Bab 16

Seminggu berlalu. Akhir pekan kali ini Prilly tidak pulang ke rumah Ali karena ada acara untuk mahasiswa semester satu Fakultas Sastra dan Seni. Acaranya tidak serumit seperti waktu ospek tempo lalu. Acaranya hanya berlangsung selama dua hari dan lebih banyak diisi acara games serta hiburan. Maka dari itu acara ini dinamakan Students Day maksudnya, acara dari siswa untuk siswa, saling berbangi antarmahasiswa.

Hari Sabtu, hari pertama pelaksanaan Student Day dimulai pada jam 08.00. Kegiatannya lebih banyak diisi dengan sharing pengalaman kakak-kakak senior yang berprestasi, cara mengikuti program beasiswa, program pertukaran pelajar dan suka duka saat mengikuti mata kuliah tertentu, tak lupa juga membahas tentang bagaimana sistem pengajaran satu per satu dosen yang mengajar. Pukul 16.00 kegiatan hari pertama pun selesai. Namun, ada beberapa tugas menanti untuk hari kedua. Jadi mereka lebih banyak bergabung dengan kelompok masing-masing untuk pembagian tugas.

Hari Minggu, hari kedua pelaksanaan Student Day. Hari ini para peserta kegiatan Student Day akan lebih banyak praktik dari padi teori. Semua mahasiswa semester satu dibagi ke dalam lima belas kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 15-17 orang. Kegiatan pertama adalah games dan kelompok yang tidak mendapatkan point harus menjalani hukuman yang diberikan oleh panitia. Karena kesalahan satu orang yang menjadi biang kerok maka hukuman pun ditanggung oleh seluruh anggota kelompok.

"Oke teman-teman semua. Kali ini kita akan bermain games yang dijamin pasti seru abis. Nama gamesnya adalah YES or NO Questions games. Semua anggota kelompok akan diberi pertanyaan oleh semua panitia bahkan seluruh anggota Students Day yang berada dalam ruangan ini. Jadi kalian semua juga berhak untuk mengajukan pertanyaan. Satu orang satu pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang jawabannya harus iya atau tidak. Contoh, Apa kamu suka bakso? Pasti akan dijawab iya atau tidak. Namun, orang yang mendapat giliran untuk menjawab tidak boleh menjawabnya dengan kata iya atau tidak, jika mereka menjawab iya atau tidak, maka gugurlah kelompok tersebut untuk mendapatkan point. Bagaimana? Bisa dipahami penjelasan dari kami?" Tanya Kevin kepada semua anggota Students Day setelah memberikan penjelasan tentang games pertama yang akan mereka laksanakan.

"Paham kak."

"Oke, sekarang kita coba ya..."

"Apakah kamu yang bernama Arif?" Tanya Kevin pada salah satu mahasiswa laki-laki.

"Tidak."

"Huuuuuuuuu....." Seketika semua riuh mendengar jawaban mahasiswa tersebut.

"Begini, kita bermain YES or NO Questions games tapi kita tidak boleh menjawabnya dengan kata iya atau tidak. Paham?" Jelas Kevin pada mahasiswa tersebut. Orang tersebut hanya menganggukkan kepalanya.

"Bisa kita coba lagi?"

"Apa kamu suka anggur?"

"Iya."

"Huuuuu..." Kembali suara sorakan menggema dalam ruangan tersebut. Kevin pun berdecak kesal mendengar jawaban orang yang ada di hadapannya itu. Sebenarnya dia ini paham apa emang sengaja sih biar dikira lucu? Sedang orang tersebut hanya nyengir melihat orang-orang bersorak. Akhirnya Kevin pun berinisiatif untuk menanyai yang lain. Kali ini seorang mahasiswa perempuan.

"Apa kamu suka coklat?" Bukannya menjawab, mahasiswa tersebut hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Hahaha.... Heh dijawablah..." Beberapa orang tertawa dan meneriaki mahasiswa tersebut agar menjawab.

"Apa rumahmu ada di dekat kampus?" Orang tersebut menggeleng lalu menjawab "Di Jalan Pahlawan."

"Nah, seperti ini teman-teman jawabannya.. jadi bukan menjawabnya dengan iya atau tidak. Dan juga jangan mengangguk atau menggeleng karena itu bisa diartikan bahwa kalian menjawab iya atau tidak. Bagaimana bisa kita mulai?"

"Iya kak..."

Kevin pun memulai dari kelompok White. Dan baru orang ketiga yang mendapat giliran pertanyaan ternyata dia sudah melakukan kesalahan karena dengan spontan menjawab dengan kata tidak. Begitulah hingga tiap kelompok mendapatkan gilirannya.

Seperti kelompok berikut ini misalnya.

Kali ini tiba giliran kelompok Yellow, yaitu kelompok Prilly yang diketuai oleh seorang mahasiswa dari jurusan Bahasa dan Sastra Inggris bernama Whimpi. Kelompok yang kebetulan hanya beranggotakan 15 orang ini kini tengah berbaris rapi di tengah ruangan. Pertanyaan-pertanyaan pun mulai bermunculan.

"Apa kamu suka bermain sepak bola?"

Whimpi : "Saya suka bermain sepak bola."

"Apa kamu suka es krim."

Melani : "Suka banget."

"Apa kamu suka pizza?"

Diana : "Suka."

"Apa kamu suka warna merah?"

Satrio : "Gue suka hitam."

Bergitulah pertanyaan-pertanyaan yang terlontar, satu pertanyaan untuk satu orang. Kini giliran terakhir adalah pertanyaan untuk Prilly.

"Wow... ternyata banyak sekali yang ingin bertanya pada Prilly.. wah... gimana ini ya?" Ucap Kevin saat melihat hampir semua orang mengangkat tangannya berebut untuk memberikan pertanyaan untuk Prilly.

"Baiklah karena satu orang satu pertanyaan dan biar adil... gue tunjuk aja yaa..." Lanjut Kevin sambil mengedarkan pandangannya ke segala penjuru.

"Gue kasih kesempatan pada......" Suasana seketika hening, hanya saling pandang antar satu sama lainnya dengan masih tetap mengangkat tangannya.

"Baja...." Mendengar namanya disebut, senyuman pun tersungging di bibirnya.

"Yaaaahhhhh....." Banyak yang merasa kecewa.

"Kenapa gue pilih Baja? Karena dari sekian banyaknya kita yang ada di sini hanya ada dua orang yang tetap bersikap tenang. Salah satunya adalah dia." Kevin berusaha memberi penjelasan.

"Silahkan Ja, apa yang mau lo tanyakan pada Prilly."

Dengan tersenyum manis, pandangan tak lepas dari Prilly, Baja pun melontarkan pertanyaannya.

"Aku suka kamu. Apa kamu suka aku?"

Prilly pun dibuat kaget dengan pertanyaan yang baru saja diucapkan Baja. Bukan hanya Prilly bahkan semua orang yang ada di dalam ruangan itu.Ali yang mendengarnya pun langsung menatap Prilly, ingin tau bagaimana reaksi Prilly. Dan tanpa di komando Prilly pun sedang menatap Ali. Ada rasa resah bercampur bingung. Dia benar-benar merasa ada di posisi yang sulit untuk saat ini.

"Baja modus..."

"Iya nih nyari kesempatan dalam kesempitan..." Dan masih banyak lagi cibiran dari anak-anak yang lain.

"Ayo Pril, jawab..." Ucapan Kevin menyadarkan Prilly dari keterdiamannya. Dia pun kembali mengalihkan pandangannya pada Baja.

"Tentu....." Senyuman di bibir Baja semakin lebar mendengar jawaban Prilly. Suara sorakan pun riuh terdengar seketika.

"Saya suka sama semuanya."

"Hahaha....." Sorakan yang tadinya membuat suasana menjadi panas pun kini berganti dengan suara tawa yang sangat menggema.

"Cieee... ada yang udah terbang eh di jatuhin..."

"Cieee ada yang udah ge-er duluan..."

Baja yang mendengar ledekan-ledekan itupun hanya tersenyum dan menggaruk tengkuknya, bingung juga merasa malu karena sudah terlalu pede akan jawaban Prilly yang sebenarnya belum tuntas itu.

"Baiklah karena tadi gue bilang ada dua orang yang bersikap tenang, maka ini khusus untuk Prilly ada pertanyaan bonus dari Ali." Semua mata menoleh pada Ali yang mendadak menghentikan langkahnya saat mendengar namanya di panggil. Ali masih terbengong saat Kevin menghampirinya dan menyerahkan sebuah microfon padanya. Menyadari kebingungan Ali, Kevin pun mulai menjelaskan.

"Berhubung tadi banyak banget yang antusias ingin mengajukan pertanyaan untuk Prilly, jadi biar adil gue yang milih. Dan orang yang gue pilih adalah yang bersikap tenang. Dan itu hanya lo dan Baja. Sekarang giliran lo kasih satu pertanyaan untuk Prilly."

"Nanya apa?"

"Ya terserah lo. Yang penting YES or NO Questions."

"Oke. Apa bahasa Indonesianya kata 'inggih'?"

"Maaf, saya tidak bisa menjawabnya..." Senyuman simpul tersungging di wajah Ali mendengar jawaban Prilly.

"Eh, bentar-bentar Li. Kata apa tadi?"

"Inggih.."

"Emang apa artinya?"

"Iya.."

"Ooh... pantes aja Prilly bilang gak mau jawab...." Sontak semua tertawa dan bertepuk tangan setelah mendengar Kevin meminta penjelasan pada Ali.

Kegiatan ini menimbulkan kegaduhan tersendiri karena jarang sekali ada kelompok yang 100% benar. Dan hanya satu kelompok yang berhasil dan tak mendapatkan hukuman apapun karena kekompakan anggotanya, yaitu kelompok Yellow.

Setelah dua jam berlangsung, kegiatan kedua pun dimulai. Kali ini setiap kelompok harus menampilkan mini drama yang berdurasi sekitar 15-20 menit. Gelak tawa para mahasiswa pun tak terhindarkan. Karena tema dari drama yang dipentaskan adalah drama jenaka namun mengandung nilai moral yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai kelompok urutan yang ke delapan, kelompok Prilly mendapat waktu ekstra untuk berlatih karena kelompknya akan maju memerankan drama setelah acara Ishoma (istirahat, sholat dan makan).

Judul dari drama yang diperankan oleh kelompok Prilly adalah Adam dan Eva. Whimpi sebagai Adam, Melanie sebagai Eva, Prilly dan keempat temannya sebagai malaikat.

Sedikit cuplikan adegan Adam dan Eva.

Eva merasa sangat khawatir tatkala anaknya menangis gak berhenti-berhenti sedangkan Adam belum pulang kerja.

"Cup..Cup.. Cup.. sayang... cup jangan nangis ya? Kita nunggu papa pulang ya?" Eva berusaha menenangkan anaknya yang sedang rewel.

"Aduh, udah sore ini papa kok belum pulang juga ya?" Eva bergumam sambil mencoba menghubungi suaminya, Adam. Tak lama kemudian Adam datang dengan wajah yang lesu. Wajah berbinar Eva seketika meredup melihat ekspresi suaminya. Tak lama kemudian suara tangisan anak yang ada dalam gendongan Eva terdengar lagi.

"Dia kenapa ma?"

"Nggak tau pa, dari tadi nangis terus." Adam pun langsung menyentuh dahi anaknya, mengecek seluruh badan anaknya. Namun tidak ada tanda-tanda yang terlihat bahwa anaknya sakit.

"Apa mungkin dia lapar ya pa? Persediaan susunya udah habis pa.."

"Kenapa gak kamu kasih asi aja ma?"

"Papa kan tau kalau dia dari lahir nggak mau asi mama pa..."

"Terus gimana ini ma? Papa lagi gak ada duit." Adam berjalan mondar-mandir memikirkan bagaimana caranya agar bisa membelikan susu untuk anaknya.

Para malaikat cantik pun turun dari kahyangan.

"Susu bu susu... lima ribu tiga..."

"Aqua... aqua...."

"Sprite... coca cola... fanta..."

Ternyata para malaikat sedang menjajakan dagangannya pada penonton adegan Adam dan Eva tersebut.

"Pa, kita beli susu itu aja..." Tunjuk Eva pada salah satu malaikat yang membawa tulisan "SUSU SEGAR LIMA RIBU TIGA."

"Aduh ma, papa kan sudah bilang nggak ada duit."

Sedangkan Prilly yang berperan sebagai sang malaikat yang merasa di tunjuk oleh Eva pun datang menghampiri mereka dengan riangnya.

"Susu bu... segar lho... lima ribu tiga." Prilly menawarkan dagangannya pada Eva.

"Ma, bawa anak kita ke sini.." Teriak Adam dari jauh. Eva yang mendengarnya pun langsung meninggalkan malaikat itu dan menghampiri Adam. Setelah Eva mendekat dengan membawa anaknya Adam langsung memompa (tiang stand mic)...yang diibaratkan sebagai pompa mata air. Hehe...

"Wah, anak kita langsung diam ya pa... udah gak haus lagi..."

Sorakan dan tepukan pun menggema dalam ruangan itu. apalagi melihat Ketua malaikat datang memarahi dan menjewer telinga para malaikat lainnya.

"Kalian ini bukannya membantu orang yang kesusahan malah jualan..."

Sebuah adegan yang cukup mengocok perut para mahasiswa lainnya karena kekreatifan anggota kelompok tersebut yang menggunakan benda apa saja untuk dijadikan media. Kelompok yang lainpun tak kalah bagusnya, ada yang bertemakan penjual jamu, ada pula tema jadi panitia ospek dan lain-lain, yang jelas acara drama ini sangat menghibur.

Selesai penampilan drama yang menggelitik perut, kegiatan terakhir adalah unjuk kebolehan dalam bidang musik dan tarik suara. Untuk kali ini tidak semua anggota kelompok harus terlibat. Satu orang sebagai vokalis dan beberapa orang sebagai pengiring musik (gitar dan tambourine yang disediakan panitia).

Karena waktu sudah menjelang sore, maka tiap kelompok diwajibkan menampilkan satu buah lagu dengan tema dan genre bebas. Dan kelompok Yellow memilih Whimpi sebagai pengiring musiknya dan Melanie sebagai vokal utamanya sedang anggota yang lain juga ikut menyanyikan lagu tersebut saat bagian reff. Lagu yang berjudul Kita dari Sheila on 7 menjadi pilihan lagu yang ditampilkan oleh kelompok Yellow.

Setelah ke 15 kelompok tersebut menunjukkan bakatnya, maka sesi terkakhir adalah acara hiburan yang akan diisi oleh panitia.

"Baiklah teman-teman semua... sebelum acara ini berakhir, maka kami juga tidak mau kalah dengan kalian. Untuk itu kami selaku panitia dari kegiatan ini akan mempersembahkan sebuah lagu untuk menghibur kalian semua." Ucapan Mila selaku pemandu acara pada kegiatan ini mendapat sorakan meriah dari semua perserta.

"Dan, kalian boleh request lagu apapun."

"Horeee...." Teriakan menggema memenuhi ruangan tersebut.

"Namun hanya satu lagu yang akan kami kabulkan permintaannya."

"Yaaah...." Serempak suara teriakan yang tadinya riuh seketika melemas mendengar penuturan Mila.

"Baiklah siapa yang mau request silahkan angkat tangan." Hampir semua peserta berebut untuk mengacungkan tangannya dengan meneriakkan judul lagu yang mereka inginkan.

"Baiklah... baiklah... berhubung kalian berebut dan berteriak, maka saya pilih...satu orang.... Prilly." Prilly yang sedang santai dengan dirinya sendiri pun terlonjak kaget mendengar namanya disebut.

"Apa? apa kak?" Prilly tergagap meresponnya.

"Iya kamu yang dapat kesempatan untuk request lagu." Prilly mengerjabkan matanya berkali-kali. Dia bingung harus request lagu apa sedang tadi dia mengikuti alur yang ada tanpa berfikir untuk merequest lagu.

"Emmm... apa ya kak? Bingung." Para peserta yang lainpun mulai ikut bersuara, bermaksud untuk memberi tau Prilly lagu apa yang harus di request.

"Ayo silahkan... lagu apa yang kamu inginkan?" suara Mila membuyarkan Prilly dari kebingungannya.

"Good bye Ari Supply."

"Oke, Prilly sudah memilih lagu dari Air Supply dengan judul Good bye.. dan sebutkan nama kakak panitia yang kamu tantang untuk menyanyikan lagu ini."

"Siapa aja boleh kak. Prilly kan nggak tau siapa yang bisa nyanyi."

"Oke, kalau gitu biar kakak-kakak panitia berunding dulu ya.. sambil menunggu mereka berunding, gimana kalau kamu nyanyiin dulu reff nya?"

"Ayo... ayo... ayo..." Teriakan semangat dari peserta lainpun membuat Prilly mau tak mau harus menyanyikan lagu pilihannya tersebut.

"Aduh kak, aku kurang hafal.. hanya sedikit liriknya yang aku ingat."

"Iya gak apa-apa. Ayo."

I would rather hurt myself

Than to ever make you cry

There's nothing left to say but good bye...

Baru saja Prilly selesai menyanyikan bagian lirik yang dia ingat, tiba-tiba terdengar suara petikan gitar yang membuat fokus para peserta beralih pada dua orang yang duduk di lantai yang satu sedang memetik gitar dan satunya sudah memgang mic. Prilly pun ikut menoleh ke belakang tepat dua orang tersebut duduk. Seseorang yang membawa mic tersebut tersenyum pada Prilly dan memberi isyarat agar Prilly juga ikut duduk di sampingnya. Setelah meminta persetujuan Mila, akhirnya Prilly mengikuti instruksi orang tersebut. Kevin lah yang menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.

I can see the pain living in your eyes

And I know how hard you try

You deserve to have so much more

I can feel your heart and I sympathize

And I'll never criticize all you've very meant to my life

(Chorus)

I don't want to let you down

I don't want to lead you on

I don't want to hold you back

From where you might belong

You would never ask me why

My heart is so disguised

I just can't live a lie anymore

I would rather hurt myself

Than to ever make you cry

There's nothing left to say but good bye

You deserve the chance at the kind of love

I'm not sure I'm worthy of

Losing you is painful to me

(Chorus)

You would never ask me why

My heart is so disguised

I just can't live a lie anymore

I would rather hurt myself

Than to ever make you try

Though it's gonna hurt us both

There's no other way than to say good bye

Ali pun dengan sangat menjiwai lirik lagu tersebut mengiringi Kevin menyanyikannya, bahkan tak jarang Ali juga ikut menyanyikan bagian chorusnya.

Tepuk tangan yang sangat meriah menyambut mereka setelah selesai menyanyikan lagu yang di request Prilly. Dan Prilly pun kembali ke tempat duduknya.

"Mau hiburan lagi nggak?"

"Mauuuu..."

"Ini ada salah satu dari kakak panitia yang akan dengan senang hati menghibur kalian. Inilah kakak kita yang tampan... Baja...."

"Terima kasih kak Mila. Tapi saya di sini tidak akan nyanyi sendiri.saya mau meminta seseorang menemani saya duduk di sini." Ucapan Baja membuat semua mahasiswa bertanya-tanya, bahkan saling berpandangan satu sama lain dengan pertanyaan yang sama, siapa?

"Pertama kali saya mendengar suaranya yang lembut dan merdu saya sudah tertarik ingin mengajaknya duet dan sekaranglah saya bisa menggunakan kesempatan ini. Dia adalah.... Prilly."

Semua mata tertuju pada Prilly yang sedari tadi hanya diam tak mau ikut cari tau siapa sosok yang di maksud Baja. Namun ternyata dirinyalah kini yang menjadi pusat perhatian.

"Wow... ternyata Prilly ya?" Suara Mila membuyarkan perhatian semua orang yang sedang terpaku menatap Prilly.

"Ayo Pril, kak Baja ingin duet denganmu." Dengan canggung Prilly pun maju mendekat ke tempat Mila dan Baja juga panitia yang lain berada.

"Aduh, kak aku nggak bisa nyanyi."

"Udah ayolah, lagu apa aja deh. Kalau nanti lagu yang kamu pilih aku nggak tau kuncinya ya kita nyanyi tanpa musik."

"Beneran kak aku nggak bisa nyanyi."

"Udah lagu apa aja deh, yang penting aku jadi duet sama kamu."

"Cieeee...."

"Ya udah kak. Viva forever gimana?"

"Spice girls?"

Tanpa mereka semua sadari ada seseorang yang pergi meninggalkan ruangan tersebut saat Baja mulai memetik gitar.

Do you still remember

How we use to be

Feeling together, believe in whatever

My love has said to me

Both of us were dreamers

Young love in the sun

Felt like my saviour, my spirit I gave ya

We'd only just began

Hasta Manana

Always be mine

(Chorus)

Viva forever, I"ll be waiting

Everlasting, like the sun

Live forever,

For the moment

Ever searching for the one

Yes I still remember,

Every whispered word

The touch of your skin, giving life from within

Like a love song that I'd heard

Slipping through our fingers,

Like the sands of time

Promises made, every memory saved

Has reflection in my mind

Hasta Manana

Always be mine

(Chorus)

Back where I belong now,

Was it just a dream

Feelings unfold, they never be sold

And the secret's safe with me

Hasta Manana

Always be mine

(Chorus 2x)

Suara lembut nan merdu Prilly mampu menghipnotis semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut hingga mereka pun ikut bernyanyi dan bertepuk tangan bersama-sama.

"Ngapain Li sendirian di sini?" Tanya Kevin saat ia hendak mengambil berkas ke ruangan lain melihat Ali sedang duduk di luar ruangan.

"Ngadem Vin."

"Lah di dalam kan juga dingin."

"Emang lo nggak ngerasa gerah ya Vin penuh orang di ruangan kaya gitu?"

"Nggak sih, perasaan nggak panas." Ali diam saja tak menanggapi Kevin lagi.

"Ya udah gue mau ambil berkas dulu, bentar lagi acara selesai." Kevin menepuk pundak Ali pelas lalu pergi ke ruang secretariat. Ali hanya menghembuskan nafasnya kasar setelah kepergian Kevin.

Hai... hai... I am comiiiiinggggg.... Hihi...waduh ini part terpanjang yang gue bikin melalui beberapa kali tahap editing.. 2800 lebih kata... hemmm.. padahal biasanya hanya 2000-2500an kata...ya udah yuk langsung di baca.. jangan lupa buat vote juga comment yess... terima kasih untuk yang sudah ikhlas vote juga comment... semoga kalian mendapat imbalan yang setimpal dari Allah... aamiin... (eh malah ceramah...).. maaf yess... matur tengkiyu and see you di bab selanjutnya... yuhuuuu...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top