1.3 | Reeves Spirea

Selepas tindakannya yang tak tahu malu, ia anggap dirinya urakan. Namun, bukan durjana yang ia terima setelahnya dari sang korban, melainkan dirinya konstan dihujani selaksa afeksi. Acapkali kupu-kupu bertandang di perutnya menggelitiki bagai dirinya kini menjelma kelopak bunga yang indah.

Jika ia konstan meretur memoarnya, benar-benar memalukan. Di mana tata krama serta sopan santunmu Kim Areum? Di mana harga dirimu sebagai seorang wanita hingga kau berani berinisiatif? Lalu mengapa pemuda Choi itu tak menghentikan tindakannya? Jika saja Soobin menolak, maka hal memalukan ini takkan terjadi. Ataukah mungkin malah jika Soobin benar-benar menghentikannya hanya semakin membikin dirinya malu? Hingga seakan-akan keinginan masif Areum terimplementasi untuk bersembunyi di dalam perut bumi.

Benar-benar serba salah. Tak seharusnya begini. Bahkan kali ini saja ia tak bisa menolak permintaan Soobin, lagi. Areum membiarkan dirinya dalam adikara pemuda Choi. Begitupun ia membiarkan dirinya jatuh hati dalam pesonanya tatkala Soobin memangkas disparitas di antaranya. Bukan tanpa alasan, justru Soobin tengah membantunya melepaskan sabuk pengaman. Namun, jarak ini terlalu dekat hingga Areum menahan napas agar embusannya tak mengenai wajah Soobin.

Areum semakin merona tatkala Soobin membukakan pintu mobil untuknya, bahkan sampai meminta uluran lengan gadis Kim. Ia memperlakukannya bagai seorang putri kerajaan, untuk ke sekian kalinya kupu-kupu menggelitiki perutnya. Benar-benar segala tindak-tanduk Soobin membikin dirinya jatuh terlalu dalam afeksi pemuda Choi. Sehingga ia mencemaskan segala kemungkinan yang buruk akan menerpa kedua insan itu yang telah memutuskan untuk saling mengenal lebih dalam dahulu sebelum menjalin ikatan semu.

Desibel deburan ombak yang membentur batu karang besar menginvasi rungunya. Hampuran bagai permata biru itu memanjakan indra penglihatnya. Pasir pantai pun menggelitiki sepasang kaki telanjangnya. Aroma khas segar dari laut pun menenangkan penghidunya. Benar-benar sangat indah, tak bisa ia mendeskripsikannya dengan kata-kata lagi. Cukup hanya bisa diamati dan dirasakan. Areum benar-benar dimanjakan dengan maha karya Tuhan ini.

Areum mengedarkan netranya, menyapu seluruh pemandangan yang ada. Ia mengernyit bingung sebab tak ada siapapun selain mereka. Toh, ia tak mempermasalahkannya, justru itu hal yang baik. Ia tak terlalu suka keramaian. Ulasan senyum terpatri pada paras jelitanya, perjalanan yang cukup memakan waktu jauh dari perkotaan terbayar dengan semestinya. Bahkan lebih.

"Bagaimana bisa kau menemukan tempat seindah ini?"

Soobin yang sedari tadi memandangi Areum seakan-akan pemandangan indah itu kalah dengan sosok jelita gadis Kim itu pun mengerjap tatkala kuriositas gadis Kim menginvasi rungunya. Namun, bukan jawaban verbal yang ia loloskan, melainkan hanya ulasan senyum simpul yang ia berikan. Sebab ia tak mungkin menjawab bahwa tempat ini ditemukan oleh Kim Areum di dunianya dulu yang tak lain adalah gadis di hadapannya kini. Entitas yang sama, tetapi di dunia yang berbeda. Sosok Areum di dunia ini pun membuai dirinya. Bukan semata-mata ia tampak amikal dengan Kim Areum dulu, melainkan Kim Areum di dunia ini pun membuatnya terpesona dengan caranya sendiri.

"Baiklah, kau tak ingin menjawab pertanyaanku pun tak apa. Kau selalu saja begitu menunjukkan sosok misterius," Areum merengut. "Setidaknya beritahu hal-hal apa saja tentang dirimu agar aku mengenalmu. Tak adil rasanya kau seolah-olah mengenalku sudah lama."

Areum memainkan pasir di bawahnya dengan kakinya. Ia tak mampu menatap ke dalam netra pemuda Choi sebab entah bagaimana bisa ia berceloteh demikian. Itu merupakan leksikal kata yang lolos secara refleks. Mungkin justru itulah yang ada pada dalam mindanya secara jujur mengenai Soobin.

Soobin meraih dagu lancip sang jelita agar netra mereka bertemu, mengunci atensi Areum agar hanya memfiksasikan pada dirinya. Soobin memindai setiap lekuk pada paras sang jelita. Ia terjebak dalam dunia ini pun entah beruntung ataukah tidak. Namun, ia akan memilih opsi pertama jika ia beruntung. Menemukan entitas jelita di hadapannya ini adalah suatu keberuntungan baginya. Lakuna dalam dirinya selama ini berjubel kembali.

"Aku tak perlu memberi tahu segala tentangku, begitupun denganmu. Karena seiring berjalannya waktu juga seiring rasa itu tumbuh kita akan saling mengenal satu sama lain."

Areum bertindak abstain sebab ia hanya ingin mendengar tuturan kata selanjutnya yang lolos dari ceruk bibir tipis pemuda Choi. "Mungkin kau merasa aku seolah-olah sudah mengenalmu lebih lama. Silakan katakanlah begitu. Namun, itu karena aku jatuh hati terlebih dahulu denganmu dibandingkan dirimu, Kim Areum," lanjutnya.

Areum tak bisa mengerjap, hatinya mencelos dengan segala tuturan leksikal kata yang tersusun rapi oleh pemuda Choi. Demi Tuhan ia semakin jatuh hati padanya.

Untuk ke sekian kalinya Areum dikuasai dengan tindakan refleksnya lagi. Ia mengulurkan lengan jenjangnya meraih pipi pemuda Choi, ia menangkupkan telapak tangan lembutnya di sana. Hingga membuat Soobin menarik kurva manisnya yang disebabkan oleh tindakan tak terduga dari sang jelita.

Areum mengulas senyumnya membiarkannya terpatri pada paras jelitanya sebelum bercerak, "Kau masih ingat tatkala kau memintaku menjadi penguat hidupmu?" Soobin tak menjawab, sebab itu adalah kata tanya retorik. Kali ini ia yang membiarkan Areum menyelesaikan untaian kalimatnya.

"Jawabannya aku akan berusaha. Aku akan berusaha sebaik mungkin untukmu. Aku akan selalu di sampingmu menjadi penguat hidupmu, Choi Soobin."

Selepas kalimatnya lolos final, penyatuan hati itu kembali terjadi untuk memproses agar afeksi itu semakin kokoh. Pagutan itu terjalin demi menyalurkan perasaan satu sama lain tanpa melontarkan leksikal kata buaian cinta lagi. Cukup mereka membuktikan dengan tindakan kali ini, begitupun nanti. Kelopak mata mereka mengatup merasakan setiap pagutan lembut yang menyatu.

Sepersekon setelahnya pagutan itu terlepas. Namun kini netranya bersirobok seakan-akan tengah berkomunikasi melalui adu tatap penuh afeksi satu sama lain. Secara tak direk mereka tengah mengatakan bahwa akan berusaha sebaik mungkin untuk satu sama lain. Hubungan mereka kapabel disepertikan layaknya bunga reeves spirea yang mengandung arti "aku akan berusaha sebaik mungkin untukmu". Baik Areum maupun Soobin mereka akan saling berusaha. Tidak ada yang berusaha sendirian, mereka akan mengarungi hamparan samudera bersama-sama. Tak boleh ada yang satu mendayung dengan penuh peluh berusaha, sementara yang satu hanya bertindak abstain. Hubungan yang dibangun tak akan seimbang jika begitu. Maka dari itu, perlu kedua belah pihak saling mendayung bersama demi mencapai titik tujuan yang sama.

Walaupun mau uas, aku tetep update. Gabisa aku hiatus ninggalin Areum dan Soobin ini yang lagi manis-manisnya hiks. Akhir-akhir ini mungkin aku update seminggu sekali. Namun, aku ada rencana klo uas beres dan masuk masa libur aku bakalan update lebih sering *gaada yg peduli.

So, anyway, aku tetep butuh dukungan kalian. Jan lupa klik vote serta ketikkan komentar kalian di kolom komentar, babes♡

C ya~

—luv ara

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top