Tidak Pantas
Dia kaku. Namun hatinya bergejolak. Ingin marah. Dendam. Urat saraf tegang. Ingin mengaum.
Sesungguhnya, ia setengah sadar. Aku yakin, matanya kotor kena debu.
Tidak ada yang tahu isi hati seseorang. Tidak pula menafsirkannya. Maka dia yang diam juga takkan diketahui amarahnya. Dia lelah. Atau hanya perasaannya saja.
Ren menghela nafas lagi. Berharap hatinya adalah tanah yang mampu mengubur segalanya. Atau seperti lubang hitam yang menghisap apa pun di sekitarnya. Emosi itu tidak penting.
Mengenai lubang hitam, mungkin memang karena gelap. Tidak ada cahaya meskipun sejatinya ia adalah bintang.
Namun ia mati.
Hitam selalu berkaitan dengan kematian, atau hanya dia yang berpikir demikian.
Ren meracau. Mengalihkan pikiran kemana ia bisa merantau. Ren bukan orang sabar. Mungkin orang melihat dia baik. Karena asal manusia juga baik.
Dua kali sudah Ren merasa begini. Dendam dia kunci rapat dan akhirnya meledak sendiri. Tidak seperti bom memang. Tapi seperti musibah hati yang berangsur-angsur. Lalu menjalar kemana-mana.
Kalau sudah begini, orang terdekat disalahkan. Yang seharusnya baik-baik saja jadi terbakar. Amunisinya adalah amarah terdahulu yang habis dilalap api.
Tidak pantas hati menampung benci.
Nanti lelah sendiri.
Perlakuan Ren memang tidak pantas. Seakan tidak tahu terimakasih, berkata kasar dan ketus.
Dan ini apa dia harus meyakini maafnya akan diterima?
----
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top