5 - Blackberry

Sebelum Hestia terlelap, dia kepikiran untuk ke desa terlebih dahulu. Dia membutuhkan ijin ke pemilik ladang dan juga butuh beberapa bahan lagi yang ternyata Hestia melupakannya.

Ternyata desa masih cukup ramai orang sedang menghitung hasil panen dan juga beberapa jualan bahan-bahan dari luar desa. Hestia berjalan ke sebuah tempat petani-petani menjual berrynya.

"Permisi, ada petani yang punya ladang sebelah?" ucap Hestia masuk ke gudang yang sedikit ramai.

"Oh Nak petualang, itu ladang saya." jawab kakek-kakek yang sedang terduduk.

Seketika Hestia menghampiri kakek tersebut, kemudian transaksi bahwa Hestia akan mencari blackberry dikebun blueberry dan redberry milik kakek tersebut. Akhirnya kakek menyetujui itu, namun ada hal yang kakek ingin peringatkan.

"Nak, malam hari di ladang berry sangat mengerikan. Ada binatang besar merah bertubuh panjang, kami menyebutnya Musang Merah. Sebenarnya kakek tidak mengijinkan untuk mencari blackberry dimalam hari, tapi memang jika sudah menjelang pagi blackberry akan sulit ditemukan dan mungkin itu adalah makanan dari Musang merah." jelas Kakek tersebut.

"Tenang, aku akan berhati-hati kok. Jika memang ada bahaya, aku pasti berlari atau menjauh." jawab Hestia.

Akhirnya Hestia sudah mendapatkan ijin, kini tinggal mencari bahan yang akan dibuat khusus dimalam hari. Hestia akan membuat ramuan penglihatan gelap, namun dia belum menemukan batu Hackmanite. Kini Hestia ke pedagang sayur untuk membeli wortel Avit dulu. Karena itu salah satu bahannya.

"Daun Zent sudah ada, wortel Avit sudah dibeli, kini tinggal batu Hackmanite saja." gumam Hestia.

Hestia berjalan di rumah yang terdapat banyak sekali batu, dan itu ternyata penjual batu-batu di desa itu. Setelah menanyakan batu Hackmanite, ternyata bapak itu menjualnya dan karena jarang ada yang beli itu batu—Hestia pun memborongnya, sesampainya di tempat istirahat Hestia, dia sangat kelelahan mencari bahan untuk ramuan penglihatan gelap. Hestia juga membuat torch (obor) untuk berjaga agar Musang merah tidak mendekat secara mendadak.

Sebelum Hestia tidur, dia membuat ramuan penyembuh dan juga penglihatan gelap. Untuk ramuan yang tidur panjang kini Hestia tidak membuatnya karena misinya kali ini hanya mengambil banyak blackberry dan kabur jika ada bahaya. Selesai membuat Hestia pun akhirnya tertidur di dalam tenda  kecil.

Bulan bersinar terang di tengah-tengah langit, sinarnya membangunkan Hestia yang setengah terlelap. Hestia segera bangun, dan mengisi perutnya dengan roti dan minuman berenergi.

"Akhirnya misi berbahaya akan dilakukan!" pikir Hestia penuh gejolak emosi yang bercampur aduk.

Pertama Hestia mengamankan persediaan di balik pohon ditutupi semak-semak, hanya membawa barang yang diperlukan. Kemudian Hestia meminum ramuan penglihatan gelap, membawa ramuan penyembuh sekitar empat buah. Efek penglihatan gelap hanya sampai fajar muncul, jadi Hestia tidak khawatir akan kehilangan penglihatan gelapnya.

"Sepertinya bulan di langit membantu ku agar tidak terlalu gelap di ladang yang sangat luas ini." pikir Hestia yang mulai melangkah perlahan diantara tanaman berry.

Mencari blackberry dengan sangat teliti diantara banyaknya berry, sangat tepat ditengah ladang yang luas akhirnya Hestia menemukan banyak blackberry.

"Akhirnya jumpa juga," Saat Hestia memetik dan mengantongi blackberry, sebuah perasaan merinding tiba-tiba menjulur keseluruhan tubuh Hestia.

Grerererer!
Suara seperti binatang buas terdengar mendekat, Hestia segera menyudahi ngambil blackberry. Dia melihat ke sekeliling, meski menggunakan penglihatan gelap ternyata binatang itu pandai sekali menyamar hingga tak terlihat oleh Hestia.

"Mimikri?! Ini sangat terdesak!" geram Hestia mulai panik karena tidak terlihat musuh berada dimana.

Hestia pun memutuskan menggunakan torch/obor, saat api dinyalakan tiba-tiba seekor Musang berwarna merah berukuran singa sedang menatap tajam ke arah Hestia tepat dihadapannya.

Hestia pun terkejut, saat Musang akan menggigitnya—Hestia melompat menyamping sambil berguling dan kemudian berlari. Dia melempar obor nya sembarang sebelum mengguling. Kini Hestia hanya mengandalkan matanya yang dapat melihat dalam gelap.

"Sial! Sial! Sial! Binatang yang sangat mengerikan!" ucap Hestia mulai ketakutan.

Hestia dikejutkan kembali, di hadapannya ada seekor Musang merah lagi. Hestia pikir lari Musang merah yang mengejarnya sangat cepat hingga dapat mendahului Hestia dan menghadangnya. Namun saat Hestia akan berbalik, ternyata Musang merah yang mengejarnya baru saja sampai.

"Du-du-dua Musang?!" Hestia tidak percaya nasib sial kali ini menimpanya.

Namun yang dipikirkan Hestia tidak langsung terjadi, Musang yang mengejar Hestia menatap tajam ke arah Musang yang menghadang Hestia. Seketika Hestia mengerti jika dua Musang tersebut tidak bersahabat dan pasti saling berebut hak milik atau kekuasaan wilayahnya.

"Aku harus segera menuju hutan, jika tidak Musang merah benar-benar tidak akan melepaskanku yang membawa banyak blackberry." pikir Hestia.

Seketika dua Musang langsung bertarung di tempat membuat ladang berry sedikit kacau. Apalagi gerakan Musang merah tiba-tiba sangat cepat dalam pertarungan. Hestia fokus terus berlari hingga keluar dari ladang dan masuk hutan.

"Akhirnya lolos juga," ucap Hestia dengan nafas terengah-engah.

Hestia berjalan perlahan menuju tempat istirahatnya, sesampainya di sana Hestia segera minum ramuan penyembuh karena banyak goresan luka saat dia berlari dan menabrak kayu penyangga berry. Setelah dirasa sudah baikan, Hestia langsung fermentasi blackberry dalam bentuk cairan, kemudian Hestia tidur lagi setelah merapikan itu semua.

"Ahh hampir fajar, tidak apa lah! Ini sangat melelahkan. Besok bangun agak siang," ucap Hestia kemudian terlelap.

Pagi harinya Hestia terbangun karena udara dingin menyambar seluruh tubuhnya, membuatnya menggigil.

"Masih sedikit ngantuk, tapi kenapa udaranya dingin banget? Ishhh kacau!" dercak Hestia emosi.

Hestia bangun merapikan perlengkapan, dan dia berniat pindah ke gua yang ada di hutan, karena bahan yang terakhir adalah batu Amethyst. Hestia juga berniat untuk istirahat didalam gua agar terhindar dari hujan, seketika Hestia melihat cuaca yang tiba-tiba mendung.

Tidak lama berjalan akhirnya Hestia sampai di gua yang dicarinya, meski masuk ke hutan begitu dalam tapi Hestia percaya jika tidak ada bahaya yang melebihi peristiwa semalam. Di dekat gua juga terdapat sumber air yang mengalir, itu adalah sungai kecil dan jernih.

"Perutku lapar, lebih baik cari makan dan persiapan masuk gua."

Hestia hanya berada di pintu gua, dia membuat api unggun untuk menghangatkan badan. Kemudian mengambil air untuk merebusnya dan minum.

"Setelah ramuan regenerasi jadi, lebih baik segera cari budak untuk teman perjalanan. Sendiri begini rasanya melelahkan dan membosankan, membuat teringat dengan Professor." gumam Hestia teringat bercanda dengan Professor.

Hestia mengambil beberapa buah kecil yang dapat dimakan untuk sarapan, saat setelah selesai sarapan seketika hujan lebat datang. Kini Hestia memutuskan untuk masuk kedalam gua lebih dalam agar tidak kedinginan lebih lama.

Hestia mengambil kayu yang sempat dibuat api unggun, dan melangkah masuk kedalam gua. Ternyata didalam gua sangat gelap dan lembab, ditambah tekanan oksigen menipis beberapa persen. Semakin dalam akhirnya Hestia sampai di sebuah ruangan yang di bawahnya terdapat aliran air, disitu juga ada ikan dan beberapa tanaman dalam gua.

"Cahaya dalam gua ini dari jamur biru kecil itu ternyata." sesaat melihat cahaya yang menyinari ruang gua yang dimana dibawah sangat luas dan masih bisa masuk lebih dalam dari area gua yang sedang Hestia pijak.

"Aku tidak akan melangkah lebih dalam lagi, firasatku ada monster mengerikan didalam sana. Sepertinya disini juga ada batu Amethyst yang sedang ku cari." kata Hestia meyakinkan diri sendiri.

Hestia pun turun dan mulai menjelajahi sekitar untuk mencari batu Amethyst.

"Kalau bukan resep Ramuan permanen dan langka ini mana sudi aku sampai mencari batu mustahil itu. Kalau ketemu langsung ku buat saja dan meminumnya secepatnya, ramuan yang merepotkan." ucap Hestia kesal.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top