26
"Tapi setelah itu, River menjadi Sleeping Princess," timpal Pangeran Vire, menyambung cerita Pangeran Alax.
"Sleeping Beauty, maksudmu," balas Putri River sambil mengejek kakaknya.
"Maksudnya?" Carmelize memilih bertanya kepada Pangeran Alax daripada menyimak perdebatan Pangeran Vire versus Putri River yang selalu membuatnya tanda tanya.
Pangeran Alax menoleh ke arah Carmelize, "Sepertinya River menggunakan sihirnya secara maksimal, jadi dia malah tidur panjang saat sudah sampai di dimensi ini. Dan sihir kami kembali ada seperti semula."
"Atau mungkin River salah membaca mantra," sambung Pangeran Vire yang membuat Putri River kesal.
"River tidur sembilan bulan ..."
Pangeran Alax melanjutkan dan lagi-lagi diinterupsi oleh Pangeran Vire.
"Seperti anak bayi."
Putri River semula ingin mengomel, namun melihat Carmelize sedang menatap ke arahnya, dia malah tersenyum geli.
"Jadi, apakah Kak Alax sudah menjagamu baik-baik?"
Carmelize mengerutkan kening, "Maksudnya?"
"Kak Alax kan sudah mengikutimu selama--"
Mulut Putri River langsung disihir oleh Pangeran Vire, agar Putri River tidak sembarangan memberikan informasi.
"Aku memang mengikutimu selama beberapa bulan terakhir," aku Pangeran Alax sambil menunduk. "Maaf kalau itu membuatmu tidak nyaman."
Carmelize tersentak kaget, tentu saja. Sedikitpun dia tidak merasa tengah diikuti orang lain.
"Tapi Alax punya alasan untuk melakukan perbuatan itu," bela Pangeran Vire.
"Mmh, mmhmmh hmm!" sambung Putri River dalam keadaan mulut terkunci rapat.
"Alasan apa?" tanya Carmelize.
"Beberapa bulan yang lalu, kau kembali memimpikan tentang Kerajaan Bayangan, kan?" tanya ratu meminta konfirmasi.
Carmelize mengangguk setelah teringat kembali dengan mimpi yang menyeramkan itu.
"Tidak ada ceritanya cahaya mencari bayangan ataupun sebaliknya, tapi kasus kalian bertiga agak berbeda, jadi kami khawatir kau terus memimpikan soal kerajaan Bayangan walaupun tidak ada River atau Alax di sana," terang Pangeran Vire.
"Tapi sihir kalian telah kembali, kan?"
"Iya, kekuatan kami sudah kembali," jawab ratu. "Jadi, kami membawa semua prajurit dan pelayan yang bersembunyi di ruang bawah tanah."
Carmelize melirik ke arah semua pelayan yang kini tengah tersenyum malu-malu seperti telah terpergok melakukan tindakan kriminal.
"Bagaimana caranya Pangeran Alax bisa menemukanku?" tanya Carmelize ingin tahu.
"Tanpa pangeran," ucap raja, ratu, Pangeran Vire dan Pangeran Alax dengan kompak, sedangkan Putri River masih bersuara tak jelas karena sihir Pangeran Vire yang tak kunjung dilepaskannya.
"Kami sudah bukan lagi keluarga kerajaan, jadi panggil saja dengan nama kami, tidak perlu sungkan," ujar ratu.
"Lagipula kau memanggil River tanpa embel-embel putri," sambung raja.
Putri River tampaknya berhasil melepaskan sihir dari Pangeran Vire pun menyambung, "Carmelize temanku, bukan teman teman kalian."
"River memberitahu kalau ayahmu menggambar bangunan, jadi kami mencari satu persatu profil arsitek yang memiliki aura sepertimu," terang Pangeran Alax.
"Ternyata desainer," gumam Pangeran Vire yang membuat Carmelize langsung ingin meminta maaf kepada Putri River.
"Ngomong-ngomong, kenapa River tidak masuk sekolah hari ini?" tanya Carmelize.
"Oh! Itu karena aku sedang sial. Jadi aku sering tidur panjang, walau tidak separah dulu. Tadi malam aku tidak bisa tidur karena terlalu bersemangat," terang Putri River.
"Eh? Apa kau baik-baik saja?" tanyq Carmelize, cemas.
"Tidak apa-apa. Aku sudah menemukan buku sihir yang sangat ampuh untuk membuatku tertidur."
Putri River berdiri, lalu mengangkat kedua tangannya ke udara.
Beberapa saat kemudian, sebuah buku pelan-pelan turun dari lantai dua ke lantai satu. Putri River pun menunjukkannya dengan bangga ke Carmelize.
"Aku tidak tahu itu buku apa, tapi begitu membuka halaman pertamanya, aku langsung mengantuk," jelas Putri River.
Carmelize kehabisan kata-kata, "Itu ... bukannya buku pelajaran?"
"Eh? Yang akan dipakai di sekolah? Memangnya kita boleh tidur di sana?" tanya Putri River dengan polosnya.
Pangeran Vire menepuk keningnya kuat-kuat, seolah tidak tahan dengan semua ini.
"Oh iya. Kata River, kau pandai sekali. Bagaimana kalau kau ajari Alax dulu, agar dia bisa mengajari River?" tawar ratu yang membuat Carmelize bergidik ngeri.
"Aku tidak sepandai itu," elaknya, namun dia tidak menolak.
Kalau bisa, Carmelize ingin langsung mengajari Putri River saja, karena dia tidak terlalu dekat dengan Pangeran Alax. Ternyata menciptakan kecanggungan sangatlah mudah.
"Kalau kau berpikir untuk mengajari River langsung, mungkin harus kuingatkan kalau yang bisa mengajari River tanpa marah sampai saat ini hanyalah Alax," ucap Pangeran Vire seolah telah membaca pikiran Carmelize, "tenang saja, Alax pintar sekali, kau hanya perlu menjelaskan sekali untuk membuatnya mengerti."
Pangeran Alax sebenarnya tidak ingin merepotkan Carmelize dan tidak ingin melihat Carmelize tertekan, tetapi dia pikir ... sudah lama dia ingin mengobrol dengan Carmelize, namun selalu ditahannya karena dia curiga bahwa Carmelize adalah Cahaya (walaupun memang benar).
"Baiklah, aku bisa mengajari di sekolah, kalau kau bertanya." Carmelize mengucapkannya kepada Pangeran Alax.
"Terima kasih," ucap Pangeran Alax sambil menunduk.
"Carmelize, ajari aku juga!" seru Putri River yang terdengar seantero rumah mereka.
"Tidak ada anak perempuan yang berteriak heboh begitu," tegur ratu.
"Di televisi banyak, kok," jawab Putri River tidak acuh.
"Sebenarnya tuan putri aslinya River, tapi entah mengapa aura dan kharisma Carmelize yang terlihat seperti putri-nya di sini," gurau raja, untuk memanas-manasi Putri River.
"Untuk apa aku memikirkan hal sepele seperti itu? Lagipula aku sudah bukan putri lagi," balas Putri River tidak peduli. "Carmelize bisa menjadi putri, kalau dia menikah dengan kak Vire atau Kak Alax."
Pangeran Vire dan Carmelize menoleh horor ke arah Putri River, sedangkan Pangeran Alax menoleh ke raja dan ratu yang diam-diam menyembunyikam senyum penuh maksud mereka, karena tampaknya mereka sangat menyukai Carmelize.
Jam di rumah itu berdentang, menunjukkan pukul lima sore, membuat perhatian di rumah itu kembali diaduk-aduk.
"Sepertinya sudah waktunya aku kembali," ucap Carmelize sambil bersiap-siap berdiri.
"Eh? Cepat sekali," keluh Putri River.
"Kalian kan bisa bertemu lagi besok," ucap raja.
Putri River mengikuti Carmelize berdiri, "Ayo, kuantarkan sampai ke depan."
Bukan hanya Putri River yang mengantar Carmelize, anggota keluarga yang lain juga ikut mengantar.
Pintu besar itu terbuka,Carmelize melihat ekspresi kelegaan yang amat besar dari sopir pribadinya.
"Besok kita ketemu lagi ya," ucap Putri River sambil merentangkan tangan dan memeluk Carmelize.
Carmelize sangat tersentuh saat menerima pelukan pertama dari sahabatnya. Putri River sangat hangat dan itu telah membuktikan bahwa Putri River memang nyata dan baik-baik saja.
"Iya, sampai jumpa besok."
Pangeran Vire dan Pangeran Alax juga melambaikan tangan mereka saat Carmelize bersiap-siap masuk ke mobilnya.
"Besok aku datang ke sekolah jam tujuh! Kau jangan terlambat, ya!" seru Putri River yang berhasil membuat ratu melotot lagi.
Carmelize tersenyum, "Iya."
Beberapa saat kemudian, Carmelize sudah menghilang di perbelokan bersama mobil hitamnya.
Raja, ratu dan Pangeran Vire langsung menoleh ke arah Pangeran Alax.
"Kau belum memberitahunya kalau kau menyukainya, ya? Kau payah!" Pangeran Vire menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kami baru bertemu," balas Pangeran Alax pendek. "Aku tidak mau menakutinya."
Raja dan ratu tidak bisa berhenti tersenyum sejak kedatangan Carmelize.
Tampaknya keputusan mereka untuk pindah ke dimensi ini tidaklah seburuk yang mereka pikirkan.
"Hah? Kak Alax suka Carmelize?! Sejak kapan?!" Putri River bertanya dengan histeris.
Pangeran Alax tidak menjawab, hanya melemparkan senyuman tipis ke adik bungsunya.
Untuk pertama kalinya, esok hari terdengar sangat menyenangkan untuk mereka semua.
END
30 Juni 2018
a/n
SUDAH END, AAAAAAA
Gimana? Gimana? Manis banget kan endingnyaaaa?
Untung aku baik hati dan tidak sombong, jadi setidaknya kalian tau soal perasaan Alax.
Khu khu khu.
Do you like it?
Oke, aku bakal ....
1. Post pengumuman di ADK 1
2. Translate makna Appetence
3. Post note ADK 3
Malam ini.
See you so soon!
Cindyana
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top