POTIONS!

Harry yang memasuki Dormitory pertama, mengambil tempat tidur paling pojok dan mulai membereskan barangnya. Beberapa saat kemudian, Ron, Dean, Seamus, dan Neville masuk ke dalam Dorm dengan keadaan kenyang.

"Oh hey mate, kau sudah sampai duluan!" Ron menyapa seperti tidak ada apapun yang terjadi, Harry membalasnya dengan senyuman kecut, ia kembali pada kopernya. "Engorgio," lantunnya pelan, barangnya pun kembali keukuran semula. Nampaknya itu menarik perhatian keempat anak lainnya.

"Kau sudah menguasai mantra semester akhir?!" Seamus berkomentar, Harry hanya mengangguk tidak peduli sambil membereskan pakaiannya. "Itu mantra sehari-hari, sudah di ajarkan sejak aku berusia 6 tahun." Jelasnya singkat. "Kau memiliki tongkat pada usia 6 tahun?" Dean menimpali dengan penasaran, oh terkutuklah kalian Bloody Gryffindor!

"Tidak. Dad tidak memperbolehkanku memiliki tongkat sihir sendiri sampai berusia 11 tahun." Harry yang sudah lelah merebahkan diri di kasur, "kau melakukan sihir Wandless?!" Kali ini Neville memekik kebingungan. Harry terlihat jengkel, "apa yang salah dengan itu, sihir tanpa tongkat lebih mudah dibandingkan sihir dengan tongkat!" Sanggahnya sambil menutup tirai kasurnya.

"Selamat malam Harry!" Tutur salah satu dari mereka, Harry mendengus kesal, "maaf, tapi namaku adalah Hadrian!" Oh Merlin, Harry ingin sekali melemparkan kutukan Cruciatus pada mereka, mengapa mereka tidak mau diam?! "Tapi Malfoy itu memanggilmu Harry?" Harry menarik Coltello dengan cepat saat mendapati ular itu merayap marah kearah mereka.

"Itu adalah nama panggilanku di rumah, tolong jangan pernah panggil aku seperti itu!" Ia melolong dengan lelah, pertanyaan pun berhenti, namun si iris hutan bisa mendengar bisik bisik dari luar tirainya. Sekarang gosip? Ada apa dengan anak anak Gryffindor ini?!

"Dia luar biasa!"

"Tapi ku dengar dia adalah anak dari guru ramuan yang mengerikan itu!"

"Si kelelawar raksasa penghuni bawah tanah? Oh kakak kakakku bercerita banyak tentangnya, mereka bilang dia orang yang mengerikan!"

Harry sangat kesal pada mereka dan bualan mereka, ia mengelus Coltello yang mendesis pelan ketika merasakan kemarahan Harry. "Tenanglah Coltello, mereka akan membalasnya nanti!" Desisnya dalam Parseltongue dengan amat pelan. "Baik tuan..." Coltello mendesis kesal dan kembali melingkarkan tubuhnya pada lengan Harry.

⚡⚡⚡

Paginya, Harry sarapan lebih awal. Ia tidak ingin menuju aula besar bersama Ron atau siapapun itu, tidak, ia tidak mau! Lagi pula, itu akan mencegahnya berebut mengambil jadwal.

Saat memasuki Aula besar nampaknya Lily Potter terkejut dan segera menghampiri anak itu, "selamat pagi Tuan Snape, apa yang membuat anda datang ke aula besar sepagi ini?" Lily merasa nama itu agak mengganjal baginya saat diucapkan, tapi ia menepis pemikiran anehnya dengan cepat. Harry mengangkat bahu, "aku tidak ingin berdesakan, hanya itu." Sanggahnya dengan cepat. Lily berdeham dan mengangguk, lalu memberikan sebuah jadwal.

Kelas pertama Ramuan bersama Slytherin.

Harry tersenyum—menahan seringai- ia berterima kasih pada Lily dan menatap sosok sang ayah yanng tengah membagikan jadwal juga. Ketika sang ayah selesai, pria bersurai gagak itu balas menyeringai pada Harry, namun tatapannya juga sedikit menuntut, Harry tau apa maksudnya itu. Ia harus mengerjakan ramuan dengan sempurna, ia adalah putra dari Master ramuan, The Half-Blood Prince.

Beberapa menit berlalu, aula besar dipenuhi oleh murid yang ingin sarapan. Saat Draco datang dan membaca jadwal matanya langsung teralih pada anak beriris hutan dengan semangat, mereka melakukan kontak mata dan mengangguk secara bersamaan.

"Apa yang kau anggukkan Mate?" Ron bertanya dalam makannya, Harry melediknya sejenak. "Kelas pertama akan sangat menyenangkan!" Ia berujar dengan cerah. Saat Ron melihat jadwal, bahunya merosot, ia terlihat sangat lesu. "Kau pasti bercanda! Ramuan dengan Ular!?" Harry mengangkat bahu tidak peduli.

Hermione juga kelihatannya cerah saat melihat jadwal, Harry sangat tidak sabar untuk melihat bagaimana gadis Muggle-Born itu membuat ayahnya kesal dengan sifat sok taunya.

⚡⚡⚡

Ketika memasuki ruang kelas yang berada di bawah tanah, para Gryffindor melirik keseluruhan kelas dengan jijik. Ya kecuali Harry, ia terbiasa dengan semua organ dan bahan yang di masukkan ke botol botol kristal, lab ayahnya lebih parah dari ini. Rumahnya di Spinner's End memang sempit, dengan ratusan buku dan rak bahan ramuan, kuali, timbangan timah, dan sebagainya.

Harry dapat melihat Draco memanggilnya untuk duduk bersama, dengan senang hati ia melakukannya, walau di sambut dengan tatapan aneh dan tidak suka oleh beberapa Gryffindor. Ron duduk di belakang Harry, mengamatinya dengan seksama.

"Kamu membawanya Rry?" Draco memulai dengan senyuman besar si wajahnya. "Tentu Dray, dia tidak mau lepas dariku!" Harry mengeluarkan Ferret putih bersih dari sakunya, dengan antusias mengusap lembut tubuh ferret itu. "Aku kira kita hanya di perbolehkan membawa Burung hantu, atau kucing, atau tikus, atau katak!" Ron memprotes dari belakang.

"Oh diam lah Weasley!" Draco membentak dengan keras. Sebelum Ron dapat membalas, Severus masuk kedalam kelas. Dengan sempurna menghentikan pertengkaran mereka, jubahnya berkibar dramatis hingga ia berada di meja pengajar.

Ia mengambil daftar absen dan tentu saja mengabsen mereka semua, tidak lama absen selesai dan Severus menegakkan punggungnya untuk melihat seluruh siswa. "Kalian di sini untuk mempelajari ilmu rumit dan seni membuat ramuan," ia memulai dengan bisikan keras yang membelah kesunyian kelas.

"Karena tidak banyak kibasan tongkat yang konyol di sini, banyak di antara kalian akan susah percaya ini sihir. Aku tidak berharap kalian benar benar bisa mendalami keindahan isi kuali yang menggelegak lembut dengan asapnya yang menguar." Ia melakukan pidato kecil sebelum pembelajaran yang sebenarnya dimulai.

"Dia gila." Ron berbisik pada Neville yang duduk di sebelahnya. Cukup pelan sehingga Severus tidak dapat mendengarnya, namun Harry dan Draco tetap mendengarnya dan jelqs mereka tidak menyukainya.

"Kekuatan halus cairan cairan yang meresap kedalam nadi manusia, menyihir pikiran, menjerat akal sehat... Aku bisa mengajari kalian membotolkan kepopuleran, merebus kejayaan, dan menyumbat kematian—kalau kepala kalian tidak kosong seperti anak anak yang biasa ku ajarkan." Suaranya melambat dengan dramatis, Harry dan Draco dengan senang hati terpukau, inilah sisi yang jarang ditunjukan Severus pada dua anak itu.

Severus Snape yang dingin, kejam, dan sarkastik. Mungkin ini alasan mengapa banyak orang yang tidak menyukainya, tidak ada yang tau kalau sebenarnya Severus adalah sosok yang hangat dan penyayang.

"Sekarang, bisakah seseorang memberitauku apa yang akan kudapat jika aku menambahkan bubuk akar asphodel ke cairan wormwood?" Tidak ada yang mengangkat tangan kecuali Hermione, kesalahan fatal pertama pada kelas Severus, jangan pernah mengajukan diri atau menjawab sebelum di tunjuk untuk menjawab.

"Tuan Longbottom?" Neville memucat, badannya gemetar ketakutan. "O-obat tidur y-yang sangat k-kuat!" Walaupun tergagap setidaknya Neville berhasil menjawab, mungkin inilah alasan mengapa ia masuk ke Gryffindor. "Luar biasa, sekarang mari kita lihat, apa bedanya monkshood dan wolfsbane?" Lagi lagi Hermione mengacungkan tangan dengan tinggi Draco terkikik kecil melihat kebodohan itu, tanpa sengaja menarik fokus Severus, "Tuan Malfoy?" Dengan sedikit kaget Draco buru buru menjawab, "mereka tanaman yang sama."

Severus mengangguk dan beralih kepada siswa lain. "Apa fungsi Bezoar?" Sekali lagi  Hermione mengangkat tangannya, tanpa tau bahwa itu sia sia. "Tuan Weasley?" Ron tampak terkejut dan terdiam, melirik Neville dengan tatapan 'aku butuh bantuanmu!' Namun Neville hanya diam terpaku, dengan ketakukan terpancar jelas pada matanya.

Severus memelototi Ron, "Tuan Weasley?" Suaranya meninggi menandakan ia mulai kehabisan kesabaran. "Saya tidak tau, Sir." Severus mengangkat alisnya dan dengan terang terangan memandang rendah Weasley yang satu ini. "Sepertinya kau tidak berniat membuka bukumu sebelum pelajaran di mulai, eh?" Ron menundukkan kepala malu.

"Adakah yang ingin membantu Tuan Weasley menjawab?" Oh Severus muak melihat tangan terangkat gadis dengan surai semak belukar itu, "ya Nona Granger?" Dia menanggapi dengan lelah. "Bezoar dapat menyembuhkan hampir semua racun. Dapat di temukan pada perut—" dengan cepat Severus memotong penjelasan gadis itu, "hanya khasiatnya Nona Granger, tidak lebih. 5 poin dari Gryffindor." Hermione tampaknya terkejut akan itu, seluruh siswa Gryffindor pun menatapnya tidak percaya.

"Sekarang kalian akan mencampur ramuan sederhana untuk mengobati bisul. Seluruh instruksi dan bahan ada di papan, kalian memiliki waktu hingga kelas selesai, tidak ada kegagalan." Setelah menekankan kata kata akhir, para siswa segera mengambil bahan dan melakukan instruksi yang tertera di papan.

Sementara itu Severus berkeliling kelas, mengawasi para siswa menimbang jelatang kering dan bubuk taring ular, mengkritik nyaris semua anak Gryffindor. Dengan sebuah bunyi letupan keras, kuali Neville meledak membuat si pemilik kuali tersiram ramuan gagal.

Severus menarik nafas dalam sebelum mengumpat dengan keras, pria itu membersihkan sisa ledakan dan menyuruh Seamus membawa Neville yang malang menuju Hospital Wings. "Apa yang kau lakukan itu sangat salah Tuan Weasley. Tidak hanya salah memasukan bahan ramuan sederhana, kau juga meledakkan kuali temanmu dan membuatnya dikirim ke Hospital Wings! Apa yang kau pikirkan?!" Bentak Severus dengan kejam pada Ron.

"15 poin dari Gryffindor karena telah mengacaukan ramuan sederhana dan membuat seseorang terluka!" Ron terkejut, matanya melebar tidak percaya. "Detensi denganku pada Sabtu pagi, mohon jangan terlambat." Kelas pun dilanjutkan, saat waktu pelajaran habis severus meminta mereka membotolkan ramuan mereka. Milik Hermione sangat bagus, berwarna cerah dan tidak kusam, nampaknya gadis itu bangga akan hasil ramuannya.

"Luar biasa! Masing masing 20 poin untuk kalian berdua!" Severus tidak dapat menyembunyikan senyuman bangga kala melihat ramuan putra dan putra baptisnya berwarna keabu abuan cerah, yang berarti ramuan itu sempurna dan sangat kuat. Prestasi itu di hadiahi tatapan iri oleh Hermione dan tatapan jengkel dari Ron.

Draco dan Harry menjadi yang terakhir keluar kelas karena Severus menahan mereka, memberi mereka pujian dan usapan lembut di kepala. "Tetaplah sempurna dengan tugas kalian, dan Harry, jauhi Weasley itu! Jelas dia tidak berkompeten." Severus tidak dapat menahan cibiran, ia menatap Harry dengan sayang.

"Aku sudah berusaha, dia bahkan tidak mau lepas dariku!" Harry mendesah lelah. "Belum seminggu menjadi Gryffindor saja sudah menjadi neraka, bagaimana dengan 7 tahun mendatang!" Harry mengeluh dengan kesal. Severus mengangguk dan melemparkan bangsal agar siapapun tidak dapat mendengar percakapan mereka, "tidak akan lama putraku, setelah Tuan kita mendapatkan raga dan tubuh aslinya kembali, semua ini akan berakhir. Kita hanya harus memastikan rencana berjalan apapun yang terjadi." Severus memberitahu dengan cepat.

"Koridor lantai 3 terlarang karena di jaga oleh sebuah makhluk, mereka menjaga sebuah batu yang dapat menghasilkan cairan kehidupan. Tidak ada yang bisa menggunakan batu itu selain pembuatnya, maka dari itu, selama Lucius meyakinkan sang pembuat batu, kalian disini membantuku mendapatkan batu itu. Hati hati pada Cermin Tarsah." Severus menjelaskan.

"Cermin tarsah?" Draco bertanya dengan bingung. "Cermin 'tarsah' apabila di balik menjadi Cermin hasrat! Bukankah itu Mirror of Erised?" Harry menimpali pertanyaan Draco. Severus mengangguk, "Mirror of Erised atau Mirror of Desire akan membuat kalian melihat apa yang kalian inginkan. Cermin itu dapat membuatmu terobsesi dengan apa yang kamu lihat, kalau kalian sudah terlanjur melihatnya datang padaku!" Dia memerintah dengan khawatir. Kedua anak itu mengangguk.

"Dan Draco, jaga mulutmu agar tetap tertutup rapat, bahkan jika kamu sendirian. Bahkan dindung bisa mendengarmu disini, lemparkan bangsal jika ingin bicara tentang hal ini atau hal penting lainnya." Draco mengangguk, ia akan berusaha untuk menjaga mulut embernya tetap diam.

Tatapan Severus melembut, "sekarang masuklah kelas, ini ijin slip dariku." Severus memberikan satu amplop putih pada kedua anak itu. "Thanks Sev!!/Dad!!" Harry dan Draco berseru kompak dan meninggalkan ruang kelas, Severus pun menurunkan bangsalnya.

----

Tertanda
GM999

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top