8. Yagen Toushiro: Aruji! Shrinked
主、縮んだ!
Yagen Toushiro
Requested by sweetschoco
・
・
・
・
・
・
・
Semuanya bermula saat sang tuan bilang kepalanya terasa sakit beberapa jam yang lalu.
Yagen baru saja selesai latihan bersama adik-adik tantou-nya saat itu, dan mendaptkan gadis tuan mereka masuk ke dalam kamar yang biasa ia gunakan untuk meramu obat dengan langkah sempoyongan.
"Yo, Taisho! Ada apa? Tidak biasanya kau masuk kemari." Yagen menyapa.
Keringat masih mengucur dari beberapa penjuru tubuh pedang itu. Dia bermaksud untuk mandi setelah ini.
"Yagen, Apa kau punya obat sakit kepala?"
Yagen berpikir sejenak, tangan kanannya spontan menyentuh dagu. Sebuah gestur alami yang dilakukan banyak orang saat mereka berpikir.
"Yagen-nii! Ayo kita mandi bersama!!"
Dari arah pintu terdengar bocah-bocah yang datang, mengajak kakak mereka untuk menikmati air hangat ofuro sebelum malam benar-benar datang dan tempat itu akan lebih ramai oleh parah pemuda pedang.
"Ah, sebentar!" Sahut Yagen. "Taisho, obatnya ada di lemari gantung di sana. Terbungkus kertas putih, warna obatnya merah muda. Kau minum sebutir saja ya!"
Sang gadis mengangguk, "Baiklah, terima kasih."
Yagen bergabung dengan adik-adiknya setelah selesai dengan kepentingannya di kamar itu.
"Semoga cepat sembuh, Aruji!" Katanya terakhir, ditirukan oleh bocah-bocah yang sudah menggerombol, mengelilinya.
🍁🍁🍁🍁
"Kalian, ada yang lihat aruji dimana?" Kashuu Kiyomitsu bertanya pada para tachi yang setiap waktu duduk di engawa sambil menikmati teh. Siapa lagi wujud mereka kalau bukan Mikazuki Munechika, Uguisumaru, juga Kogitsunemaru.
"Ha-ha-ha…," Mikazuki tertawa khas sebelum menjawab pertanyaan si merah. "Hari ini aku belum melihat aruji."
"Mungkin dia masih tidur melingkar di kasurnya. Udara semakin dingin, aku ragu aruji yang terbiasa dengan iklim tropis itu bertahan di citadel ini tanpa mengurung diri di kamar." Uguisu menambahkan.
Benar juga. Selama ini pun, tuan mereka hanya keluar di waktu tertentu saja. Seperti saat ingin ke toilet, mandi, makan, atau kembali sementara waktu ke dimensinya.
Kiyomitsu mengingat musim dingin tahun lalu, ketika gadis itu sama sekali tidak mau keluar dari kamarnya kecuali untuk buang air. Dan Hasebe begitu kerepotan akan hal itu.
"Hmm..., tapi aku sudah memeriksa kamarnya sejak pagi tadi. Dia tidak ada." Setengah menggumam Kiyomitsu berkata.
"Mungkin nushi-sama sedang kembali ke dimensinya..." Setelah diam beberapa saat Kogitsunemaru ikut berkomentar.
Kiyomitsu memegang dagunya, berpikir.
Tidak mungkin. Aruji selalu meninggalkan pesan ketika dia meninggalkan citadel.
"Ah, aku akan mencarinya lagi." Putus si merah.
"Kalau begitu kami akan meneruskan acara minum teh kami lagi, ha-ha-ha…"
🍁🍁🍁🍁
Para Awataguchi dengan jumlah tidak sedikit itu akan memenuhi kolam rotenburo|1| kalau mereka masuk bersamaan. Belum dengan keributan yang selalu terjadi apabila mereka mandi bersama. Karena itu Yagen lega telah selesai membawa adik-adiknya mandi lebih dulu sebelum yang lain.
Kini, sambil menunggu makan malam pemuda pedang dengan tubuh kecil itu duduk di bibir pintu sambil mengeringkan rambutnya dengan hair dryer yang diberikan sang tuan. Gadis itu akhirnya membeli pengering rambut dengan jumlah cukup banyak setelah banyak pedang yang meginginkan alat seperti yang pernah ia berikan pada Izuminokami.
Setelah rambutnya cukup kering, Yagen bangkit untuk menyimpan alat itu lagi, dan berniat untuk ke ruang tengah bersama yang lain. Tapi langkahnya terhenti saat dia melihat salah satu lemari gantung miliknya tidak rapat tertutup.
Ah, dia ingat. Sore tadi tuannya meminta obat sakit kepala. Pasti tidak terlalu terburu-buru sampai tidak lagi menyimpan memperhatikan apakah pintu lemarinya telah tertutup sempurna. Dan ngomong-ngomong, tuannya pun sedikit ceroboh. Kesalahan kecil macam ini sangat wajar untuk ia lakukan.
Tapi…
"Tunggu!" Yagen tiba-tiba membelalak saat ia mengingat sesuatu. "Jangan-jangan dia mengambil obat di lemari ini?!"
Pemuda setengah bocah itu kemudian berlari menyusuri teras citadel tanpa peduli Hasebe berteriak untuk tidak berlari di sana. Yang dia pedulikan sekarang hanyalah, keadaan sang tuan. Apakah gadis itu baik-baik saja setelah mengonsumsi obatnya.
Dengan panik yang melanda Yagen kali ini, sudah pasti obat itu bukan sekedar obat sakit kepala. Melainkan obat yang baru saja dia invensikan kemarin lusa tentu saja belum dia uji coba.
Bagaimana kalau tuannya tewas?!
"TAISHO!"
Yagen membuka fusuma kamar sang tuan dengan geseran kuat hingga menimbulkan suara cukup keras.
Tidak ada sosok tuannya di kamar.
Gadis yang biasa memakai miko shouzoku|2| dengan hakama berwarna merah itu tidak tampak di mata berbingkai kacamata Yagen. Yang dilihatnya sekarang hanyalah sosok kecil tertutup selimut yang kini terlelap di atas futon. Rambutnya cukup panjang untuk ukuran bocah, lebat dan indah. Tuannya pun memiliki rambut seperti ini.
Lalu siapa anak ini?!
Jangan-jangan sang tuan berhubungan dengan seorang pria di dimensinya, lalu anak ini adalah anak mereka?!
Yagen panik. Kalau begitu, tidak seharusnya dia melihat anak ini.
Tapi otak Yagen kembali bekerja dengan normal ketika pelan-pelan dia merangkak, mendekat ke arah si bocah perempuan itu. Meskipun dia berusaha tak menimbulkan suara, hawanya cukup dirasakan oleh si bocah hingga ia membuka kedua maniknya pelan. Kantuk masih menyelemuti hingga netra biru terang itu tak sempurna terbuka.
"…a…gen?"
Seketika getaran listrik statis menyambar tubuh Yagen hingga ia membatu.
TUANNYA MENYUSUT!
🍁🍁🍁🍁
Hari itu citadel terguncang. Bukan karena gempa atau sejenisnya, melainkan karena Yagen yang tiba-tiba muncul ke ruang tengah dengan membopong bocah kecil yang sangat comel. Para pedang yang siap untuk makan malam tentu tidak percaya begitu saja ketika Yagen mengatakan bahwa itu adalah tuan mereka.
"Kau pasti lapar. Kemarilah, ayo kita makan!" Ucap Ichigo prihatin melihat salah satu adiknya itu panik.
"Tapi ngomong-ngomong, anak ini imut sekali. Dan sangat mirip Aruji!" kemudian Mutsunokami datang mendekat untuk menggantikan Yagen untuk membopong bocah itu, lalu mulai bermain dengan si bocah dengan logat Tosa-nya yang kental.
Beberapa detik kemudian suara lantang Hasebe terdengar dari sudut ruangan. Rupanya budak citadel itu baru saja selesai mandi hingga dia menjadi orang terakhir yang tahu kalau Yagen menemukan bocah dan berasumsi bahwa itu adalah tuan mereka.
"Yageeeeen!" Pemuda bersurai cokelat itu melotot sambil berkacak pinggang di depan Yagen. "Sudah kubilang jangan gunakan bahan-bahan medis untuk sesuatu yang tidak berguna! Sekarang dimana Aruji?"
Yagen diam, tapi menggunakan dagunya untuk menunjuk ke arah Mutsunokami dan beberapa bocah tantou yang kini asik bermain dengan si bocah.
Hasebe memperhatikan bocah itu, juga sebaliknya. Sampai akhirnya si kecil tuan mereka mengulurkan tangan seolah minta digendong ke arah si pemuda sambil merajuk manja "Hacebe…"
Hasebe menutup wajah dengan salah satu tangannya sambil bergumam lirih. "Aruji, kawaiiiii…"
🍁🍁🍁🍁
Hari berganti sejak sang tuan menyusut menjadi bocah balita, dan belum ada satu pun dari para pedang yang berhasil mengembalikan wujudnya. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari Shokudaikiri yang memasak makanan favoritnya-dan berakhir sia-sia karena mana ada balita yang bisa makan super pedas dengan ratusan cabai di dalamnya- hingga Kousetsu juga Juzumaru yang membacakan sutera untuk mengusir roh dan kutukan yang kemungkinan membuat tubuh tuan mereka mengecil.
Setidaknya, para pedang dewasa nampak sibuk mencari cara agar tuan mereka kembali normal. Sementara para bocah pedang justru merasa senang mendapat mainan-bukan, teman bermain baru. Midare yang paling senang, dia serasa mendapat boneka cantik yang bisa ia dandani dengan banyak baju imut hasil memborong di yorozuya.
"Aaah, sayangnya aku lebih suka disayangi daripada menyayangi!" Kiyomitsu mengelap keringat di wajahnya setelah ia selesai menyapu halaman belakang bersama Yasusada, kemudian duduk di engawa. "Hora, kau pasti memperhatikan beberapa hari ini kan? Semua sibuk mengurus aruji, padahal biasanya hanya Hasebe yang melakukannya. Dan, aku tidak suka mengganti popok!"
Yasusada tertawa. "Kalau begitu ayo kita pikirkan bagaimana cara agar Aruji kembali seperti semula! Aku juga ingin dia merajut syal yang baru untukku di musim dingin nanti."
🍁🍁🍁🍁
"Aku sudah tahu caranya, dan kali ini aku yakin akan berhasil!" Tsurumaru tertawa jumawa sebelum dia mengutarakan idenya.
Hampir sebagian besar yang berkumpul di sana menghela napas seolah sudah tahu kalau apa yang dipikirkan si bangau albino ini pasti hal yang sangat absurd. Bisa dilihat dari caranya berpakaian saat ini. Dia memakai pakaian layaknya pangeran dari negeri antah berantah lengkap dengan mahkota imitasi menghiasi kepalanya.
"Semua kutukan akan sirna oleh satu 'ciuman pangeran'!"
Beberapa hari ini Tsurumaru banyak mendekam di kamar dan menonton banyak drama dari dvd yang dia pinjam dari sang tuan beberapa waktu sebelumnya. Ternyata, drama semacam itulah yang ia tonton.
"Hah?! Selama aku masih hidup jangan harap kau bisa menyentuh Aruji!" Hasebe menolak, berdiri sambil mengacungkan telunjuknya.
Lalu terjadi kericuhan seperti malam-malam sebelumnya di citadel.
🍁🍁🍁🍁
Yagen menghela napas sambil meletakkan gelas kimia di atas meja. Seharian ini juga dia bekerja keras untuk menemukan formula yang tepat agar dia bisa mengembalikan sang tuan ke bentuk semula.
"Sedikit lagi," gumamnya, kemudian melepas kaus tangan silikon yang membungkus kedua tangannya.
Hakata sudah memanggilnya bersiap untuk makan malam beberapa menit lalu, tapi dia enggan beranjak dan meminta salah satu adik Toushironya itu pergi lebih dulu. Ruang praktikumnya pun masih sedikit berantakan dengan beberapa keranjang berisi bahan-bahan herbal di sana.
Yagen bermaksud membereskannya lebih dulu sebelum pergi, namun rencana tertunda saat dia mendengar derit pintu terbuka, menampilkan sosok kecil di baliknya.
"…aagen!"
"Taisho…" Pemuda setengah matang itu kaget, lalu segera menghampiri sosok kecil tuannya, keumudian membopongnya. "Bukankah tadi kau masih tidur?"
Tidak ada jawaban, hanya kedua tangan mungil tuannya yang bergerak memainkan pipi Yagen.
"Ah, kau ingin bermain?" Yagen menduga. "Tunggu sebentar, aku akan membereskan tempat ini dulu."
Yagen menurunkan bocah tuannya ke atas lantai yang dia alasi dengan kain bersih. Anak itu tampak rewel dan ingin segera kembali ke gendongannya lagi. Tapi sebisa mungkin Yagen berkonsentrasi dengan beberesnya sampai dia menyadari satu hal.
Tuannya tiba-tiba terbatuk.
"Taisho!"
Tangan mungkil bocah itu tidak kosong lagi, ada setangkai tumbuhan herbal yang menjadi salah satu bahan uji coba Yagen seharian ini.
Dan tuannya itu memakannya seolah itu adalah camilan sore yang biasa dibagikan Shokudaikiri setiap jam tiga datang.
"TAISHO!!"
Yagen berlari, berusaha merebut sisa tangkai di tangan mungil itu. Tapi keterburuannya berhasil membuat kakinya tersandung dan mendarat di depan sang tuan. Kaca matanya pun ikut melompat meninggalkan dua manik magentanya yang bening.
Fokusnya buram saat dia mengangkat wajah untuk memastikan apakah tuannya baik-baik saja. Meskipun pandangannya tak begitu sempurna, dia masih bisa melihat sosok bayangan yang familiar kini duduk di depannya.
Teriakan terlepas dari sosok itu saat yagen merasa tatapan mereka bertemu sejenak, lalu kelebat kain putih menyapu wajah sang pedang.
Tangan Yagen berhasil meraba kacamatanya. Dan kini dia menemukan gadis tuannya terduduk menutup sebagian tubuhnya dengan kain yang sempat ia gelar di atas lantai.
"Ta-taisho?"
Fin.
Mohon maaf apabila nggak sesuai ekspektasi www
Note:
1. Rotenburo: ofuro tanpa atap
2. Miko shouzoku: baju miko aka cewek-cewek shrine
・
・
・
・
・
・
Bandung, 2018年10月24日
With:
One Ok Rock-Papper Plane
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top