6

Saat ini Kazutora sedang gundah gulana. Matanya terus menerus melihat ke sekelilingnya. Tangannya dibanjiri keringat dingin. Ia menggosok tangannya itu. Jantung berpacu cepat. Teringat perkataan yang dibisikkan Hanma.

"Culik saja Takemichi,"

Kazutora menggusar rambutnya. Ia memang menyukai Takemichi. Tidak tahu sejak kapan.

Pertemuan itu dimulai saat Hanma membawanya ke tempat kosong tempat yang biasa dipakai latihan berkelahi.

Ada daya tarik khusus yang membawa Kazutora terus menatap Takemichi. Itu ibarat jatuh cinta pada pandangan pertama. Ada perasaan aneh yang menjalar ke dalam tubuhnya.

Saat itu Takemichi datang dan mata mereka saling bertemu dan bertatap cukup lama. Disitu Kazutora merasa aneh.

"Manis," gumam Kazutora tak sadar.

Kembali ke kejadian selanjutnya saat Takemichi latihan dengan Hanma. Melihat antusiasme Takemichi dalam latihan membuatnya ikut merasakan antusias tersebut.

Apalagi saat melihat Takemichi sedang latihan. Wajahnya yang terlihat serius jujur itu terlihat menggemaskan.

Ada letupan di dada Kazutora saat mata mereka saling bertemu kembali. Melihat senyum Takemichi yang mengembang di wajahnya. Membuat jantung Kazutora makin bergelora ingin memilikinya. Terbayang senyum indah Takemichi di mata Kazutora.

Maka dari itu Kazutora berniat ingin memulai pendekatan dengan Takemichi. Dengan mengobrol banyak hal yang berhubungan Takemichi. Bahkan saat malam hari selalu terbayang suara Takemichi yang mengalun halus di telinga Kazutora.

"Apa aku harus menculiknya?" tanya Kazutora dalam hati bingung, "Tapi aku takut ia membenciku."

Besok akan jadi hari terakhir mereka bertemu. Karena besok akan jadi hari dimana mereka tak bisa bersama. Ia sudah bukan di anggota Touman melainkan Vallhala. Dan ia akan berencana membunuh Baji.

"Kazutora-kun?" Ahh~ panggilan ini, panggilan yang selalu ia nantikan. Suara Takemichi yang memanggilnya sangat berbeda dibanding lainnya. Itu sangat candu.

Kazutora menoleh dan melihat Takemichi tersenyum manis ke arahnya. Kazutora menjadi salah tingkah. Ia mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

"Kazutora-kun sendiri saja," ujar Takemichi basa-basi.

"Iya, ngomong-ngomong kemana hanma?" tanya Kazutora.

"Pergi keluar beli minuman bareng Baji. Hehehe..." sial! Takemichi terlihat menggemaskan ketika ia tertawa. Lesung pipinya yang terlihat kecil di sekitar bibirnya terlihat begitu cantik.

"Sampai kau jadi milikku," gumam Kazutora pelan

"Huh?" Takemichi mengernyitkan dahi.

"Tidak," Kazutora menjadi salah tingkah dan mengalihkan pandangannya.

Takemichi menghela nafas panjang, ia menatap jalanan yang kosong melompong.

"Sebenarnya aku tidak suka akan hal ini. Perkelahian hanya mengantarkan duka. Aku tidak mau Kazutora terluka..." Kazutora tersenyum malu sekaligus senang ketika Takemichi mengkhawatirkannya tapi itu menjadi berubah ketika,

"...Baji, Hanma, dan lainnya terluka. Jadi kumohon berhenti ya," Takemichi sadar perkataan mungkin saja tidak membuat Kazutora seratus persen merubah niatnya.

"Tidak mau!" tolak Kazutora. Raut muka menjadi masam. Matanya menatap tajam Takemichi lalu berlalu ke depan.

"Kenapa?" tanya Takemichi heran.

"Ada alasan aku ingin melakukan perkelahian ini," jawab Kazutora.

"Apa itu Kazutora-kun? Tidak apa jika kau ada masalah. Kau bisa beritahu padaku. Kita kan teman..." Kazutora merasakan hatinya sakit saat Takemichi hanya menganggapnya teman.

"...memang terkadang masalah datang pada siapa saja bahkan pada teman. Tapi jika kita menyimpan dendam. Hidup kita tidak akan mungkin tenang. Kamu akan melihat hidup dari kegelapan. Belajar lah untuk ikhlas dan memaafkan maka kamu akan merasakan hidup yang berbeda." ujar Takemichi ia mengelus punggung Kazutora menyalurkan kehangatan.

Kazutora merasakannya. Rasa hangat itu memenuhi tubuhnya. Membuatnya ingin menangis. Selama ini, selama ini tak ada orang sebaik Takemichi. Ibunya pun ketika ia mengalami masalah hanya menyuruhnya sabar, ayahnya jangan tanyakan. Ia muak padanya.

Teman-teman lain? Tak. Mereka tak biasanya membahas hal-hal seperti itu.

Takemichi menggeser tubuhnya membelakangi Kazutora. Kazutora yang heran bertanya pada Takemichi.

Dan ini jawabannya Takemichi, "Aku tahu Kazutora pasti ingin menangis tapi takut terlihat olehku. Makanya aku menggeser tubuhku supaya aku tidak melihat Kazutora."

Kazutora menangis pecah. Ia menangis meski masih tetap menahan tangisan itu agar tidak kedengaran Takemichi. Setelah dirasa puas ia memeluk Takemichi erat dari belakang.

'Kucinta kau.'

Kazutora langsung memukul tengkuk Takemichi keras dan membuat Takemichi pingsan.

*Brukk

Kazutora menggendong Takemichi dan membawa ke motornya.

_________

"Unghh..." Takemichi membuka matanya perlahan. Sinar lampu yang memasuki indera penglihatannya membuatnya terlihat kesulitan membuka matanya.

Ia bangun di sebuah tempat yang ia tidak kenali. Ruangan berdebu dan kotor hanya dilapisi cahaya lampu temaram.

Dimana dia? Takemichi melihat ke sekelilingnya namun nihil tetap merasa janggal dengan tempat ini.

"Takemichi..." suara pelan menggema. Ia melihat ke sekeliling namun tak ada. Tiba-tiba tangannya terasa ada yang memegangnya. Dan saat ia lihat ke bawah ada Kazutora tersenyum mengerikan.

"Haaaaa!" Takemichi berjengkit kaget. Ia berteriak keras dan membuatnya nyaris jatuh sebelum Kazutora menahannya.

"Ka-kazutora-kun? Kenapa ada disini?"

"Tidak, tidak ada, kok. Aku hanya ingin melindungimu dari orang-orang jahat."

"Maksud Kazutora? Kazutora menculik ku? Tapi kenapa?"

"Karena aku suka kamu."

"Tapi aku laki-laki,"

"Tidak masalah bagiku."

Takemichi menghela nafas panjang, bingung dengan tingkah Kazutora. Sekarang apa lagi yang akan ia perbuat.

Besok. Ingat besok. Adalah hari Perkelahian antara Vallhala dan Touman. Dan lihat sekarang, ia diculik oleh Kazutora. Bagaimana cara ia bisa keluar dari tempat ini?

Ah! Sepertinya Takemichi punya ide.

"Ka-kazutora-kun jujur kenapa Kazutora melakukan tindakan seperti ini? Aku tidak suka Kazutora menculik ku," lirih Takemichi ia memegang ujung baju Kazutora.

"Aku–"

"Kazutora-kun jahat! Padahal aku kira Kazutora-kun orang baik ternyata aku salah. Bagaimana bisa Kazutora-kun melakukan tindakan seperti ini. Aku benci dengan Kazutora-kun," gumam Takemichi. Ia menatap terkejut Kazutora dengan wajah tak percaya dan tangan ia letakkan di bibirnya. Ia memulai aktingnya.

Kazutora menatap Takemichi sedih. Ia menggeleng kepala. Ia memegang kedua tangan Takemichi, "Tidak Takemichi. Ini salah."

"Maaf Kazutora-kun aku sudah salah mengira mu. Kau membuat hatiku sedih. Aku benci padamu!" teriak Takemichi sambil terisak.

Ia sengaja berpura-pura menangis dan mendramatisir keadaan. Kazutora adalah seorang yang sensitif jadi dengan berpura-pura sedih ini pasti ia akan banyak berpikir di saat itu kesempatan untuk Takemichi kabur.

Ia membalik badannya dan bersiap untuk pergi dari sana. Namun tangannya tertahan oleh Kazutora.

"Tolong jangan benci aku, aku tidak ingin dibenci olehmu. Ini semua disuruh atas saran Hanma," Kazutora memeluk erat tubuh laki-laki yang ada di depannya itu.

"I-iya... Memangnya apa saran Hanma sehingga membuatmu menculik ku?" tanya Takemichi terheran.

"Dia memintamu tuk menculik ku agar tidak ada yang mengambilmu dariku," jawab Kazutora menatap Takemichi.

Takemichi mengerutkan keningnya, "Bisa aku bertemu dengan Hanma?"

"Kenapa?" tanya Kazutora dengan raut wajah masam. Ia menekuk alisnya dan menekan pipi Takemichi membuat Takemichi sedikit mengerang.

"Apa aku masih kurang cukup denganmu?" tanya Kazutora dengan nada meninggi.

Ia bangkit dari tempat tidur dan beranjak dari sana lalu mengunci Takemichi. Kazutora berjalan meninggalkan tempat tersebut dengan suara Takemichi berteriak keras dan pintu digedor-gedor.

Kazutora segera berjalan keluar menuju ruang tamu niat hati ingin beristirahat namun terhenti tak kala melihat Hanma dan Kisaki tengah terduduk di kursi dengan senyum lebarnya.

Lantas apa yang terjadi?

Apa yang mereka berdua inginkan?

Mari kita kembali ke cerita sebelumnya...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top