Hogwarts, we are coming!!
Itu adalah pagi yang berawan pada tanggal 1 september 1991. Harry dan Draco masuk kedalam Peron 9¾ dengan bantuan dari Lucius dan Narcissa, wanita itu nampaknya tidak ingin melepas mereka berdua. "Semuanya siap?" Narcissa bertanya memastikan, "yes Mommy!!/Momma!!" Mereka menjawab serempak.
"Hunter?" Narcissa menatap Draco dengan cepat, "Aku sudah mengirimnya ke Hogwarts beberapa hari lalu, kalau tidak ada gangguan dia seharusnya sampai hari ini!" Draco tersenyum dengan senang. Lalu Narcissa menatap kearah Harry, "Coltello dan Drake?" Harry tersenyum simpul, "Drake masih tidur di saku milik Dray, Coltello sudah melingkari tangan dan pinggangku." Ia berkata dengan ringan. Narcissa mengangguk angguk dan menatap barang bawaan anak anak.
"Mungkin lebih baik kita kecilkan saja barang bawaan mereka-" dengan sebuah helaan nafas, Lucius memotong kekhawatiran istrinya. "Sudahlah Cissy, kalau ada yang ketinggalan kalian bisa kirim burung hantu kerumah, atau kalau mendesak kalian bisa minta tolong Severus." Tutur Lucius dengan tenang, kedua anak itu mengangguk dengan antusias. "Naiklah, cari kompratemen kosong."
Kedua anak itu segera memasuki kereta dan mengambil sebuah kompartemen kosong di bagian ujung. Dengan cepat merapikan koper mereka dan menyandarkan diri satu sama lain. Draco dengan gemas mengelus Coltello, membuatnya terlihat seperti tengah memeluk tangan Harry. Si anak bersurai hitam terkekeh pelan melihatnya, tidak terganggu sama sekali. Mereka sudah tidur di ranjang yang sama semenjak memakai popok, hal seperti ini tidaklah intim di mata mereka berdua.
Satu jam kemudian, mulai banyak orang berlalu lalang di lorong, Harry menatap arloji perak miliknya. "Pukul 10 lewat 40 menit..." tuturnya pelan. Draco menatapnya dan mengambil Coltello dari tangan si iris hutan, "pantas saja mereka terburu buru," pemuda itu menatap tidak suka kepada lorong yang penuh dengan para siswa.
"Yah setidaknya tidak ada yang mengganggu kita, mana Drake? Aku mau mengelusnya!" Draco mengeluarkan seekor Ferret putih dari saku jubahnya, Ferret itu menggeliat tidak nyaman karena cahaya yang masuk secara tiba tiba. Harry mengambilnya dari Draco dan mulai membelainya dengan lembut.
Tak lama kereta pun bergerak, Harry dan Draco menatap jendela dan menemukan orang tua mereka—orang tua Draco melambai kearah mereka. Harry dan Draco tersenyum lebar dan melambaikan tangan kembali. Kereta pun mulai menjauh dari peron 9¾.
Namun sepertinya belum semua orang mendapatkan kompartemennya, seorang anak perempuan dengan gigi kelinci dan rambut lebat ikal membuka pintu kompartemen. "Bolehkah aku duduk?" Draco buru buru menutup lengannya yang di lingkari oleh Coltello dengan jubahnya. Harry memasang wajah dinginnya, "tentu, silahkan saja," jawabnya dengan tenang.
Buru buru Draco menarik tongkatnya dan mengetuk koper mereka, "Reducio!" Kedua koper itu mengecil, harry dan Draco mengantunginya. Tampaknya gadis cilik yang baru saja bergabung menatap mereka dengan tidak percaya. "Kukira mantra itu baru di ajarkan pada smester akhir tahun pertama?" Tanya gadis itu dengan lantang. Draco mendelik tidak suka, "untuk apa menunggu sampai akhir tahun pertama untuk belajar mantra sehari hari seperti itu?" Tutur si anak bersurai pirang dengan dingin.
"Karena kita tidak di perbolehkan melakukan sihir di luar sekolah!" Nampaknya gadis ini adalah Muggle Born yang tidak tau apa apa soal sihir. "Siapa yang bilang kita tidak boleh melakukan sihir di luar sekolah? Asalkan ada penyihir ahli yang mendampingi, sah sah saja melakukannya." Harry menjelaskan dengan tenang.
"Begitu... siapa nama kalian?" Gadis itu bertanya untuk mengganti topik pembicaraan, "Malfoy, Draco Malfoy." Draco menjadi yang pertama untuk mengenalkan diri, ia mengenalkan namanya dengan sangat bangga. "Aku Hadrian Snape." Harry mengenalkan diri, wajah dinginnya tidak berubah sama sekali. "Aku Hermione, Hermione Granger!" Wajah Draco berubah menjadi jijik. "Muggle-born? Aku tidak percaya aku bisa satu kompartemen dengan makhluk semacam itu.." Draco bergumam dengan cukup keras agar Hermione bisa mendengarnya.
"Permisi? Maksudmu apa?" Nampaknya gadis itu tidak menyukai kalimat yang di lontarkan oleh Draco, si anak bersurai pirang tersenyum dengan angkuh. "Kalian para Muggle-born itu menyedihkan! Menodai kaum penyihir dengan darah muggle kalian yang kotor! Kau seharusnya malu dasar Mudblo-" Harry menatap Draco dengan tajam, menuntut agar si anak bersurai pirang menghentikan kata katanya.
"Dray, apa yang kukatakan tentang memanggil seseorang dengan sebutan terkutuk itu?" Draco menghela nafas lelah dan memutar matanya, "iya iyaa aku tau! Maaf Rry..." si iris abu abu menyenderkan badannya pada tubuh Harry, membuat Hermione menatapnya seakan mereka adalah pasangan.
"Ah maafkan dia Nona Granger, dia dibesarkan dalam keluarga dengan supremasi darah murni, mohon maklumi kakakku ini," Harry menepuk nepuk kepala Draco sambil menjelaskan agar tidak ada kesalahpahaman. Pada akhirnya Harry menghabiskan waktunya dengan bicara dengan Hermione sedangkan Draco terlelap dengan Coltello yang melingkari tubuhnya dan Drake yang tidur di pangkuannya.
---
Tertanda
GM999
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top