Rencana Pangeran Kegelapan

7 tahun berlalu. Harry— Hadrian Lilius Snape, tumbuh menjadi anak kecil yang ceria, penurut, sangat ramah dan sopan, Severus mengasuhnya dengan sangat baik. Ah dan ya, ia mengubah nama Harry menjadi Hadrian Lilius Snape. Severus dengan senang hati menyingkirkan nama James dan marga Potter dari anak itu. Tapi orang orang terdekatnya masih memanggilnya Harry,.

Harry kecil bersahabat dekat dengan Draco Lucius Malfoy, anak dari rekan terdekat Severus, Lucius Malfoy. Walau bersahabat sejak masih memakai popok, sifat mereka sungguh bertolak belakang. Draco memiliki sifat yang sangat angkuh dan cukup kasar untuk anak seusianya, namun si pirang itu juga cengeng dan penakut di saat yang sama. Kombinasi yang aneh membuat para orang dewasa tertawa. Oh Severus yakin dia tau darimana semua sifat Draco di turunkan.

Harry sendiri adalah anak penyabar dan baik. Severus mengajarinya untuk bersikap selayaknya manusia dengan harga diri. Berjalan dengan benar, menghormati siapapun yang lebih tua, tidak pernah mengangkat kepala dengan bangga. Harry sudah menghadiri banyak rapat pelahap maut semenjak ia memakai popok. Severus terlalu khawatir meninggalkan Harry, bahkan pada wanita seperti Narcissa.

Biasanya Harry akan mengunjungi Malfoy manor setiap akhir pekan, pada hari biasa ia akan membaca buku, membantu Severus meramu, atau berlarian di taman bermain sepi yang sudah lama tidak digunakan.

Harry sangat suka bermain, kalau di perbolehkan, ia bisa sangat aktif selama 48 jam sebelum akhirnya pingsan karena lelah. Harry juga menyukai makanan manis, walau begitu ia tidak pemilih, ia memakan apa yang di sajikan di piringnya, entah suka atau tidak.

Harry kecil terbiasa ekspresif dan aktif, namun ia juga memiliki topeng, wajah datar nan dingin khas Pure-Blood. Hanya dikenakan apabila ia mengikuti rapat Pelahap Maut bersama sang ayah, Severus.

⚡⚡⚡

"Dad?" Harry menatap sosok sang Ayah yang tengah meringis pelan. Tanda kegelapannya terbakar, menandakan Penguasa kegelapan memanggil Pelahap Mautnya. "Bersiaplah Harry," dengan begitu Harry berlari menuju kamarnya untuk memakai jubah formal dan kembali ke sisi Severus dalam beberapa menit.

Severus menggandeng tangan mungil Harry dan masuk kedalam jaringan Floo, mereka akan menjemput Lucius sebelum akhirnya melakukan apparate ke markas pangeran kegelapan.

Api hijau menyala pada jaringan Floo di Malfoy Manor, Lucius menunggu dengan sabar ketika melihat sosok Severus dan Harry keluar dari perapian. "Lucius," Severus menyapa terlebih dahulu, "Severus, kau membawa Harry lagi?" Pertanyaan itu hanya ditanggapi dengan anggukan singgat.

Lucius membawa mereka pergi ke pinggir bangsal untuk akhirnya melakukan apparate. Satu hal yang pasti, Harry tidak menyukai sensasi limbung yang di sebabkan oleh perpindahan secara tiba tiba itu. Yah, setidaknya itu lebih baik dari Portkey.

⚡⚡⚡

"Pelahap Mautku yang setia, seperti yang telah kalian semua dengar kita akan menghentikan serangan untuk beberapa tahun kedepan!" Beberapa desahan kecewa terdengar dengan jelas dari Pelahap Maut lingkaran dalam, terutama Bellatrix. Wanita gila itu kelihatan seperti kehilangan mainannya, entah mengapa Severus yakin Bellatrix tetap akan mencari mangsa dengan caranya sendiri.

"Kita akan menarik semua aktifitas penyerangan secara perlahan, membuat cahaya berfikir kita melemah. Memberikan mereka kemenangan dan rasa tenang untuk sementara akan membuat mereka melemah, sementara itu kita mengumpulkan orang lebih banyak. Kita akan melakukan invasi besar besaran untuk melenyapkan semua muggle menjijikan yang telah menodai dunia sihir!" Dia berseru dengan semangat membara.

Sekali lagi Harry menatap iris darah itu dengan kagum, ia tidak pernah bosan mengamatinya. Tanpa sadar menjadikan merah sebagai warna kesukaannya. Harry sering sekali mengamati Tuannya diam diam, mencuri curi pandang ketika sang Tuan tengah menyiksa Muggle atau tengah memarahi Pelahap Maut rendah.

Setelah pertemuan pelahap maut selesai, Voldemort meminta 6 anggota Lingkaran dalamnya untuk tinggal, ia memiliki rencana tambahan untuk mereka. Sang pangeran kegelapan pun menjelaskan rencananya untuk mengambil kontrol atas kementrian dan mengembalikan tubuhnya yang rusak akibat proses pembuatan Horcux.

"Bellatrix," ia memanggil dengan suara desisannya yang menyeramkan. Bellatrix segera maju dan menunduk hormat, secara otomatis menyembah padanya.

"Kumpulkan semua Horcux milikku, simpan semuanya dalam lemari besimu. Bawa Rodolphus dan Rabastan bersamamu, pergi!" Pangeran kegelapan memberi perintah dengan cepat. "Segalanya untukmu Tuanku!" Dia menyeringai gila dan berapparate pergi bersama Rodolphus dan Rabastan.

"Lucius, untuk urusan kementrian aku serahkan kepadamu, jangan ada kesalahan." Lucius membungkuk hormat, "baik Tuanku," kepuasan terpancar dari mata merah darah itu. "Tinggalkan kami," perintahnya dengan tegas, Lucius segera keluar tanpa berniat mengetahui apapun itu.

"Severus..." iris darah itu menatap Pria di hadapannya dengan serius. "Tuanku," sang Master Ramuan dengan cepat membungkuk hormat, begitu juga dengan Harry. "Aku butuh kau untuk melakukan tugas besar Severus, datanglah pada Dumbledore, bekerjalah padanya di Hogwarts, tawarkan posisi mata mata dan informasi tentang Harry padanya, cari informasi tentang Batu Betuah itu." Perintahnya, Severus mengangguk dengan cepat. "Baik Tuanku,"

Harry tau apa yang tengah di mainkan, Severus memberitahunya segalanya, tentang kejadian 7 tahun lalu di Gordic's Hollow, bagaimana penculikannya, kondisi dunia sihir sesudahnya, bagaimana nubuatan itu tidak terjadi dan kosong.

Ia tidak membenci Severus atau Pangeran kegelapan, ia bersyukur dia hanya di culik dan tidak ada satupun anggota keluarganya yang mati. Namun ia juga tidak ingin kembali. Ia terlalu nyaman dengan kehangatan Severus, bagaimana sang ayah merawatnya dan menyayanginya dengan tulus. Dan bagaimana ia terbuai dengan merah darah yang memabukkan itu...

------

A/N: haish aku gatau gimana in charanya Voldy ke pelahap maut, maap oocnya—

Tertanda
GM999

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top