Dikuasai Rasa Penasaran
Arabella seperti hilang kesadaran, sesaat ia ikut menikmati kehangatan saat tangan Kenzo menyentuhnya.
“Ehm ... Nggak pernah kena sentuhan laki-laki, ya, kamu?” Benar saja pertanyaan yang keluar dari mulut Kenzo membuat lamunan gadis itu buyar begitu saja.
“Oh, ma-maaf, Pak. Saya janji sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaan yang bapak kasih tadi. Seriu saya, pak, jadi jangan tambah hukuman saya, ya, Pak? Saya mohon ....” Arabella begitu panik dan gugup sehingga ia berbicara tanpa berpikir dulu saking dikuasai perasaan malu kena hukuman dari sang bos yang ia benci.
“Memangnya siapa yang akan menambah hukuman kamu, hah? Saya ke sini itu cuma mau minta kamu temani saya makan siang nanti. Jadi, dua jam lagi kamu jangan lupa ke ruangan saya, paham?” Kenzo berlalu selesai mengingatkan gadis cantik berkaca mata itu.
“Sial, sial! Kenapa, sih, cuma aku aja yang direpotin bos songong gitu, Meg?” Arabella mengumpat sembari berjalan ke arah rekan kantornya.
“Hmm ... gini, elo coba nurutin aja dulu apa maunya si bos Kenzo. Tapi jangan kebablasan juga maksudnya jangan sampai dia mau yang nggak-nggak terus lo juga ikut nurut.
“Oke, oke deh, aku kali ini kudu ngalah. Hufft! Mentang-mentang dia bos kita bisa seenak jidatnya,” jawab Arabella yang terus saja merasa kesal terhadap sikap Kenzo.
Akhirnya, usai debat dengan Mega, mereka kembali melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda gara-gara membahas tentang sang bos.
Tak terasa dua jam telah gadis itu lewati dan tugas-tugas yang diberikan Kenzo nyaris selesai semua ia kerjakan.
Selanjutnya Arabella beranjak dari kursi dan agak tergesa-gesa berjalan menuju ruangan Kenzo. Benar saja napasnya sedikit terengah-engah karena ia tahu beberapa menit ia terlambat.
Begitu gadis kaca mata itu membuka pintu, di sana Kenzo telah berdiri bak patung yang sedikit menakutkan ketika ia menatap gadis di hadapannya.
“Ma-maaf, pak, saya terlambat. Bapak pasti udah lapar banget, ya? Aduh, gimana ini, ya, Pak? Ucapan kata maaf tergagap gadis itu membuat Kenzo sedikit menahan emosinya.
Karena sebenarnya ia ingin membentak Arabella yang datang terlambat tapi melihat ketakutan dari mata gadis itu, ia mengurungkan niatnya.
“Kali ini saya maafkan tapi lain kali saya tidak.” Kenzo menjawab dan berlalu dari sisi Arabella yang masih berdiri di depan pintu.
Lantas gadis itu berjalan mengekor dari belakang pria bertubuh tinggi itu. Arabella mencoba untuk tak memedulikan setiap mata yang menyorotinya dan ia berusaha tetap fokus berjalan meskipun mungkin orang-orang berbikir ia mencoba terus mendekati bosnya.
Sesampainya di kafe yang bersebelahan dengan kantor, Kenzo memilih kursi yang dekat dengan jendela sedang Arabella masih berdiri karena belum mendapat perintah untuk duduk.
“Bapak mau makan apa biar saya pesankan,” ucap Arabella menanyakan bosnya.
“Gimana saya mau makan kalau menu makanannya saja tidak ada.” Kenzo menatap gadis itu tajam.
“Baik, pak, saya aka mengambil menu dulu,” jawab Arabella mengangguk dan siap menggerakkan langkahnya.
“Tunggu!” Kenzo mencoba menahan gadis itu.
“Iya, Pak. Kenapa?” jawab Arabella balik tanya.
“Kamu sini duduk saja biar saya yang memanggil pelayan mengantarkan menunya,” pinta Kenzo menunjukkan kursi pada Arabella.
“Iya, Pak.” Arabella kini seperti di sambar petir. Aneh! Kenapa Kenzo tiba-tiba begitu?
“Kan sudah saya bilang dari tadi kalau kamu harus menemani saya makan siang,” lanjut Kenzo kembali menatap mata gadis berkaca mata itu.
“Iya, pak, saya mendengarnya.” Arabella menjawab singkat tanpa membalas tatapannya.
Sembari menunggu pesanan datang, mereka sempat saling diam satu sama lain. Bahkan, Arabella sekarang sibuk dengan gawainya sendiri.
“Saya mau kamu jangan sibuk dengan hp kalo sedang bersama saya,” ucap Kenzo menegur gadis itu sedikit ditekankan.
“Baik, Pak. Tadi saya membalas chat teman-teman SMA sebentar, pak, soalnya mereka mengundang ke acara reuni kami,” jelas Arabella tanpa beban seolah di hadapannya sekarang teman sekolahnya dulu bukan seorang bos dari kantor.
“Kapan acaranya?” tanya Kenzo yang membuat kening gadis itu mengerut. Mungkin Arabella heran mengapa bosnya jadi ingin tahu urusan pribadinya.
“Minggu depan, Pak.” Gadis bermata bulat itu memberi jawaban singkat.
“Biar saya yang antar kamu,” lanjut Kenzo dengan raut wajahnya serius.
“Maaf, pak, kenapa bapak mau antar saya? Kan saya cuma karyawan kantor bapak,” heran Arabella yang tiba-tiba menatap sosok tampan di hadapannya.
“Sudah berapa kali saya bilang sama kamu kalau saya tidak boleh ditolak,” tegas Kenzo kembali mengingatkan Arabella.
“Iya, pak, baik.” Arabella menurut bagai kerbau yang dicocok hidungnya.
“Silahkan dinikmati, pak, bu, makanannya.” Pelayan datang membawa pesanan mereka.
Selesai makan, Arabella kembali ke tempat kerjanya. Perasaan gadis itu masih saja kesal dibuat Kenzo. Rasanya ia tak mau menyanggupi tawaran bos untuk mengantarkan dirinya ke reuni. Gadis itu masih saja berpikir apa kata teman-temannya bahwa ia belum menikah hingga sekarang.
Arabella tak ingin teman sekolah berpikir buruk tentang dirinya. Iya, meski hampir setiap saat ia dihina dan dibully kala kesempatan itu ada. Bisa saja mereka akan membicarakan tentang dirinya sebagai perempuan tidak benar. Memikirkannya saja gadis itu sudah menggelengkan kepalanya sendiri apalagi nanti ia harus pergi dengan Kenzo. Apa jadinya dunia Arabella?
“Ara!” Lo nggak mau pulang apa? Ini tu udah waktunya pulang lho,” Mega tiba-tiba menyentuh pundak Arabella mengajaknya pulang.
“Tapi Mega! Aku masih belum bisa pulang sebelum si bos Kenzono pulang ... apes banget kan hidupku semenjak si songong itu jadi bos kantor ini.” Arabella seperti merutuki dirinya sendiri.
Akhirnya setelah Mega mendengar jawaban Arabella, ia meninggalkan gadis itu sendiri di ruangan.
Sejam berlalu.
Dua jam berlalu.
Namun, Kenzo belum juga kelihatan batang hidungnya.
Awalnya Arabella begitu kesal menghadapi tingkah sang bos akan tetapi, sisi lain hatinya berkata mungkin bosnya sedang mempermainkannya atau ia harus melihatnya ke ruangan langsung?
Arabella mulai takut sekaligus bingung dengan apa yang menjadi keputusannya sekarang.
Bersambung .....
Maaf guys baru update lagi bab terbaru 😍😍
Happy Reading, Kali ini aku akan up sampai selesai, mohon dukungannya 😘😘
Jangan lupa vote dan komentar serta tambah cerita ke perpustakaan kalian 😊😊
See you 😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top