Flying Lesson

Terbang adalah sebuah hal yang menjadi favorit bagi Harry, ia tidak begitu menyukai Quidditch, tapi ia suka melayang bebas di atas sapu. Sabtu itu adalah kelas terbang bersama Madam Hooch, seluruh anak tahun pertama dari empat asrama yang ingin mengikuti kelas terbang di kumpulkan di lapangan Hogwarts.

"Morning Class! Aku Rolanda Hooch, kalian bisa memanggilku Madam Hooch dan aku senang melihat kalian mengikuti kelas terbangku, aku  harap kalian melakukannya dengan bersungguh sungguh!" Dia membuka kelas dengan perkenalan informal, beberapa siswa senior pun mendorong 17 meja panjang. Setiap meja terdapat 4 sapu dengan 4 set pemoles sapu di atasnya.

"Terimakasih anak anak," Rolanda tersenyum pada para siswa senior yang membantunya, mata kuning neon itu beralih pada siswa tahun pertama. "Kalian akan belajar cara untuk terbang dengan sapu dan bagaimana cara merawatnya. Sekarang, silahkan pergi ke sapu kalian masing masing." Dengan itu, para siswa berhamburan pergi menuju sapu mereka. Harry bersebelahan dengan Draco, keduanya tersenyum satu sama lain.

Dihadapan mereka ada dua anak Hufflepuff yang saling mengobrol dan dengan senang hati mengabaikan Harry dan Draco. "Hai, Raja Langit~" Draco menggoda terlebih dahulu, Harry tak bisa menahan diri untuk memutar matanya, "oh shush you Crying Prince!" Draco mencubit pinggang Harry secara spontan, si iris hutan mengaduh kesakitan sementara si pirang menatapnya kesal.

"Kamu membawa Drake?" Harry menggeleng, "kamu tidak ingat reaksinya saat kita kejar kejaran dengan sapu hari itu?!" Si surai gagak melayangkan tatapan tidak percaya. "Ah iya, maaf aku lupa." Draco berkilah, "Coltello tidak mau lepas, dia terus melilitiku bahkan saat aku mandi!" Si pirang memelankan suaranya agar tidak terdengar orang lain. "Itu aneh, biasanya dia akan menunggu, ada sesuatu yang salah..." Harry menyimpulkan.

"Berikan dia padaku, aku akan bicara padanya selesai kelas nanti." Ujarnya sambil mengulurkan tangan, Draco mengambil uluran tangan Harry dan menyuh Coltello pindah ke lengan sang tuan. Benar saja, setelah pindah dengan malas, ular itu melilit lengan Harry dengan erat. Belum sempat si surai hitam memikirkan apa yang terjadi, mereka adalah meja terakhir.

Madam Hooch menyuruh meja mereka untuk maju dan mempraktekan bagaimana cara memanggil sapu, dan bagaimana cara untuk terbang dengan benar. Sapu sapu itu tidak stabil, walaupun dirawat dengan baik sapu sapu itu tetap terlalu tua untuk di gunakan.

Salah satu anak Hufflepuff yang satu meja dengan Harry dan Draco tadi terkena imbasnya, sapu anak malang itu kehilangan kendali dan mulai bergerak kacau, membuat anak itu terpental menuju kastil. Harry dengan cepat menarik tongkatnya dan melemparkan mantra pada anak itu, "ARRESTO MOMENTUM!" Ia melambaikan tongkatnya dan membuat Hufflepuff itu mendarat di rumput tanpa luka sedikit pun.

Rolanda dengan segera memeriksa anak malang itu, "Oh Merlin, apakah ada yang sakit?" Wanita bersurai kelabu itu menanyai Hufflepuff muda dengan khawatir. "Itu tadi epic Rry!" Draco menyenggol si iris hutan dengan senyuman lebar. "Yah, setidaknya tidak ada tulang patah, aku tidak mau anak itu berakhir sepertimu 4 tahun yang lalu." Harry membalas senyuman Draco dengan seringai jahil. "Sialan kau, lupakan hari itu!" Dengan kesal Draco menyikut pinggang Harry, membuat yang disikut terkekeh sambil mengusap pinggangnya.

4 tahun lalu adalah pertama kalinya Harry dan Draco belajar menaiki sapu, yah karena kesalahan kecil Draco jatuh dan mematahkan tangannya sendiri. Si pirang menangis sangat kencang selama 2 hari, mengingatnya Harry tertawa karena wajah merah nan sembab itu nampak sangat menggemaskan.

"Hadrian Snape," Rolanda mendatangi dua bocah itu, ia ingin meminta keterangan pada mereka berdua. Harry menoleh pada wanita dengan iris kuning neon itu, "ya, Madam Hooch?" Wanita itu menatap Harry dengan intens, "kau tau apa yang kamu lakukan?" Harry mengangguk anggun. "Saya tau apa yang saya lakukan Madam Hooch, saya tidak ingin anak itu terluka." Jelasnya dengan kesedihan palsu disuaranya.

"Dan kamu tau bahwa bisa saja kamu gagal atau salah mengucapkan mantra bukan? Itu adalah mantra tahun kedua, apa yang kamu lakukan itu sangatlah berbahaya!" Wanita itu bicara dengan tegas, Harry melebarkan matanya, ia memperlihatkan kebingungan di wajahnya. "Saya tidak bermaksud membahayakan! Mantra itu sudah saya pelajari semenjak saya masih kecil, ayah saya bilang itu bisa membantu banyak orang." Harry menundukkan kepalanya.

Rolanda kelihatannya terkejut, "jadi, ayahmu mengajarimu mantra itu semenjak kamu kecil?" Harry mengangguk, "dulu ayah saya sering menggunakannya saat saya menjatuhkan banyak barangnya, saya meminta beliau untuk mengajarkannya pada saya." Rolanda mengangguk mengerti dan menghela nafas, "karena kamu belajar dan menggunakan sihir dibawah pengasuhan orang tuamu yang kebetulan guru yang hebat juga, kamu tidak akan mendapat masalah," Rolanda menjeda sejenak, Harry dan Draco bertatapan.

"15 poin untuk Gryffindor untuk refleks luar biasa dalam menyelamatkan siswa lain dengan mantra yang sudah dikuasai betul!" Wanita itu berseru membuat Harry dan Draco tersenyum senang. Para anak Gryffindor dan Hufflepuff pun bertepuk tangan atas itu.

⚡⚡⚡

"Itu dia, sang penyelamat!"

"Aku dengar dia menguasai banyak mantra sebelum masuk sekolah!"

"Hadrian itu tampan, dia baik hati dan pemberani! Aku tidak ragu dia adalah Gryffindor sejati!!"

Pekikan anak perempuan menggema saat Harry berjalan menuju aula besar untuk makan siang, Ron yang mengikutinya merasa bangga atas itu—bangka karena dia menyebut dirinya sahabat Harry. Harry sendiri lelah mendengar teriakan dan bisikan di lorong ketika ia lewat, sungguh mengganggu.

"Yo Hadrian!" Draco menghampiri Harry, mengabaikan tatapan tajam yang diberikan oleh Ron. "Apa Dray?" Draco tersenyum dan merangkul Harry, "oh ayolah, 'sang penyelamat'~ makan siang denganku!" Harry baru saja ingin terkekeh sebelum Ron berteriak marah pada si pirang, "Dia tidak akan ikut denganmu! Dia akan makan bersama para Gryffindor, para cahaya! Tidak pelahap maut sepertimu yang menyembah orang gila!" Draco melepas rangkulannya dari Harry dan menatap tajam Weasley muda itu.

Dari wajahnya, si pirang siap untuk mengamuk, "tidak Dray! Tidak disini." Tegas si iris hutan sambil merangkul Draco pergi menjauh. "Tuduhanmu itu tidak memiliki bukti Ronald, cobalah untuk mengisi kepala kosongmu itu dengan pengetahuan, janganlah bodoh!" Sarkasnya, Harry dan Draco pun buru buru memasuki aula besar yang sepi, Gryffindor itu duduk di Meja Slytherin dengan tenang.

"Tenang Dray! Kamu hanya membuat keributan jika begini," Harry mengusap bahu Draco yang menegang karena marah. "Tapi Rry, dia-!" "Aku tau dia sudah kurang ajar Dray, kita akan membalasnya perlahan, jelas membuatnya melewatkan kelas terbang tidak membuatnya belajar." Sesungguhnya Harry juga marah, sangat marah. Bisa bisanya Weasley itu memanggil Tuannya orang gila!

'Haa Ayaahath Esseytha Haa Ayaahath Haa Seyytha Ssssehhh Ssss Ssssehhh Ethaa Haa Hathehhh Haa Sssseytha Seyytha Haaaaaah Haa!' Desisan marah terdengar dari balik lengan jubah milik Harry. "Apa yang dia katakan?" Draco menatap Harry dengan bingung. "Dia bilang, dia akan membalas Weasley itu." Harry menjelaskan.

"Seyytha Ayaeeh." Harry mendesis pelan menenangkan Vipera Berus miliknya. "Kita tidak bisa mengambil resiko... Ayaahath Haa Ssssehhh Esseytha Haa Ayaahath Haa Seyytha Ssaah Haa Hathehhh Haa Ssssehhh Ssssehhh Haa Sssseytha Haa Hathehhh Haa Seethaaa." Ular itu mengerti  dengan enggan kembali kedalam lengan jubah Harry.

----

Parseltongue:
1. Haa Ayaahath Esseytha Haa Ayaahath Haa Seyytha Ssssehhh Ssss Ssssehhh Ethaa Haa Hathehhh Haa Sssseytha Seyytha Haaaaaah Haa!

2. Seyytha Ayaeeh

3. Ayaahath Haa Ssssehhh Esseytha Haa Ayaahath Haa Seyytha Ssaah Haa Hathehhh Haa Ssssehhh Ssssehhh Haa Sssseytha Haa Hathehhh Haa Seethaaa

Artinya:
1. Aku akan membalasnya!
2. No
3. Kamu akan dalam masalah

Parselscript by Quick Parseltongue Translator
Maaf baru Up jam segini, aku agak sibuk, dan besok (14 maret 2021) aku bakal ada ulangan~~ gatau bisa up atau engga, tungguin aja yaa

Tertanda
GM99

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top