Semua Berawal dari Ledakan Besar
Sebelum semesta terbentuk. Sebelum bintang, planet, matahari, bumi dan segala benda-benda di langit terbentuk ada dua makhluk yang tercipta. Sebut saja Alpha dan Omega. Keduanya merupakan dua makhluk yang mana tercipta untuk bertabrakan satu sama lain.
Alpha bertanya, "Kenapa kita harus diciptakan kalau hanya untuk dihancurkan?"
Omega juga bertanya hal yang serupa, "Iya, kenapa kita harus diciptakan kalau kemudian aku harus hancur bersamanya?"
Pertanyaan ini tidak terjawab lantaran Yang Kuasa punya cara lain untuk bisa membuat mereka mengerti.
Kedua makhluk ini merupakan entitas yang sangat besar. Tak ada entitas lain yang lebih besar saat itu selain mereka. Ada sebenarnya entitas lain, hanya saja entitas itu ada di dimensi yang mana tempatnya berada jauh dari keduanya. Alpha membawa elemen cahaya, sedangkan Omega mewakili elemen kegelapan. Tak ada yang salah dengan keduanya. Mereka tak mengenal yang namanya kebaikan ataupun keburukan, karena tujuan mereka diciptakan hanyalah patuh kepada Sang Pencipta.
Keduanya memiliki sifat tarik menarik yang sangat kuat. Jangan dipikirkan seperti planet. Ini lebih besar dan lebih dahsyat dari sekedar benda seperti planet. Bukan juga seperti bintang. Lebih tepatnya dua elemen dasar pembentuk semesta alam.
Perjalanan keduanya terus beriringan, berputar cukuplah lama. Sebab selama mereka berputar tersebut, mereka membentuk seluruh elemen pembentuk alam semesta. Apa yang tidak dimiliki Omega, maka akan dimiliki oleh Alpha. Mereka masih tak mengerti kenapa mereka harus membentuk elemen-elemen tersebut. Keduanya kini menjadi suatu kesatuan yang sangat besar. Dalam ukuran mereka lamanya revolusi keduanya adalah 7 hari, tetapi akan sangat lama bagi manusia. Lebih dari 7 milyar tahun. Setelah keduanya padat dan sangat keras, lama-lama ketertarikan antara keduanya membuat mereka semakin kuat untuk tarik-menarik.
"Aku tidak ingin hancur, kenapa kita mesti hancur?" tanya Omega.
"Kenapa kau tanyakan itu? Apakah kita makhluk yang harus menjawab apa yang kita perintahkan?" tanya Alpha.
"Iya, aku butuh jawaban," jawab Omega.
"Sebentar lagi kita akan bertabrakan. Apakah setelah bertabrakan kita akan punya waktu untuk kembali lagi? Apakah kita akan menjadi makhluk lain? Berarti kita sudah tidak lagi berada. Kita hancur," lanjut Omega.
"Aku lebih percaya kepada Sang Pencipta," ucap Alpha. "Dia Maha Mengetahui apa yang tidak kita ketahui."
Akhirnya hari itu tiba. Keduanya bertabrakan menimbulkan ledakan yang sangat dahsyat. Ledakan itu lebih hebat dari ledakan apapun. Butuh milyaran kekuatan supernova untuk bisa menggambarkan bagaimana energi yang terbentuk hari itu. Itulah untuk pertama kalinya dunia bercahaya. Cahaya ada di mana-mana. Mereka adalah pijaran-pijaran api dan serpihan-serpihan debu, bebatuan, serta gas akibat tabrakan dua entitas besar tersebut.
Meskipun Omega hancur, tetapi kesadarannya masih ada. Dia bisa merasakan bagaimana tubuhnya bercerai-berai. Alpha juga demikian. Mereka memahami lambat laun serpihan-serpihan yang tak terhingga tersebut mulai membentuk elemen-elemen baru, membentuk apa yang disebut bintang, galaksi, planet, asteroid, meteor, dan sebut saja semua yang diketahui oleh manusia tentang benda-benda langit.
Apa yang sebenarnya terjadi kemudian membuat Omega terperangah. Satu per satu planet terbentuk, kemudian mulai membentuk kehidupan-kehidupan. Hanya saja kehidupan mereka berlalu begitu cepat. Bagi Omega kehidupan mereka hanya sehari dua hari saja, setelah itu hancur. Tetapi bagi manusia kehidupan tersebut berusia 2 milyar tahun.
Omega kembali merasakan planet-planet lain, melihatnya, hingga mengetahui bagaimana mereka hidup, tumbuh, kemudian mati lalu hancur. Yang dia ketahui makhluk-makhluk itu selalu berbuat kerusakan. Tak ada satupun yang merasa berterima kasih kepada semesta. Tak ada yang berterima kasih kepada Sang Pencipta. Mereka tercipta untuk memusnahkan diri mereka sendiri.
Elemen-elemen Alpha dan Omega bertemu lagi pada suatu kehidupan di salah satu titik terjauh ruang angkasa. Keduanya membentuk suatu sistem tata surya. Sistem tersebut kita kenal dengan sebutan galaksi bima sakti. Di dalamnya ada beberapa planet dan benda-benda langit lainnya.
Omega tertarik dengan suatu kehidupan di salah satu planet. Bumi. Meskipun ada planet-planet yang lain, tetapi ia tertarik karena awalnya planet tersebut dihuni oleh para perusak. Hewan-hewan buas, burung-burung pemangsa, serta makhluk-makhluk yang tidak pernah tercatat oleh sejarah manusia. Saat itulah ada cahaya dari langit turun ke planet tersebut.
Ada dua makhluk yang diturunkan ke planet yang dipenuhi air itu. Keduanya lalu bertemu seolah-olah telah berpisah selama bertahun-tahun. Lalu sedikit demi sedikit mereka berkembang biak seperti makhluk-makhluk di planet lain.
"Kau lihat Omega? Mereka adalah manusia. Kehidupan mereka menarik. Ada suatu sifat yang tidak dimiliki oleh makhluk lain," ucap Alpha.
"Apa? Mereka tetap sama-sama membunuh satu sama lain, lihatlah!" ujar Omega ketika menunjukkan darah mengalir di atas tanah karena salah satu manusia membunuh sesamanya.
"Iya, tetapi lihatlah bagaimana mereka juga bisa berubah. Tidakkah kau menyadarinya?"
"Mereka sama saja seperti makhluk-makhluk pendahulu mereka. Buas, beringas, ganas dan haus darah."
"Tidak Omega. Mereka bisa berubah. Mereka diciptakan dengan sesuatu yang tidak dimiliki oleh makhluk lain."
"Apa itu?" tanya Omega tak mengerti.
"Aku tak tahu namanya. Tetapi aku bisa merasakannya."
"Aku tidak percaya. Mereka hanya ingin menghancurkan planet mereka sendiri sama seperti makhluk-makhluk lainnya."
"Bagaimana kalau kita bertaruh?" tantang Alpha.
"Bertaruh?"
"Kalau aku bisa membuktikan mereka berbeda, kau mau bersamaku untuk membantu manusia membangun peradaban mereka?"
Keheranan, Omega pun bertanya, "Apa bisa? Apa kita diperbolehkan?"
"Kau tahu kau bisa melakukannya. Kita akan berikan mineral-mineral kita ke tanah yang ada di bumi. Mineral-mineral khusus ini akan memilih manusia-manusia pilihan untuk bisa berkomunikasi dengan kita. Kita akan memberikan mereka kekuatan yang tidak pernah mereka sangka-sangka sebelumnya," jelas Alpha. "Kita memang tak boleh mencampuri urusan manusia. Biarkan mereka memutuskan sendiri ingin dibuat apa kekuatannya tersebut. Kita hanya bertaruh atas keputusan mereka."
"Baiklah, kalau begitu. Aku setuju. Tetapi, tentu saja tujuanku tetaplah ingin menghukum mereka yang merusak," kata Omega.
"Setuju. Kita akan menjadi Kesadaran Bumi. Kita akan sapa manusia-manusia terpilih, kemudian kita biarkan mereka memutuskan apa yang akan mereka lakukan dengan kekuatan yang kita berikan kepada mereka tersebut," kata Alpha.
Dimulailah saat itu Alpha membentuk salah satu mineral. Mineral tersebut diserap oleh tumbuh-tumbuhan, kemudian dikonsumsi oleh tumbuhan dan hewan. Setelah itu manusia yang memakan tumbuhan dan hewan yang memiliki mineral itu bakal memiliki kemampuan yang tidak dimiliki manusia pada umumnya. Manusia yang memiliki mineral Alpha di dalam tubuhnya akan menjadi seorang Geostreamer.
Lalu Omega? Omega juga membentuk mineral khusus. Mineral khusus ini ia pecah lagi menjadi beberapa. Dia membentuk Kesadaran Bumi. Siapapun manusia yang memiliki mineral-mineral milik Omega di dalam tubuhnya, maka dia akan bisa melihat Kesadaran Bumi yang sesuai dengan mineral di dalam tubuhnya. Makanya itu tidak setiap orang bisa melihat Kesadaran Bumi, terkecuali mereka punya mineral yang sama dengan makhluk tersebut.
Omega menanti, menunggu. Bumi tetap berotasi seperti biasa, manusia membentuk peradaban. Darah dan kerusakan seperti sudah menjadi ciri bagi manusia. Alpha bersedih dan Omega selalu bisa membuktikan bahwa manusia itu sama saja seperti makhluk-makhluk pendahulunya. Akankah manusia bisa berubah?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top