Kasmaran

Hai hai semua, cerita ini sempat lama banget mangkrak tapi hari ini aku selaku authornya akan melanjutkan cerita ini sampai selesai.

Mohon dukungannya teman semua dengan cara vote dan kasih komentar kalian

Terima kasih

Happy reading....

"Ara? Lo baik-baik aja, 'kan? Si bos nggak ngapa-ngapain lo tadi di jalan?" tanya Mega ketika ia melihat gadis cantik itu berjalan agak goyang sendiri.

"Tunggu! Tapi kenapa lo jalan masuk sendiri gini, Ra? Apa si bos langsung masuk ke ruangannya?" lanjut gadis cerewet itu karena penasaran melihat Arabella dalam keadaan sendiri.

"Meg! Stt ... diam dulu, dong, pelak nih kuping aku ngederin kamu ngoceh dari tadi," ujar Arabella dengan tatapan geram. Ia meraih tangan temannya ke kursi kerja mereka masing-masing.

"Yah, maaf, Ra, abisnya gue tuh cemasin lo sejak tadi Pak Kenzo nelpon dan bilang biar dia yang menjemput."

"Kenzo ngelamar aku tadi pagi," ucap gadis berkacamata itu santai.

"Apa? Lo serius ngomong gitu, Ra? Lo nggak lagi bercanda, 'kan?" Mega teriak sekaligus terperanjat dari tempat duduknya. Gadis gaul itu kelihatan tidak percaya dengan pernyataan rekan kantornya.

"Iya, beneran seriuslah, Meg. Tadi, tuh, Pak Kenzo datang ke rumah aku dan tiba-tiba ngomong gitu di depan kedua orang tuaku, Mega ...." Arabella menjelaskan lebih rinci agar Mega percaya padanya.

"Terus apa lo jawab? Pasti lo terima, 'kan, Ara?" balas Mega menebak sebisanya.

"Hmm, ya, belom aku jawab, Meg. Lagian kenapa coba seorang bos perusahaan megah kayak gini ngelamar gadis yang tidak lain adalah karyawannya sendiri? Coba pikir, deh, aneh banget, 'kan?" heran Arabella dengan semua praduganya terhadap pria tampan bermata elang itu.

Usai mengobrol beberapa saat, akhirnya kedua gadis itu kembali menatap layar monitor dan melanjutkan pekerjaannya. Terlihat senyum tipis dari wajah gadis dengan rambut sebahu itu.

Kadang, sesekali ia juga mengusap-usap ujung kepalanya. Mungkin karena beberapa jam yang lalu ia habis mengalami pingsan sementara.

Tak berapa lama, Arabella beranjak ke arah pantry karena tenggorokan gadis cantik itu mulai kering. Saat ia menuangkan air putih yang diambil dari kulkas, tiba-tiba kakinya terhalang sesuatu dan tubuh Arabella nyaris jatuh ketika mempertahankan gelasnya.

Untung ada seseorang yang sekejap datang  menopang berat badan Arabella. Lantas kedua mata gadis itu seperti terkejut ketika ia bangun dan menatap siapa di baliknya.

"Kenzo? Kok, kamu ada di sini?" Arabella kaget dan malu.

"Loh, emangnya ada larangan untuk saya ke pantry? Tadi saya mau minum kopi ke sini. Saya juga biasanya datang buat kopi sendiri." Pria bertubuh tinggi itu melangkah menuju meja pantry dan meraih sebungkus kopi serta stoples gula pasir.

Arabella menatap punggung lebar sang bos tanpa berkedip. Air mineral tadi sukses melembabkan tenggorokannya yang sempat kering. "Oh, iya, mama kamu gimana keadaannya sekarang?" Arabella tiba-tiba ingat ada hal penting yang ingin ia ketahui  saat ini.

"Mama saya tadi sempat kacau dan tidak bisa tenang. Ia terus saja meraung-raung dan tertawa sendiri. Boneka yang selalu dipeluk itu, mama pikir putrinya masih hidup. Sebenarnya saya punya adik perempuan kecil dan meninggal karena kecelakaan. Waktu itu kejadiannya sama mama dan ia tidak bisa diselamatkan," tutur Kenzo panjang lebar pada gadis yang beberapa jam lalu ia lamar.

"Kamu yang sabar, ya, semoga adikmu tenang juga di surga sana," ucap gadis berkacamata mencoba menenangkan pria bermata elang di hadapannya.

"Terima kasih karena kamu sudah baik pada saya." Kenzo tersenyum tipis sembari menyeruput kopi yang baru saja ia racik sendiri.

"Sama-sama. Kapan-kapan aku boleh jenguk mama kamu, nggak?" lanjut gadis itu dengan tersenyum bahagia.

"Boleh saja, tapi mama saya tidak mau ketemu dengan orang lain sembarangan. Apalagi perempuan pasti langsung menjerit-jerit dan ngamuknya juga kambuh," terang Kenzo dengan tatapan yang jujur.

"Tenang aja, nggak apa-apa, kok. Siapa tahu mama kamu mau menemui dan bicara sama aku." Gadis itu berjalan ke arah duduk Kenzo dan melempar senyum padanya.

"Semoga saja sesuai pikiran kamu, Bella. Ya, sudah, aku mau balik ke ruangan dulu. Ingat! Kalo di depan yang lain kamu jangan sampai salah manggil, oke?" Pria bertubuh tinggi itu berjalan keluar sembari mengedipkan sebelah matanya pada Arabella.

Seketika itu pula ada yang bersedia di dalam sana. Sepertinya bunga-bunga mulai bermekaran di hati seorang Arabella. Senyum dari bibir tipis itu tak berhenti terbingkai indah nan memesona jika dipandang.

***

Seperti biasa, sebentar lagi jam pulang kantor tiba. Arabella dan Mega terlihat merapikan kertas-kertas file di mejanya. Pun karyawan lain mulai meninggalkan ruangan satu per satu.

"Mbak Ara, ada titipan nih buat, Mbak," ucap salah seorang karyawan kantor terlihat menyodorkan kertas yang terlipat kecil pada gadis cantik itu.

Setelah orang itu pergi, Arabella menatap lekat pada kertas di tangannya. Penasaran, ia membukanya dan ada pesan singkat yang tertulis di sana.

Kita dinner malam ini, ya? By Kenzo.

Kini wajah gadis berkacamata itu mulai merona dan aura bahagia terpancar indah. Arabella seperti sedang bermimpi membayangkan Kenzo ternyata benar-benar serius ingin menjalani sebuah hubungan dengannya.

"Yuk, Ra!" seru Mega mengejutkan gadis yang tengah dilanda kasmaran itu.

"Apaan, sih, Mega? Kejutin orang aja, deh," balas Arabella sedikit kesal pada gadis di sebelahnya.

"Cie ... yang lagi jatuh cinta nggak boleh diganggu." Mega langsung meledeknya karena Arabella ketahuan menyimpan rasa juga ternyata pada bosnya sendiri.

"Kamu tahu, Meg, barusan dia ngajak aku dinner, lho!" teriak Arabella mendadak girang.

"Beneran, lo, Ra? Masa Pak Kenzo bisa tiba-tiba berubah romantis gitu? Bukannya biasanya galak plus sombong banget sama karyawan sendiri. Eh, sekarang sok-sok perhatian sama kamu, Ara. Benar-benar beruntung lo, Ra. Iri gue jadinya," timpal gadis gadis gaul itu dengan nada tak percaya.

"Mungkin ini jawaban dari segala doa, Meg. Hehe." Gadis berambut sebahu itu merangkul pundak temannya serta menyeringai padanya. Itu bagian dari kebiasaan Arabella ketika sengaja meledek orang yang dekat dengannya.

Lima menit setelah Mega pulang dan meninggalkan gadis itu, hati dan pikiran Arabella mulai tidak keruan. Detak jantungnya seperti berpacu cepat dan tidak beraturan.

 Tbc ,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top