𝕆𝕟𝕖 𝕎𝕙𝕚𝕥𝕖 𝕃𝕚𝕝𝕪 𝕨𝕚𝕥𝕙 𝕪𝕠𝕦🌼

‹‹❛ 🌼 𝕠𝕟𝕖 𝕨𝕙𝕚𝕥𝕖 𝕝𝕚𝕝𝕪 𝕗𝕠𝕣 𝕪𝕠𝕦

William James Moriarty x Reader
Made by mayandreals
For Warning/Disclaimer page:
- Major Spoilers for Moriarty the Patriot (憂国のモリアルチ) series
- William James Moriarty and other Characters belongs to Hikaru-Sensei.
- Reader gender is neutral.
- Typo/OOC
.
.
.
🌼 White Lilies symbolise a rejuvenation of the soul. They can represent purity, commitment and rebirth.🌼
—🌼—

Jembatan London mulai terlihat hidup beberapa hari ini. Orang-orang sudah kembali melakukan aktivitas mereka. Beberapa dari mereka berpakaian seperti pedagang, sangat kontras denganmu, Seorang anak dari Panti dengan satu buket bunga Lily Putih yang terlihat sendu.

Cahaya matahari belum sepenuhnya muncul. Waktu yang cocok untuk datang, karena beberapa pedagang masih sibuk dengan urusan mereka sendiri. Matahari hanya memperlihatkan sekelebat cahaya buram yang mengingatkanmu akan saat-saat berdo'a di Gereja untuk memuja Bunda Maria. Cahaya tipis dari jendela kaca berlukiskan Sang Pencipta. Kegiatan keagamaan biasa dilakukan oleh Ibu panti dan beberapa orang-orang Gereja.

Kamu berjongkok di samping kanal dengan air derasnya sambil menyapa.

“Halo, saya datang.”

—🌼—

Mereka memanggilnya William.
Anak kedua dari Count Moriarty. Adik dari Albert James Moriarty, seorang bangsawan terkenal.

Perawakan William mempesona, hampir semua gadis jatuh hati kepadanya, tidak terkecuali orang-orang di sekitar Universitas. Sesekali kamu mendapati satu-dua rekan kerja berbicara tentang Professor Matematika baru yang Tampan.

Sayangnya dia tidak pernah datang ke Bar tempatmu bekerja. Menurutmu itu hal lumrah. Kenapa seorang bangsawan mau datang ke bar jalanan? Meskipun desas-desus gosip berkata kalau Professor tampan itu pernah minum di Bar lain, Bar milik si Gagah Lupin yang kini seringkali membanggakannya dengan suara besar seolah itu pencapaian terbaik seumur hidupnya.

Kamu tidak pernah bertemu dengannya. Sampai Frida Macaulay menjemput ajalnya.

Seorang gadis manis dengan kandungan berumur dua bulannya menjatuhkan diri dari jembatan setelah menari dan bernyanyi. Mendengar ceritanya dari saksi cukup menyayat hati. Kamu menahan tangisan dan ingusmu selama pemakaman sang gadis.

Semua orang tahu ini pasti ada hubungannya dengan sang kekasih, Lucien, di Universitas tempat si Professor tampan bekerja. Mendengar bahwa si lelaki menghilang beberapa hari sebelum Frida membunuh dirinya membuatmu geram. Lagi-lagi para bangsawan berulah. Kamu ingin menenggelamkannya jika dia berani muncul di depan Bar.

Pintu bar berbunyi, seorang lelaki berperawakan tinggi masuk. Kamu menyipitkan mata kesal. Seorang bangsawan datang ke Bar. Rambutnya seemas Padi, dan matanya Semerah darah. Bibirnya menekuk senyum ramah, namun darahmu sudah mendidih duluan melihatnya. Ember berisi air pun kamu siram kepadanya.

“Pergi!”

Satu kata. Tapi itu mengubah segalanya.

—🌼—

Sebastian Moran, Fred Porlock, Louis James Moriarty, Moneypenny, dan Von Herder. Kamu mengingat nama mereka dalam satu hari.

Mereka semua memiliki ambisi sama. Mereka semua melayani satu orang. Awalnya kamu berpikir betapa mengerikannya ambisi seorang William James Moriarty yang dikata tidak akan membunuh seekor semut.

Tapi kamu sekarang mengerti. Mengingat bagaimana orang-orang mengerikan dengan topeng mereka di Baskerville mengambil nyawa anak-anak tidak berdosa. Kamu selalu merinding setiap mengingat hal itu.

Bunga Lily Putih di rumah kaca kamu siram dengan hati-hati. Terlihat sangat sederhana, tapi William sangat menyukai mereka. Kamu kedapatan tugas untuk menyiram bunga-bunga ini karena Fred sudah mendapat jatah menyiram bunga mawar. Kamu tidak menolak, pun, tidak berada di posisi untuk menolak.

Hari ini satu April, Ulang tahun sang putra kedua.

Semua orang sepakat untuk pura-pura melupakan Ulang Tahunnya. Bahkan anak Panti ikut dilibatkan. Mereka disuap Moran dengan kue dan roti jika pura-pura melupakan Ulang tahun William yang tentunya disetujui dengan senang hati.

Semenjak dia keluar dari ruang belajarnya tadi semua orang sibuk akan aktivitas mereka masing-masing. Bahkan Louis—meskipun awalnya dia paling menentang ide ini, dia akhirnya setuju setelah Albert bilang William akan terkejut dan senang jika diberi kejutan—memasang akting pura-pura lupa memasak Omelet untuk sang Kakak.

Moran yang 'latihan' menembak tepat di samping ruang belajar William, Fred yang 'menyiram' bunga sampai airnya tumpah, Albert yang mengajak William minum Wine di siang bolong sampai gelasnya 'tumpah' dan membasahi kertas ulangan untuk murid-murid William.

“Kalian semua aneh hari ini.”

Sang lelaki menceletuk. Tangannya sibuk menjelajahi mawar di ujung rumah kaca.

Setelah tidak tahan dengan kebodohan semua orang di rumah, William memutuskan untuk ikut denganmu ke rumah kaca. Dia menilaimu sebagai orang yang masih sangat normal—meskipun kamu berusaha bersikap lebih jahat dari biasanya—dan mengikutimu semenjak tadi. Katanya dia ingin jauh-jauh dari orang lain sampai semuanya kembali normal. Kamu yakin, Louis pasti patah hati sekarang.

“Mungkin hanya perasaan anda.” Jawabmu ketus.

William menoleh, iris merahnya menatap lekat punggungmu. Wajahnya berubah dengan alis yang mengkerut dan bibir membentuk satu garis tipis.

“Apa kamu tidak mau mengatakan sesuatu juga?”

Kamu mengedikkan bahu, “Tidak ada.”

William menghela nafasnya.
“Apa kamu tidak tahu hari ini hari apa?”

Kamu pun meletakan sampah berisi daun kering di tempatnya sebelum menjawab pertanyaannya.

“Hari ini April Mop, kan?” Jawabmu enteng.

William menghela nafasnya. Tangan ia kibaskan beberapa kali sebelum membantumu mencabut beberapa Bunga Lily Putih. Iris merah menyihirnya kini fokus memandangi tanaman dengan bau semerbak harumnya.

Hening. Hening dan canggung muncul setelah William memposisikan dirinya untuk membantumu. Kamu pun tidak memiliki topik untuk dibicarakan. Sebenarnya kamu gatal ingin membocorkan kalau Moran yang mengambil kue serta roti dari gudang, tapi bisa-bisa nanti rencana kalian gagal.

“Aku belum pernah bertanya, tapi kenapa kamu memilih untuk menanam Lily Putih?” Tanya William, memecah keheningan di antara kalian berdua.

“Kenapa anda bertanya?” Tanyamu balik.

“Karena aku ingin tahu, kenapa kamu menanamnya?”

Kamu meliriknya. William masih fokus mencabuti dan memilah bunga. Dia terlihat sangat senang melakukannya. Meskipun terkadang sulit membedakan senyumannya, kamu hanya tahu dengan perasaan. Dia sedang senang, mungkin.

Wajahnya sama saat dia pertama kali bertemu denganmu. Senyuman ia tekuk, seolah puas dengan perlakuan kasarmu. Semakin lebar saat dia tahu kamu membenci bangsawan. Entah karisma miliknya kuat atau bagaimana, kamu menemukan dirimu bersumpah untuk bekerja dengannya beberapa hari kemudian.

Kalian memiliki cukup banyak kesamaan. Hanya saja kamu tidak mau mengakuinya karena ego. Egomu juga yang duluan runtuh, kamu menyadari kalau kamu menyukai William.

Tapi kamu tidak bisa mengatakannya.

Kamu menatap Lily putih di tanganmu, kemudian tersenyum.

“Lily Putih mewakili kemurnian, komitmen dan kelahiran kembali.”

“Entah kenapa itu mengingatkan saya kepada anda.” lanjutmu tenang

Sekuncup bunga Lily Putih kamu sodorkan ke depan wajahnya sambil tersenyum.

“Saya menyukai anda, Tuan William.”

William mengerjapkan matanya. Jelas bingung dan terkejut atas pengakuanmu yang tiba-tiba. Kamu tersenyum, memberikan sekuncup Lily Putih kepadanya sebelum melepas sarung tangan penuh tanah dan kotoranmu.

“Selamat April Mop.” Ucapmu

”Lupakan saja semua ucapan saya, tadi hanya bercanda. Did i caught you off guard?” Ejekmu

William tertawa. Kamu pun ikut tertawa bersamanya. Meskipun jauh di dalam hati sebuah perasaan mengganjal mulai berakar.

Kamu menatapnya yang tertawa, dengan satu bunga Lily di genggamannya dan cahaya matahari buram dari kaca-kaca di sekitarnya. Dia terlihat seperti lukisan. Lebih Indah, lebih mempesona daripada Lukisan Bunda Maria yang Agung ataupun Isa di langit-langit Gereja.

“Selamat Ulang Tahun. That's one White Lily for you from me.”Ucapmu.

“Terima kasih.” William membalasnya dengan senyuman.

William keluar dari rumah kaca dengan bunga di genggamannya. Kamu menatap punggungnya nanar. Pandanganmu beralih kepada Bunga Lily yang kuncup di antara tumpukan sampah daun kering. Kuncup seperti perasaanmu.

Kamu ingin mengatakan bahwa kamu menyukainya.
Bahwa Lily Putih adalah tanda cintamu kepadanya.
Tapi pada akhirnya kamu tidak bisa mengatakannya. Kamu tidak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan ketika dirinya jatuh dari jembatan tinggi menjulang kebanggan London, kamu hanya bisa menatapnya. Mengingat kematian Frida yang membawamu kepadanya.

Lalu kembali kepada kematian itu sendiri.

—🌼—

Kamu menghabiskan waktu dengan berdoa di depan kanal. Setelahnya kepalan tangan kamu lepas. Matamu menyipit menatap jembatan yang perlahan dibangun kembali. Semuanya perlahan kembali seperti sedia kala. Kecuali dirinya.

“Saya menyukai anda,” Ucapmu tiba-tiba, memutuskan untuk mengakhiri permainan kucing-kucingan dengan dirimu sendiri.

And that's not some April Fools joke,”Lanjutmu pelan.

Angin tenang di samping kanal dan matahari yang perlahan naik seolah menjawab ucapanmu. Mungkin sebenarnya mengejekmu. Mengejek diri pengecutmu yang baru mengatakan perasaanmu sekarang, ketika si empunya nama sudah tinggal kenangan.

Kamu berdiri, menaikkan kembali tudung untuk menutupi wajahmu. Hembusan nafasmu sedikit terlihat, mungkin karena musim dingin belum sepenuhnya pergi meskipun bunga-bunga mulai bermekaran sejak Maret lalu.

Kamu meletakan satu bunga Lily putih di dekat kanal, membiarkan kelopak bunga satu-persatu dengan perlahan tersapu angin.

White Lilies represent purity, commitment and rebirth. They reminded me of you everytime. Because i believe you will be here again. You will come again, like you always do.”

“Here's One White Lily for you, From me.”

“Happy Birthday Sir William James Moriarty.”

—🌼—

Maya rambles 🖋️

Happy (late) birthday for William James Moriarty! And happy April fools day folks!
Maaf malah jadi sedih dan mellow hehe :"( chapter 55-56 Yuumori membuatku menangis tujuh hari tujuh malam, jadinya kebawa yha :"(
Selamat April Mop (meskipun telat) silahkan jahili teman atau doi kalian dengan leluasa! Asal jangan dijahili dengan ghosting karena itu jahat.

Have a nice day ahead!

- Maya Andrea -

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top