25 - Kapal Nuh

Tepat hari setelah penyelesaian kapal Nuh, mereka bergegas mengemasi barang- barang keperluan mereka masing-masing. Camelia menugaskan Lilith untuk ke tempat Viona terlebih dahulu untuk mengecek kapal dan juga keamanan untuk nantinya.

"Kau tidak bawa barang banyak?" tanya Camelia ke Lilith.

"Tidak, Karena barang-barangku sebelumnya telah hilang tertimbun tanah di gua." jelas Lilith.

"Lebih baik kamu pergi dulu ke kapal, sekalian cek kondisi kapal. Kami akan menyusul sebentar lagi." kata Camelia.

Lilith pun berangkat bersama Euphy, ditemani Rabbit, Pither dan laba-laba kuning yang selalu bertengger di pundaknya. Neko awalnya juga akan menuju ke kapal, namun dicegah Camelia.

"Ada apa?" tanya Neko.

"Sebentar, aku akan bertanya beberapa. Kau kenal Euphy sejak lama bukan? Berarti kau juga tahu seperti apa anak itu bukan?" tanya Camelia tiba-tiba.

"Iya, memang apa yang Euphy lakukan?" tanya Neko.

"Dia mencuri kerang hitam milikku." ucap Camelia, seketika raut wajah Neko berubah dan segera berjalan menyusul Lilith dan Euphy. Sayangnya Camelia segera menarik tangan Neko.

"Bukan ini yang aku ingin rencanakan." ucap Camelia.

"Lalu? Kemungkinan dia masih berkomplot dengan arkeolog bulan biru. Aku harus segera menangkapnya." bantah Neko.

"Kita masih butuh navigator sepertinya." kata Silvia dari pojok ruangan.

Camelia pun berdiskusi dengan kedua temannya, kemudian mereka segera menyusul Lilith dan Euphy. Mereka merahasiakan tentang kerang hitam yang dicuri oleh Euphy.

Mereka diperlihatkan kapal Nuh yang terbuat dari kayu paramecia dan dialiri listrik beberapa tempat didalam kapal. Listrik tersebut berasal dari benang Laba-laba Galvantula yang sudah dijinakan Camelia dan dijadikan peliharaan oleh Lilith dan digabungkan dengan pisang listrik. Setelah selesai mengecek fungsi-fungsi yang ada di dalam kapal, mereka pun bersiap untuk berlabuh ke lautan.

"Jika memang kalian sudah siap, mari ikut aku ke ruang di dalam. Ada yang akan aku sampaikan sebelum kalian pergi," kata Viona sambil berjalan menuju suatu ruangan di restoran.

Camelia dan yang lain pun mengikutinya. Sesampainya disana, Viona kembali menjelaskan tentang tujuan kapal Nuh dan lautan yang dia maksud.

"Kapal Nuh yang kita bikin bukan untuk ke lautan yang diluar pulau naga, melainkan di bawah pulau naga bisa dibilang 'Lantai level'. Dipulau naga ini memiliki banyak lantai, yang sekarang kalian pijak ini termasuk lantai dua dan yang kapal Nuh akan kami luncurkan yaitu lantai sepuluh. Disana terdapat banyak arkeologi berkumpul, dan pendaratan pertama kalian yaitu suatu pasar yang berada di tengah laut. Setiap kapal Nuh akan melakukan pertempuran jika bertemu, kecuali sudah memasuki kawasan pasar apung. Disana juga terdapat banyak penjaga penunggang naga, Berhati-hatilah dan jangan buat onar sebisa mungkin." jelas Viona.

"Jika ada banyak arkeolog disana kemungkinan disana juga ada banyak harta mulia bukan?" tanya Neko.

"Sangat banyak, termasuk yang dijual dipasar apung. Disana 80% menjual harta mulia meski banyak yang palsu." jawab Viona.

"Setelah kita mendarat di pasar apung, kemudian kita harus menuju ke mana?" tanya Camelia.

"Sesuai yang kalian tuju, disana terdapat peta yang menuntun ke berbagai pulau yang ada dilantai sepuluh." singkat Viona.

"Oh yah, untuk bola angkasa dan bola bintang emas telah aku pasang di kapal tersebut. Kapal Nuh yang aku buat ini terbilang paling istimewa dari yang biasa aku buat, hanya saja tergantung bagaimana kalian menggunakannya karena pertempuran bisa terjadi kapan saja diatas kapal." sambung Viona.

Setelah selesai dijelaskan, mereka kembali menuju kapal Nuh. Disana Camelia mengatur posisi tugas masing-masing. Neko yang sebagai penembak jitu berada di atas layar, sedangkan yang menyetir kapal Camelia dan penunjuk arah Euphy. Silvia bertugas di dapur dan diinti bola angkasa dan bola bintang emas, sedangkan Lilith berada di depan kapal.

Viona memutar rol tuas yang membuat pintu raksasa dari kayu terbuka, belakang tempat pembuatan kapal ternyata ada hilir sungai yang berukuran sedang untuk kapal-kapal besar. Sungai tersebut berjalan menuju suatu lubang raksasa yang berputar ke bawah, itu adalah jalan menuju lantai ke sepuluh dengan menggunakan kapal Nuh.

"Apa kalian sudah siap?!" teriak Viona  didepan kapal tersebut.

"Sudah!" teriak serempak.

"Berangkat!" teriak Viona sambil membuka pintu kayu raksasa.

Sedikit demi sedikit kapal Nuh berjalan, Viona dan kurcaci pembuat kapal Nuh pun hanya melambaikan tangan dari bawah hingga kapal Nuh tersebut keluar dari markas Viona.

Ternyata Viona juga membuat mesin turbo pendorong dibawah kapal, menggunakan sumber listrik dari benang Laba-laba digabung dengan pisang listrik.

"Apa kita akan jadi bajak laut yang ada di anime One Piece?" ucap Silvia tiba-tiba yang keluar dari ruangan bawah menuju luar kapal.

"Hahahaha! Kau ada-ada saja." tawa Neko pecah.

"Sepertinya kita harus segera mempersiapkan diri, sebentar lagi akan memasuki lubang raksasa menuju lantai sepuluh," kata Euphy yang merasakan melalui indra perasanya dengan merasakan jalannya ikan di air sekitar.

Kemampuan yang luar biasa, batin Camelia.

Lilith tiba-tiba berlari menuju Silvia. "Cepat gunakan bola angkasa sekarang!" kata Lilith.

"Untuk apa?" tanya Silvia.

"Oh tidak kawan, kita akan masuk lubang hitam didepan kita." ucap Neko yang terkejut karena dari jauh tak terlihat karena pepohonan yang rindang.

Silvia pun segera menuju inti bola, dan mengaktifkan kekuatan bola tersebut. Camelia dan yang lain berpegang erat di bagian-bagian kapal yang kokoh. Bola angkasa langsung bereaksi dan membuat sebuah perisai bola yang melilingi kapal, perisai tersebut bertujuan untuk melindungi oksigen di dalam perisai. Sehingga mereka tak perlu menahan nafas didalam pusaran air.

Kapal Nuh akhirnya tersedot kedalam lubang raksasa hitam tersebut, sebuah pusaran dahsyat membuat seluruh kapal bergetar. Seketika kapal terlempar dari bawah menuju langit, entah bagaimana mereka tersedot ke bawah namun keluar juga dari bawah menuju lautan lepas.

"Akhirnya kita berhasil masuk ke lantai sepuluh." ucap Lilith dengan perasaan lega.

Tiba-tiba kapal mengalami goncangan, Neko segera memutar tubuhnya mencari penyebab goncangan tersebut. Sebuah kapal dengan bendera berlambang singa dan pedang sedang berlayar menuju mereka.

"Kita diserang!" teriak Neko ke bawah.

Lilith segera membuka pintu turbo yang ada di bawah kapal, namun sebelum Lilith mempersiapkannya Camelia mencegahnya.

"Kibarkan bendera putih," ucap Camelia.

Semuanya terkejut kecuali Silvia, dia mengambil kain putih besar. Sebelum kain tersebut diberikan ke Neko, Silvia seperti menggambar sesuatu di tengah bendera putih tersebut.

"Kibarkan Neko!" perintah Camelia.

Akhirnya bendara putih berkibar, pihak musuh mengira itu bendera tanda menyerah. Namun salah satu kru menyadari hal aneh dari bendera tersebut.

"Ada logo di tengah bendera tersebut," kata seseorang yang mengamati bendera milik Camelia dan yang lain.

"Itu gambar muka rabbit yang menjulurkan lidah, Itu bendera mereka bukan bendera menyerah! Segera hancurkan sebelum mereka sampai di kawasan pasar terapung." kata para bajak laut.

Camelia dan yang lain lebih terkejut dengan bendera yang mereka pasang sendiri untuk menyerah. Namun seketika Camelia dan yang lain hanya tertawa melihat kelakuan Silvia yang selalu bikin onar. Neko segera memutar tulang revolusiner.

"Sebentar lagi kita memasuki kawasan aman kriminal bajak laut," kata Euphy.

"Yah didepan kita ada pasar terapung, itu yang dikatakan Viona. Tempat teraman dilantai sepuluh." ujar Lilith.

Silvia melempar bom asap ke udara tepat jalur kapal musuh yang ingin mendekati mereka. Seketika tempat pertempuran menjadi tertutup kabut tebal. Air mata para bajak laut menetes karena asap tersebut. Neko menembaki sembarang guna mengintimidasi.

Akhirnya mereka berhasil memasuki area pasar terapung dan aman hingga pendaratan disana.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top