Chapter 1: Karena Audrey

"Gapapa. Kita juga terakhir jumpa udah lama. Aku Sam Arthadinata. Biasa dipanggil Sam. Masih gak ingat?"

Perlahan Rachel mencoba memutar isi kepalanya. Siapa cowok ini? Meski mukanya familier, tetapi beneran dia lupa namanya.

Rachel berdehem pelan beberapa kali hingga dahinya sedikit mengerut. Tunggu, wajah ini ada di kota asalnya dulu sekali.

"Alumni SMA xxx?"

Sam di depan Rachel, mengangguk pelan dengan senyuman tipisnya. Menggaruk pelan leher belakangnya, Sam akhirnya kasian lihat Rachel yang sudah pusing.

"Mungkin kamu lupa. Aku Sam, anak kelas mipa dua. Kita-" Sam menunjuk ke arah Rachel dan dirinya beberapa kali. "-pernah ketemu di koperasi sekolah."

"Ooh! Yang pernah minjem duit seribu kan-"

Sam yang mendengar ucapan spontan dari Rachel, langsung juga spontan menjawab, "Kok malah itu sih yang diingat?"

"Tapi memang benar kan?"

Rachel kini berbagi tawa kecil dengan Sam, karena mereka berdua lagi di toko buku.

"Kok bisa sampe ke jogja, kuliah dimana?"

"Aku kuliah di-"

Sebelum Sam sempat menyelesaikan ucapannya, Rachel dikagetkan dengan Audrey yang menepuk pundaknya. Rachel akhirnya menoleh.

Audrey melirik Sam sebentar, namun Audrey hanya mengangguk dan disambut balik oleh Sam. Lalu pandangan wanita itu fokus ke Rachel.

"Apaan?" tanya Rachel.

"Itu lho. Ada orang ngeliatin aku dari belakang. Ga tahu siapa," balas Audrey sedikit berbisik.

Sam yang ikut mendengar bisikan Audrey--karena dia ga pandai berbisik, menoleh ke arah belakang Audrey. Wajah Sam langsung ber-oh ria. Di belakang Audrey ada satu cowok yang ngelihatin Audrey.

"Maksud kau..." Sam menepuk pelan bahu Audrey lalu menunjuk ke arah belakang, "...Dia?"

Audrey melihat ke belakang, lelaki yang dari tadi melihatnya langsung tunduk meminta maaf. "Dia temenku, maaf dia kadang suka gitu," balas Sam.

"Sam, udah belum?-Eh?" Sahutan lain terdengar, tapi bukan dari lelaki tadi, ini suara cewek. Rambut pendek dengan gaya yang sangat  tacky. Ia menghampiri mereka bertiga.

Bukannya fokus ke Sam, cewek itu malah menunjuk dan menatap Audrey sambil jalan. "Eh! Kamu kan?-"

Rachel sama Audrey udah diam membeku. Masih pagi, udah kena masalah, belum sarapan lagi. Ini orang juga Audrey ga kenal siapa.

Tangan Audrey lalu dipegang oleh cewek tadi. Wajahnya yang semula terlihat merengut, kini terlukis senyuman. "Wah!! Syukur ketemu lagi."

"Kenal?" tanya Sam.

"Maaf... nggak," balas Audrey dan Rachel bersamaan.

"Ah- Sorry, gue ga sopan..." Cewek tadi langsung ngelepasin pegangannya. Ia menepuk dadanya sekali, seraya berkata, "Nama gue Luna. Gue ga nyangka bisa ketemu sama lu disini."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Jadi, misi terakhir petualangan Rachel dan Audrey tercapai. Misi cari sarapan. Meskipun harus menghadapi orang-orang yang gak mereka kenal. Canggung dirasakan Rachel di sekujur tubuhnya.

Keberadaan Rachel dan Audrey tepat di salah satu restoran di mall ini. Kondisinya masih sepi dan nggak bising. Mereka duduk di meja panjang berbahan kayu dan tempat duduk berbantal lembut.

Karena bertemu dengan Luna, Rachel dan Audrey di ajak makan bareng mereka. Sekarang di samping kiri Rachel ada Audrey, di kanan ada Luna. Di depan mereka bertiga ada tiga cowok yang Rachel ga kenal dan Sam tepat di depannya.

"Jadi ya, dia yang ngasih aku payung pas di perpus kota. Mana hujan deras banget pas itu. Masih inget banget gue." Luapan suara Luna terdengar dengan sambutan tawa renyah milik cowok ber-freckles yang ada di depan Luna. "Nama kalian siapa?" Pertanyaan Luna kini keluar.

Entah apa yang ada di pikiran cewek ini, menurut Rachel. Udah gak kenal, ngajakin makan bareng pula. Aneh beneran.

"Oh, ini Rachel Tamara sama Audrey Talitha," jelas Sam.

Audrey langsung mempelototi Rachel ketika Sam yang memberi tahu nama mereka. Seolah berkata ini cowok tau dari mana?

"Temen lo?" tanya lelaki yang tadi melihat ke arah Audrey aja.

"Kami bertiga alumni di SMA yang sama." Sam menambah gestur tangan di antara sela-sela ia berbicara.

"Masa sih?" balas Audrey masih gak percaya. Ya namanya juga Audrey, ini orang penuh pertanyaan.

"Iya loh, ini si Sam. Sam Arthadinata. Cowok yang kau bilang caper sama guru-" Audrey menepuk paha Rachel. Tawa pelan dan mata mempelototi Rachel dilakukan Audrey.

Mereka jelas ingat, Sam Arthadinata si cerdas dari peringkat teratas. Guru-guru membicarakan dia setiap kali bicara tentang jalur undangan masuk universitas.

"Itu masa lalu, sel. Jangan di bahas."

"Yaudah kenalan aja dulu," balas Luna, "Mulai dari bang Jef aja."

Manusia yang duduk di depan Audrey mulai angkat bicara, "Maaf sebelumnya, gue Jeffrey. Anak sastra Bahasa Indo, entar lagi mau wisuda."

"Mesti banget pakai jurusan apa?" Lelaki di samping Jeffrey melirik ke arah si Jef. Jeffrey cuma balas dengan gelengan dan tawa kecil.

"Biar pemes," balas Jeffrey.

"Nama instagram aja sekalian bang," lanjut Luna.

Mereka langsung tertawa. Rachel kini terkekeh kecil. Namun satu hal yang mengalihkan fokus wanita ini. Sam yang penuh karisma dingin, memiliki rupa tawa yang menarik perhatian.

Bukannya dari dulu memang begitu, mbak Rachel?

Audrey lalu bertanya dengan alisnya yang naik, "Berarti umurmu dua puluh empat?"

Jeffrey mengangguk. Tanpa lama setelah itu, lelaki di samping Jeffrey langsung mengenalkan dirinya.

"Gue Alex."

"Gitu aja?" ejek Luna.

"Iya."

Alex dan perkenalan singkatnya. Lalu orang yang duduk di depan Luna berkata, "Ah, namaku Felix. Kami bertiga umurnya sama."

"Macam tadi di toko buku... sorry ngagetin lo. Tapi, gue Luna. Masih delapan belas tahun."

"Ih ngapain pergi jalan-jalan sama om om," ceplos Audrey. Lengan Audrey langsung disikut sama Rachel karena ngomong ga sopan.

"Eh-Anu, gini..."

"Gini loh, drey," Sam langsung mengambil alih pembicaraan, "Luna ini tunangannya si Bang Felix. Jadi dia diajak ikut."

"Hah-Apa?" Mata Rachel langsung berkedip-kedip dan membesar tak percaya.

"Heh?!" Audrey juga ikutan kaget sampai nutup mulutnya dengan dua tangannya.

"Ah, gapapa. Banyak orang kaget juga. Kami di jodohi jadi begini."

"Tapi cocok yekan, ea ea," canda Jef yang membuat mereka berempat tertawa kecuali Rachel sama Audrey.

"Luna memang... aneh sih, emang gitu orangnya," ucap Sam,"Jadi gini, Bang Jef, Bang Alex, sama Bang Felix itu temen main futsal."

"Kalo kau?" tanya Rachel.

"Ah, aku kenal mereka dari bang Felix juga. Mamanya bang Felix satu arisan sama bundaku."

Luna berdehem mengalihkan fokus pembicaraan. "Udah lapar ga? Pesan dulu aja kuy."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·


Telepon tersambung. Baru sedetik saja, panggilan grup sudah nyala. Squad yang namanya ganti-ganti tiap hari, sudah siap sedia di panggilan grup.

"Ennik disini!"

"Lia hadir."

"Janice."

"Yisella!"

"Wika paling unyu disini dong~"

"Ew," bales Ennik.

"Ada apa betewe minta telponan?" tanya Lia.

"Gini gaes, ....hsjskdh."

"Ngomong apa mba rachel?"

"Gila gila..."

"Elunya yang gila kali-" ujar Wika.

"Serius ini, ka. Penting banget nih."

"Cepetan ngomongnya!!" Sahut mereka.

"Jadi kan.. ah aduh kok bisa gini sih. Jadi gini loh we-"

"Lo ngomong ga bisa di cepetin?" Ennik udah mulai kesal.

"Sabar weh. Jadi gini, tadi pagi aku kan pergi ke mall sama si Audrey. Terus-"

"Audrey temen sekolah lo itu kan?" tanya Wika.

"Iye. Teruskan aku ketemu kawan sma lain. Alumni gitu. Dia beda kali temaaaaan."

"Beda gimana?" tanya Lia.

"Tambah tampan tentunya."

"Jodoh nanti?" canda Wika

"Sinetron banget sih, Ka," ucap Yisella yang anti banget sama sinetron.

"Heh, diem dulu. Belum siap ngomong nih... jadi kan, si Audrey ada kenalannya- terus kami di ajak makan bareng. Ada satu cewek sama empat cowok-"

"Menang banyak tuh cewek."

"Dia nemenin tunangannya. Katanya gitu sih."

"Ganteng gak cowok-cowoknya?"

"Lumayanlah," kekeh Rachel sedikit.

"Dapat kontaknya gak?"

"Nggak-"

"Lu bodo banget ga manfaatin waktu."

"Yakali baru kenal minta kontak, kau kira aku kayak member aplikasi tinder ga jelas?"

"Bukan gitu maksud si Ennik, Sel. Mana tau lo bisa ga jomblo lagi."

"Hm? Jomblo? Bisa bilang lagi?"

"Jomblo!" Mereka berteriak di depan mic hp.

"Aku single!"

"Jadi gimana? Lo maunya apa?" ujar Yisella.

"Yaelah pake basa-basi, lo tau nama lengkap dia kan?" tanya Ennik.

"Tau, kalo ga salah sih ya... Sam apa gitu... Oh! Sam Arthadinata. Anak fk cuy."

"Eh ganteng sis-" Wika langsung spontan.

"Tau dari mana?"

"Cari di instagramlah nama dia, ealah," ejek Ennik.

"Maap dong zeyeng."

"Ih lebay sumpah..." Janice menambahkan.

"Udah selesaikan ceritanya? Lusa aja di kampus ngumpul kek. Aku mau cerita nih~" Lanjut Janice.

"Eh yaudah sih... mau cerita apa? Tentang si Jun?"

"Iya Jun, ganteng banget-" Janice memekik di sebrang sana.

"Selera lo parah," ucap Ennik.

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top