20. Higekiri, Hizamaru, Uguisumaru: Tea Party
お茶会
Kredit foto: @gnb_r7 (Twitter)
Di-request oleh: @Shey_Jun8Chen
Maaf nunggunya lama pake banget. Pasti udah lupa juga kalo pernah request wkwkwk. Udah hampir setahun nggak nyentuh buku ini setelah update terakhir. Dan mohon dimaafkan atas kegajean chapter ini.
****
Citadel suatu hari ....
Ada beberapa hal yang akan tetap sama di citadel meskipun musim datang berseling silih berganti. Salah satunya adalah, Uguisumaru yang selalu bersantai di tepi engawa dengan secangkir teh di tangannya.
Biasanya dia akan ditemani Mikazuki Munechika, tapi ia hanya akan mengamati pohon plum di halaman belakan citadel di saat tak seorang pun yang datang untuk menemaninya.
Daun yang melekat di dahan-dahan pohon mulai berjatuhan. Memberi isyarat bahwa musim gugur akan segera berakhir, dan tak lama lagi musim dingin akan datang menjelang.
"Ah, sebentar lagi aku akan membutuhkan ember air panas untuk bisa bersantai di sini," gumamnya.
"Sepertinya itu akan sangat merepotkan," sahut seseorang di belakangnya.
Genji bersaudara, mereka berdiri di belakang saat Uguisumaru menoleh. Sepertinya, mereka baru saja kembali dari ekspedisi yang dimulai sejak minggu lalu.
"Ah, Genji bersaudara," bibir Uguisumaru melengkung memberikan satu senyuman enikmatik. "Mau minum teh bersamaku?" Tawarnya.
"Ah, kudengar teh bisa menghilangkan rasa lelah." Higekiri membalas senyumnya, "Saa. Kau juga, Higemaru!" Si gading itu duduk, kemudian meminta adiknya untuk turut serta.
"Hizamaru, Anija." Tukas Hizamaru sebelum dia ikut duduk di sisi yang lain, sebelah Uguisumaru.
****
"Ajaib, kepalaku terasa lebih ringan setelah minum teh ini!" Hizamaru mulai berceloteh di tengah "prosesi" minum teh mereka yang baru saja dimulai.
"Benarkah? Rupanya keputusanku untuk membeli teko teh ini benar," Uguisu terkekeh. Kebangaanya pada teh menjadi nomor satu di citadel.
"Ah, jadi ini teko Bizen no Kuni yang menjadi bahan pembicaraan di utage beberapa waktu itu?" Hizamaru mengamati teko bercorak krisan itu dengan cermat.
Bizen no Kuni, tempat Uguisumaru ditempa adalah provinsi yang pernah terkenal dengan perangkat tehnya. Tidak heran kalau si hijau yang sangat menyukai teh itu begitu bangga dengan predikat yang menjadi jejak sejarah itu.
"Aruji bilang, Bizen no Kuni saat ini lebih dikenal dengan pakaian denimnya."
"Denim?" Uguisu memiringkan kepalanya. Nama barang modern seperti denim jarang mampir ke telinganya hingga saat ini. Dan Higekiri yang menyebutkannya pun nampak tidak tahu menahu seperti apakah benda yang disebut dengan denim.
"Ngomong-ngomong, minum teh bersama Uguisumaru sangat menyenangkan ya. Badanku yang pegal-pegal setelah ekspedisi terasa rileks sekarang. Andai bisa setiap hari seperti ini."
"Itu tidak mungkin, Anija. Pedang, senjata seperti kita tidak akan bisa menikmati kemewahan seperti ini setiap hari."
Benar. Terlebih saat serangan dari pasukan revisionis sejarah yang kian sering akhir-akhir ini. Biasanya citadel hanya membentuk empat tim dalam satu jangka waktu untuk bertempur, ekspedisi, dan yang lainnya. Namun dengan munculnya banyak jikan soukougun di tempat dan zaman yang berbeda, maka tim yang dibentuk jadi lebih banyak. Termasuk tim ekspedisi untuk mencari material mengingat tidak sedikit touken danshi yang kembali ke citadel dengan luka.
"Ah!" Sebelum kedua pedang lain menanggapi kalimat sebelumnya, Hizamaru sudah mengeluarkan suara lagi. Kali ini sepertinya dia mengingat sesuatu. "Aku hampir lupa. Hasebe memintaku untuk segera melaporkan hasil ekspedisi."
"Kepala tim itu sungguh melelahkan ya, Higemaru?" Ucap Higekiri.
Hizamaru berdiri setelah menyesap habis teh di dalam cangkirnya. "Ini tugas. Dan, bukan Higemaru, Anija. Namaku Hizamaru. Hi-za-ma-ru."
Setelah berterima kasih, Hizamaru bergegas menuju lantai dua di mana tuan mereka berada. Di engawa hanya tersisa Uguisumaru dan Higekiri yang diam dalam ketenangan, menatap daun-daun yang berguguran memberi salam perpisahan pada musim gugur yang akan segera berselang.
"Aku merasa pertempuran belum akan berakhir hingga beberapa waktu ke depan. Jadi sesekali, sempatkan dirimu untuk bersantai dengan menyesap teh dan memurnikan pikiran seperti saat ini." Uguisumaru memecah keheningan.
"Benar juga ...."
Keduanya bertukar tawa sebelum kembali memberikan fokusnya ke arah dedaunan yang kembali berguguran tertiup angin.
****
Note:
Bizen no Kuni (sekarang Okayama) katanya pernah dikenal sebagai penghasil tea ware di Jepang. Sekarang, Okayama terkenal dengan industri tekstil terutama denim.
__________________
Mohon maaf, untuk sementara saya stop terima request. Dan ini adalah request terakhir yg pernah saya catet masuk batch ke-2. Kedepannya mungkin saya nggak bakal buka request karena satu dan lain hal.
Untuk yg sudah nulis di sesi komen, mohon dimaafkan keputusan saya yg seenak jidat ini. Dan terima kasih untuk semua yg sudah request atau baca buku gaje ini.
Entah kapan bakal update, yang jelas saya berterima kasih sama kalian yang udah mampir ke sini.
Iya, kalian!
Yang silent reader juga diitung kok. Itung-itung nyumbang viewer, wkwkwk.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top