirmala telah terlihat, berkat menggunakan artefak Peta kosong—mereka dapat menemukan jalur kapal menuju kota Nirmala. Camelia dan yang lain akhirnya terbangun. Silvia dan Neko mulai membereskan barang dikapal. Mereka semua bersiap untuk menjelajahi kota Nirmala.
"Kita akan menuju gedung Serikat terlebih dahulu, kita cari informasi tentang arkeolog kristal." ucap Camelia.
"Daripada kejadian seperti di pasar terapung terjadi lagi, lebih baik kita bersama-sama dulu. Kemudian cari tempat penginapan yang cocok untuk kita." ucap Silvia.
Mereka semua setuju apa kata Silvia, mereka semua pun turun dari kapal. Melihat perumahan kuno dan toko-toko membuat mengingat dengan kota pada umumnya. Namun kota Nirmala berbeda, orang didalamnya bukanlah orang awam biasa, mereka memiliki daya tempur dan peralatan yang diluar kemampuan alat pada umumnya.
Baru setengah jalan rombongan Camelia sudah dihadang kumpulan bandit atau preman pasar. Namun rombongan Camelia hanya diam tak bergeming, mereka baru saja dari suku Morax yang suku itu kanibal, dibandingkan dengan preman pasar—itu sama sekali bukan apa-apanya.
"Kau yakin mau palak kami, om?" tanya Lilith.
Camelia dan yang lain tiba-tiba mundur, dan hanya Lilith seorang yang berhadapan dengan para preman yang berjumlah sepuluh.
"Kau budak ingusan lebih baik pulang ke ibumu, disini bukan tempat mainan bocah!" ucap bandit yang disamping.
Itu dia kelar duluan sih, berani ngomong gitu. ucap Neko lirih ke teman-temannya.
Lilith tiba-tiba melesat cepat didepan orang yang baru saja mengatainya, dengan bogeman tangan langsung mendarat ke muka orang tersebut dengan sangat keras. Semua preman terkejut karena sekali pukul orang tersebut terpental hingga sulit untuk bangun kembali.
"Oii! Bangun, aku baru sekali pukul nih!" ucap Lilith melihat orang yang baru saja dia bogem.
Semua preman langsung mengeluarkan senjata mereka masing-masing. Wajah preman semuanya menyeringai tanda mereka bakal menang jika menggunakan senjata, justru itu membuat Lilith tertawa terbahak-bahak.
"Hahahahaha-hahaha, Yaelah lawan anak kecil aja pakai senjata. Takut bogemanku yah..? Hahaha!!" ucap Lilith sambil mengepalkan tangannya seraya meledek.
Seluruh orang yang menyaksikan Lilith melawan preman-preman menjadikan orang sekitar ikut tertawa. Camelia justru sibuk melihat peta kosong yang masih sedikit terlihat, karena efek apel zamrud akan segera hilang.
"Woi Lilith segera selesaikan, kita masih banyak kerjaan nih!" ucap Camelia dengan nada kesal.
"Oke - oke, aku selesaikan segera." ucap Lilith.
"Kalian meremehkan kami ternyata bocah-bocah," ucap Preman yang berdiri paling depan.
Preman itu segera melancarkan serangan dengan pedang besarnya, namun dengan mudah Lilith menahannya dengan Belencong kembarnya dan menyerang balik. Lilith menyerang pedang besarnya hingga patah. Disusul tendangan Lilith mengenai preman tersebut hingga terpental mundur.
"Mau lanjut? Aku bunuh," ucap Lilith.
Semua orang sekitar kembali melakukan kegiatan masing-masing, suasana mencekam ketika Lilith mengatakan kata 'Bunuh'. Preman yang lain akhirnya berlarian kabur.
"Nah, sudah beres." ucap Lilith sambil nyengir senang.
Camelia menjitak kepala Lilith, "Dasar, jangan pakai kata-kata kasar." kata Camelia.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju gedung serikat para petualang seluruh dunia. Camelia dan yang lain melihat kelompok-kelompok atau Party yang kebanyakan memiliki baju kostum khusus kelompok mereka. Hanya rombongan Camelia yang datang memakai baju seadanya mereka.
"Mereka keren-keren, bahkan ada yang berbeda ras." kata Euphy kagum.
"Kau juga beda ras dengan kami," kata Camelia.
"Hehehe," Euphy menggaruk kepala belakangnya padahal tidak gatal.
Camelia menuju resepsionis, sedangkan yang lain menuju papan misi. Sesaat menunggu Camelia selesai mencari informasi, Silvia dan yang lain akhirnya keluar dari gedung serikat terlebih dahulu, mereka mencari jajanan terdekat sambil menunggu Camelia keluar dari gedung serikat.
"Teman-teman, kita segera mencari penginapan sebelum hari menjelang malam." ucap Camelia saat keluar gedung dan melihat teman-temannya sedang menikmati sate cumi bakar.
"Ayok cari," ucap Silvia sambil memberikan sate bagian Camelia.
Mereka semua berjalan menyelusuri kota Nirmala, hingga berhenti di depan suatu rumah yang biasa saja tapi belakang rumah tersebut ada sebuah gudang besar seperti kandang peternakan atau kebun rumah. Camelia dan yang lain penasaran, akhirnya mereka berjalan menuju rumah tersebut.
Diatas pintu terdapat tulisan 'Kebunku Surga tamu Nirmala'. Camelia dan yang lain seketika dibuat berpikir sejenak hingga pemilik rumah tiba-tiba keluar.
"Apa yang adek-adek cari disini?" tanya bapak pemilik rumah.
"Ini Pak, kami ada kepentingan." ucap Camelia.
"Kepentingan apa? Mencari sayur dan buah?" kata pemilik rumah yang seakan berpikir Camelia dan teman-temannya mencari buah atau sayur.
"Kami mencari penginapan." jawab Neko.
"Masuklah dulu, di pojok kebun ada ruang kosong. Mungkin kalian bisa menginap disitu gratis. Namun ada beberapa syarat yang harus kalian lakukan." kata pemilik rumah.
Mereka berjalan masuk rumah, "Oh ya lupa, saya belum memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Dwargo orang sekitar manggil 'Pak D'." kata pemilik rumah yang bernama Dwargo tersebut.
"Profesi sebelum jadi tukang kebun apa Pak? Kalo boleh tahu." tanya Silvia setelah dia melirik buah-buahan yang tidak biasa.
"Petualang, sama seperti kalian ini." ucapnya yang kemudian duduk di pinggir kebun. Kebetulan ada tempat kursi kayu khusus menjaga kebun atau tempat istirahat setelah panen.
"Boleh kami berkeliling kebun Pak D?" tanya Euphy.
"Boleh silahkan, mari yang lain ikut ke ruangan tempat menginap kalian." ucap Pak D.
Camelia dan yang lain mengikuti langkah Pak D, kecuali Euphy dan Silvia. Mereka terkejut karena ruang kosong yang dimaksud Pak D adalah ruang bekas penelitiannya. Banyak kertas dengan gambar tanaman dimana-mana ditambah resep ramuan bermacam-macam sayangnya Silvia belum masuk ruang tersebut bersama teman-temannya karena dia asik melihat berbagai jenis buah yang jarang dilihatnya.
"Silahkan pakai ruangan ini, maaf sekali aku belum sempat membereskan ruang ini. Karena ini bisa nambah pekerjaan ku sambil mengurus kebun, okeh! Saya tinggal dulu. Kalau ada apa-apa bisa masuk ke rumah saja." kata Pak D.
Camelia dan yang lain membereskan ruang tersebut hingga tersusun rapih. Kebetulan ada seprai yang sangat besar cukup untuk lima orang tidur.
Tidak berselang lama Silvia dan Euphy masuk ruang, Silvia melirik lembaran kuning dipojok ruangan. Dia menghampirinya dan benar Silvia menemukan sebuah resep dan gambar tanaman penelitian milik Pak Dwargo. Namun kali ini Silvia tidak tertarik dengan resep ramuan milik orang lain, dia fokus ke gambar buah yang berbentuk buah Oak. Euphy tiba-tiba mendekati Silvia dan melihat gambar yang dipegang Silvia.
"Bukankah itu buah Cirmizue?" ucap Euphy.
"Kau tahu buah ini?" tanya Silvia penasaran.
"Tahu dong, seluruh manusia semi binatang tahu buah ini. Buah yang dapat mengendalikan atau menjinakkan seekor binatang sekalipun itu binatang suci." kata Euphy.
Sebenarnya aku ingat gara-gara diberitahu naga palmas kecil itu, batin Euphy sambil mengingat kejadian beli apel zamrud di pasar terapung.
"Kau ambil barang itu dimana?" seketika Camelia mendekati mereka.
"Disitu tuh," ucap Silvia.
Euphy dan Camelia terkejut ada tulisan 'Misi tak terselesaikan' diatas tumpukan kertas kusam tersebut. Euphy dan Camelia saling lihat pertanda bingung merasuki pikiran mereka.
"Aku mendengar percakapan kalian barusan, mumpung kita sudah disini—berniat mencari buah itu?" tanya Camelia dengan senyum khas nya.
"Buah Cirmizue?" tanya Euphy yang dipikir itu hal mustahil.
Camelia mengangguk, "Kami ikut kapten," ucap Neko dari pojok ruangan yang lain dan yang lain juga mengangguk setuju.
"Itu buah yang must-" ucap Euphy terpotong.
"Kita tanyakan dulu ke Pak Dwargo, mungkin saja misi ini ada yang sudah diselesaikan orang lain sebelum kita kesini." ucap Silvia menyela ucapan Euphy.
Mereka akhirnya beristirahat dan beberapa juga menyiapkan makanan, ruangan tersebut juga disediakan dapur kecil dan kamar mandi.
"Rencana kita besok adalah jalan - jalan sambil mencari buah Cirmizue," kata Camelia dan langsung merebahkan tubuhnya untuk bersiap tidur.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top