⊹ LIAR.⭒
Jibaku Shounen Hanako kun © Iro Aida
Fujimoto Rose © Ostribae_
Yugi Amane x Fujimoto Rose
School!AU
×
! WARNING !
- Slight Angst
- Harsh Words
- Kata Tidak Baku
- Humor krupuk garing
- OOC
-Cringe
- uwa uwu
×
PungudProject © 2021
PungudEvent April Mop 0.2
Enjoy!!
×
"Apasih anjir, gue udah bilang berapa kali sih? Gue gasuka digangguin pas ngegame! AMANE LO GUE GIGIT YE LAMA-LAMA ANJING."
Yang diteriaki hanya tertawa dan masih usil menarik-narik suraiku atau memencet ponselku, karna kesal, aku pun benar-benar menggigit pundaknya.
"ROSE SAKIT WOY! KOK BENERAN DIGIGIT?!"
"LO SIH GABISA DIEM, Duh 'kan, ngulang lagi asu."
Amane tertawa mengacak suraiku gemas, padahal aku sudah seperti singa yang siap melahapnya kapan saja karna dongkol, "lo ga laper?" Tanya Amane.
"IYE, GUE LAPER, PENGEN MAKAN LO!"
"Rose, ini masih siang, gaboleh horny! tapi gapapa deh ayok gas~"
Tentu saja, aku langsung menghadiahkannya sebuah jitakan dikepalanya lalu bangkit merapikan suraiku yang berantakan karna ulahnya.
"Ck, lo tiap hari ngusilin gue mulu, kagak ada kerjaan apa lu?"
"Ya ini kerjaan gue, apalagi?"
Aku memutar bola mataku malas, dasar! mulut buaya! Aku menghela nafas lalu mencubit kedua pipinya gemas, "bisa-bisanya gue betah jadi sahabat lo dari orok jink."
"Ya, soalnya gue ganteng sih, gimana lo ga betah, ye gak~?" Sahut Amane narsis sambil menaik-turunkan alisnya, aku mendengus.
"Jamet, geli cok."
Amane tertawa, "seriusan, lo laper kagak? Kalo iya, gue bikinin nasi goreng kesukaan lo deh."
"Pedes kagak?"
"Iyaa pedess, cabe sekotak gue masukin semua deh."
"Yaudah mauuu HEHEHE."
"Yeu kocak, disogok nasi goreng doang aja jadi kalem."
"Biarin wlee!"
Amane terkekeh mengacak suraiku lalu bangkit menuju dapur, sedangkan aku mengikutinya dari belakang.
Yugi Amane— sahabat sekaligus tetanggaku sejak kecil, kami sering disangka berpacaran karna kedekatan kami, tapi nyatanya? Kamu sebatas sahabat dan sama-sama tengah menjalin hubungan dengan orang lain.
Tapi, baru-baru ini aku putus dengan pacarku, alasannya? karna kami sama-sama jenuh dengan hubungan kami dan memutuskan untuk menyudahinya saja.
Sejujurnya, aku tidak terlalu yakin Amane tengah serius dengan hubungan pacarannya, karna walau dia bilang dia sedang berada dalam hubungan pacaran, dia lebih sering menghabiskan waktu denganku.
"Btw Amane, aku nanya boleh?"
"Tumben 'aku', boleh sih, nanya aja."
"Kamu beneran pacaran ga sih?"
Amane yang sedang memotong sayuran pun tertawa kecil dan bergumam pelan, "menurutmu?"
"Aku bingung," aku memeluk kedua kakiku, "kalau kamu memang sudah berpacaran, kenapa kamu seperti lebih sering menemuiku sih?"
"Hmm, menurutmu kenapa?"
"YA GATAU, MAKANYA INI NANYA JIR."
"Weshh santai napa Rose, hmm, ya ga ada alasan khusus sih, cuma aku lebih suka ngabisin waktu sama kamu aja sih."
"Hah? Aneh lu, emang Yashiro kagak cemburu?"
"Ya ngapain?"
"Dih apalah, aneh betul sistem pacaran lu."
"Kenapa sih lu, syirik amat, yaudah sini pacaran ama gue, ajarin gue pacaran yg bener gimana."
"SEMBARANGAN!"
Amane tertawa.
Yah, seandainya saja aku bisa menjawab dengan benar, seperti apa kira-kira tanggapannya?
Sulit mempercayai ucapan Amane, dia terlalu banyak bercanda hingga aku sulit menerka mana yg sungguh mana yg tidak. Tapi, yah tidak dipungkiri juga jika aku ingin itu sungguhan, bukan sekadar candaan belaka.
Aku terus tenggelam dalam pikiranku, melamunkan candaan Amane barusan hingga tidak sadar Amane sudah menuntaskan kegiatan memasaknya.
"Nah, udah jadi!"
Suara Amane menyadarkanku dari lamunanku, pemuda itu membawa 2 piring nasi goreng yang uapnya masih mengepul, aku tersenyum lebar tidak sabar memakan nasi goreng buatannya. Nasi goreng buatan Amane adalah yang terbaik.
"Pelan-pelan anjir, masih panas! Sini gue kipasin dulu." Tegur Amane menahanku yang sudah bersiap memakan nasi gorengku, aku mendengus namun tetap membiarkan Amane mengipasi nasi gorengku menggunakan buku.
"Amane ...."
"Hm?"
"Lo kagak bosen apa ngeladenin gue mulu?"
"Hah? Setelah 19 tahun kita bersahabat dan lo masih nanya gini?"
"YA GIMANA YA, soalnya kayaknya gue lebih sering ngerepotin elu, gue cuma apa ya, marah-marah sama lu."
"Ya gapapa sih, lo lucu kalo marah."
Wajahku memanas, aku buru-buru memukul pelan pundaknya sedangkan Amane hanya tertawa menyentil pelan keningku.
"SERIUS GUE JIR, Lu becanda mulu ah!"
"Lho, gue serius Rose! Gue emangnya pernah bercanda ginian hm?"
"YANG TADI!"
"Yang manaa~?"
"Y-YA YANG NGAJAK PACARAN TADI?!"
"Lah, siapa yang bercanda sih?"
"HAH?"
"FAK! WAJAH LO NGAPA MERAH GITU?! HAHHAHA- WOI! ROSE! JANGAN PUKULIN GUE ANJRIT!!"
"BRENGSEK, LO NYEBELIN BANGET FAKK AWAS LO YA, GUE— HMPH!"
Belum sempat aku menuntaskan ucapanku. Amane buru-buru menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutku. Dengan sedikit menggerutu aku mengunyah suapan Amane, sedangkan pemuda itu malah tertawa melihat ekspresiku yang kesal dengan mulut penuh.
"Udah udah, makan sono, keburu dingin nasi gorengnya, gaenak nanti."
"lwo nywebelin bwanget gwue swumpahi pwantat lo lwebar anjweng!" Gerutuku dengan mulut penuh, Amane tertawa mengacak suraiku.
"Iya iya, makan dulu."
= 💢 =
Sore itu, Amane baru saja selesai berlatih futsal untuk turnamen kampus dan seperti biasanya pula, dia memaksaku untuk menunggunya di bangku penonton hingga aku bertanya-tanya, memangnya dia tidak bisa mengajak Yashiro saja?
Aku senang dia mengajakku, tapi rasanya aneh saja jika dia lebih memilih ditemani aku bukan pacarnya sendiri.
"Yak! latihan hari ini selesai! Kalian bisa pulang sekarang." Ucap Pak Misaki sesaat setelah meniupkan peluitnya, Amane ber-toss ria dengan teman-temannya sebelum akhirnya berlari kearahku. Kusodorkan sebotol air mineral padanya dan mengusap keringatnya menggunakan handuk kecil.
"Gue keren ga?"
"Apasih tai, tiap hari gue liat lo latihan, ya apa bedanya jir."
"JAHAT BENER."
Aku terkekeh lalu duduk, sejenak kutatap wajahnya yang masih bercucuran keringat dan ya aku bohong jika aku bilang tidak ada bedanya. Setiap hari melihatnya semakin ahli di lapangan menggiring bola kesana kemari, aku selalu kagum. Tapi, kusimpan rapat opini kekagumanku karna aku tahu dia pasti akan semakin narsis jika aku memujinya.
Dan lagi, aku malas mengatur salah tingkahku ketika dia tersenyum dengan wajah tengil seperti itu.
"Lo mau langsung pulang?" Tanya Amane sambil mengipasi dirinya sendiri menggunakan tangan lalu mengguyurkan sisa minumannya di wajahnya, aku menahan nafas. Sial, dia tengah menguji diriku yang baru saja bersyukur karna tidak perlu salah tingkah melihat senyum tengilnya.
"GILA LU, NANTI KALO ANGIN MASUK GIMANA?!" Ucapku pada akhirnya untuk mengalihkan rasa panas di kedua pipiku, Amane mengerutkan alisnya.
"Maksud lo masuk angin?"
"IYE ITU, PAKE NANYA LAGI LU."
"Haha, ga bakal! Lagian gerah banget anjir, sini mana handuknya tadi."
Aku melempar handuk kecil itu ke wajahnya lalu memalingkan wajah, 'anjing! anjing! GANTENG BANGET, BISA-BISANYA BUKAN PACAR GUE?!' umpatku dalam hati berusaha mengatur detak jantungku yang tak karuan.
"Btw, gue dari kemarin-kemarin mau ngomong sesuatu sama lo, tapi ga sempet-sempet gegara lupa atau sibuk latihan." Celetuk Amane setelah tuntas mengeringkan wajahnya, aku berdehem lalu mengerutkan alis tanda bertanya.
"Apaan?"
Amane celingukan melihat keadaan sekitar, lapangan kampus sudah sepi, tersisa aku dan Amane yang duduk di bangku penonton paling pojok. Amane terlihat aneh karna tiba-tiba menghela nafas beberapa kali, dia kenapa?
Pemuda itu tiba-tiba mencondongkan tubuhnya, mendekatkan mulutnya di telingaku, tubuhku menegang, tak berani bergerak satu inci pun, "Gue suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?"
Aku diam, berusaha mencerna ucapan Amane barusan. Suka? pacar? Apa ini? dia sedang bercanda? Tapi, Amane tak kunjung tertawa seperti biasanya. Hening, hanya ada suara semilir angin sore dan gemerisik dedaunan.
"H-Hah?"
Setelah sekian lama bungkam, pada akhirnya aku tak mengucapkan sepatah kata pun. Amane menjauhkan wajahnya, menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"HAHAHA WAJAH LO KENAPA ANJIR?! KOK KAGOK BENER?! HAHAHA!"
"Eh?"
"ASTAGA, Gue becanda doang! Happy April Mop Rose! Ga nyang—"
Plak
Dengan cepat aku menamparnya dengan sekuat tenaga, aku bangkit meremas rokku kesal, "harusnya gue tahu lo bercanda, tapi ... kenapa ... rasanya sakit?"
"R-Rose?"
Kuusap kasar air mataku dan berbalik bersiap untuk pergi namun sebuah tangan menahanku, aku berbalik berniat kembali memukulnya namun, Amane tiba-tiba menyandarkan kepalanya dipundakku.
"Maaf Rose, g-gue bohong, gue ga bercanda, gue cuma ... takut lo tolak."
"Ga lucu, stop bercanda ginian sama gue!"
"Nggak Rose! gue kali ini ga becanda, gue serius!" Amane menyeka air mataku, "gu- aku tadinya emang mau nembak kamu, tapi karna kamu ga jawab-jawab, aku kira kamu mau nolak aku, makanya aku langsung belokin jadi becandaan."
"B-Beneran?"
Amane tersenyum menangkupkan tangan dikedua pipiku, "Iyaa seriuss, dibilang aku tu ga pernah bercanda soal ginian, kamu sih ngira aku becanda terus."
"Ya lu bercanda terus!"
"T-Terus pacar lo gimana?"
"Hah? Siapa?"
"Yashiro!"
"Hah? Gue kagak pacaran ama dia, gue bohong sih ke elu hehe, penasaran aja, lu bakal cemburu atau kagak, tapi lama-lama gue jadi lupa kalo gue bohong hehe."
"KURANG AJAR."
Amane tertawa, "yaudah, ini aku diterima kagak?"
"Najis, udah make aku-kamu ah!"
"Yaelah, yaudah deh gue-lo lagi."
Aku tertawa kecil lalu mengangguk malu-malu, "tapi, ada syaratnya karna lu udah bikin gue kesel."
"Apaan?"
"Lu harus cium gue sekarang."
"HAH? YANG BENER LU? INI MASIH DI LAPANGAN?!"
Aku tertawa, "HAHAHA BECANDA! HAPPY APRIL MOP AMANE! YAHAHA~"
Amane mendengus namun kemudian seringaian tercetak di bibirnya. Amane melihat sekelilingnya lalu menutup mataku menggunakan tangannya.
"Woy! LO NGAP—"
Cup
Sebuah ciuman lembut menyentuh bibirku sekilas, aku membatu beberapa saat ketika Amane melepas ciuman serta tangannya, aku bisa melihat sebuah senyuman jail tercetak di bibirnya dengan sedikit rona di kedua pipinya.
"1-1 ya Rose~"
- The End -
; Author Note
Eyyo! akhirnya aku kembali dengan komedi Amane x Rose setelah beberapa waktu lalu nge-angst terus whwhwh.
Jujur, aku suka plot ini, simpel tapi manis banget wkwk
Rada tremor juga ngetiknya, karna personality Amane mengingatkanku sama beberapa hal haha.
Mungkin segitu aja? Terima kasih sudah membaca oneshootku<33
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top