24 - Navigator
"Apa benar tidak apa-apa meninggalkan mereka berdua?" tanya Lilith yang khawatir sesuatu bakal terjadi.
"Tidak apa, aku menemukan mereka saja mereka sudah berpetualang solo. Tentu mereka terbiasa dengan keadaan apapun. Percayalah, mereka bakal balik sebentar lagi." jelas Camelia.
Seketika seseorang membuka pintu. "Yoh! Kami pulang," sapa Silvia.
Silvia dan Neko pun segera membereskan barang mereka dan membersihkan diri. Selepas itu, mereka beristirahat sejenak sambil menunggu fajar pagi menyapa.
Saat fajar menyapa, Camelia dan Lilith segera bersiap menuju Viona. Mereka sudah mengirimkan kayu dan semua bahan yang Viona katakan.
"Apa kalian akan pergi pagi buta ini?" tanya Neko yang baru saja bangun.
"Kami harus melihat rancangan kapal kita, lebih baik kalian juga bersiap dan temui kami disana," kata Lilith.
"Baiklah," jawab Neko. Dia segera ke kamar mandi dan setelahnya membangunkan Silvia.
Camelia dan Lilith akhirnya sampai di tempat Viona membuat kapal-kapal Nuh. Mereka tidak melihat kapal-kapal lain yang biasanya berjejer.
"Dimana kapal-kapal yang lain?" tanya Camelia.
"Oh mereka, sudah berangkat tadi malam." kata Viona yang kembali fokus melihat kurcaci pekerja itu berkerja.
"Kapal akan jadi kapan kira-kira?" tanya Lilith.
"Dua hari lagi, meski kapal besar sederhana. Tetapi demi menyempurnakan sebuah kapal, itu waktu yang cukup bagi kami." jawab Viona.
Tidak berselang lama mereka berbincang, dua sosok yang ditunggu akhirnya datang. Yah, mereka Silvia dan Neko. Mereka akhirnya bergabung dengan Viona, sambil memberikan sesuatu yang luar biasa ke Viona agar ditambahkan ke dalam kapal Nuh mereka.
"Kalian memiliki item yang luar biasa. Mungkin ini bakal jadi kapal yang kuat hingga menembus dua puluh lapisan pulau naga ini," kata Viona.
"Oh yah, selagi kalian menunggu kapal. Lebih baik kalian mencari navigator handal yang akan menuntun kalian ke Pulau naga lain yang ada di lapisan bawah. Aku sarankan di serikat sebelah, disana terdapat banyak jasa navigator." sambung Viona.
"Navigator?" sebuah pertanyaan yang terlintas dibenak masing-masing gadis itu.
"Bentar, bukannya serikat sebelah adalah tempat para domba hybrid?" tanya Neko ke Viona.
"Benar sekali, tapi disana juga terdapat banyak ras dan jenis makhluk. Apa salahnya jika berkunjung kesana dahulu, baru kalian bisa menilai sesuatu disana." saran Viona.
Mereka akhirnya memutuskan untuk ke negeri hybrid, namun niat mereka kesana hanya untuk mencari navigator handal yang harganya bisa terjangkau oleh mereka. Sesampainya disana, mereka kaget karena sebuah papan informasi juga terdapat banyak misi para petualang. Awalnya mereka tertarik, namun seketika juga teringat tujuan Camelia melakukan perjalanan ini, yaitu mencari orang tuanya yang diculik seorang arkeologi.
"Pertama kita cari di tempat umum yang biasa orang mencari navigator." kata Camelia.
Yang lain hanya mengangguk dan berjalan menuju serikat dan mencari jasa navigator yang terlihat murah dan dapat diandalkan. Sesampainya di serikat mereka hanya menemukan orang-orang yang menjual jasa navigator lebih mahal dari yang mereka kira.
"Jika tahu begini, mending tak perlu kita mencari navigator." kata Silvia sedikit kesal.
Mereka akhirnya keluar dari ruangan serikat, dan berjalan menuju suatu pasar. Niat mereka kini mencari pembekalan diperjalanan nanti. Namun tiba-tiba dikejutkan, seekor anak kecil dengan ekor biru sedang dikejar orang-orang berjubah putih. Mereka membuat pasar sedikit berantakan.
"Neko! Silvia!" ucap Camelia dan dibarengi anggukan mereka.
Neko dan Silvia berlari ikut mengejar anak kecil tersebut. Disisi lain anak kecil ekor biru masuk ke sebuah gang sempit dikota tersebut dan ternyata terkepung. Di arah depan ada Camelia dan Lilith, sedangkan di belakangnya ada orang-orang berjubah putih dan Neko tepat di belakang anak kecil ekor biru tersebut bersama Silvia. Anak kecil ekor biru tersebut memakai sebuah jubah lusuh berwarna coklat.
"Kak Neko?!" ucap anak kecil ekor biru ketika melihat wajah Neko.
"Astaga, Euphy?" ucap Neko terkejut ketika melihat seseorang yang Neko kenal dibalik tudung kepala anak kecil ekor biru tersebut.
"Hah?" Silvia disini nampak bingung.
"Lari menuju kesana, kau aman bersamanya." ucap Neko dengan membalikkan tubuh menghadap para orang-orang jubah putih.
Euphy berlari menuju Camelia, tanpa basa-basi Neko mengeluarkan tulang revolusioner. Camelia melihat orang-orang berjubah putih teringat dengan kelompok yang menculik orangtuanya.
"TANGKAP MEREKA SEMUA NEKO!" teriak Camelia lantang penuh amarah.
Salah satu orang berjubah putih mengenal Camelia, dan ia juga paham jika penculikan saat itu juga ia melihat bocah yang sedang bermain kerang. Dia mengingat karena Camelia memakai kalung dengan bandul kerang hitam.
"Lari, lari, lari!" ucap para jubah putih.
Sebelum mereka terbirit-birit lari, sebuah botol cangkang siput grell frog terbang di atas mereka dan pecah saat sampai ditanah. Botol itu mengeluarkan asap transparan dan membuat pandang mereka kabur—lalu pingsan begitu saja.
"Ternyata hadiah dari Camelia dan Lilith sangat berguna." ucap Silvia.
Neko mengikat orang-orang tersebut dan dibawa menggunakan gerobak tarik, yang ditarik seekor rusa. Mereka membeli itu terpaksa demi membawa orang-orang yang berkaitan dengan orang tua Camelia.
Euphy yang ketakutan kini ikut dengan rombongan Camelia. Ditengah perjalanan Neko memperkenalkan Euphy ke teman-temannya.
"Dia Euphy, dia sama sepertiku dari kelompok arkeolog bulan biru. Dia kemungkinan terusir karena disana dia hanya pembantu dan beban kelompok." ucap Neko menjelaskan apa yang dulu ia juga rasakan.
"Tak kusangka nama-nama petualang besar memiliki sisi gelap yang mengerikan." ucap Silvia.
"Euphy, sekarang kamu aman bersama kita. Terserah nantinya kamu akan mau kemana, setidaknya ikut kami sebentar agar tahu kenapa kamu bisa di kejar oleh orang-orang ini." ucap Neko.
"Dia seekor rubah?" tanya Lilith yang penasaran bentuk Euphy.
"Dia manusia setengah rubah. Kita menyebutnya Rubah mistik. Rubah dengan bulu berwarna biru, kemampuannya bisa berkomunikasi dengan binatang air." jelas Neko.
"Apa yang terjadi sama Kak Neko?" tanya Euphy yang terus memandang Neko saat menaiki gerobak.
"Ceritanya panjang, nanti ku jelaskan." jawab Neko singkat.
Mereka akhirnya sampai kembali di negeri kurcaci, tidak lupa menyadarkan orang-orang jubah putih tersebut dan menginterogasinya. Setelah menginterogasi, ternyata mereka bukan bagian utama dari kelompok arkeolog kristal atau bisa dibilang mereka hanya orang suruhan dari seseorang yang berada di arkeolog kristal.
"Ini bakal sulit, markas mereka berpindah-pindah dan ditambah mereka menggunakan kapal Nuh jenis militer." kata Silvia.
"Kita bawa ke serikat, biar keamanan pulau naga yang meringkus mereka." kata Camelia.
Mereka akhirnya membawa orang-orang jubah putih untuk diserahkan kepada serikat dan keamanan pulau. Kemungkinan juga pasukan harimau putih akan datang ke negeri kurcaci, Camelia dan yang lain harus secepatnya meninggal negeri itu dan berlabuh mengejar kapal Nuh penculik orangtuanya.
"Hari ini melelahkan, ayo kita minum teh dan sedikit santai di rumah pohon." ucap Silvia lesu.
"Kalian duluan, aku ada sesuatu di tempat Viona. Aku akan segera menyusul." kata Lilith yang kemudian pergi menuju tempat Viona membuat kapal Nuh mereka.
Camelia tidak lupa, selagi di serikat—dia menambahkan anggota baru yaitu Euphy. Entah apa yang membuat Camelia yakin, saat melihat Euphy—Camelia percaya dengan kemampuan Euphy yang akan berguna diperjalanan mereka nanti.
Mereka akhirnya minum teh bersama dan menikmati senja. Euphy juga menceritakan pengalamannya saat berada di kelompok arkeolog bulan biru. Dan ternyata dia juga ahli geografi atau disebutnya seorang navigator handal, itu pun baru disadari Neko ketika mengingat kejadian tersesat di hutan kabut saat bersama kelompoknya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top