18. Ookurikara - a Worry
心配
Credit pic: somewhere on Twitter
Di-request oleh: @queenrosemary
Hop yu laik it lah ;)
.
.
.
.
.
.
❊❊❊
Citadel suatu hari...
Gadis itu sangat menyukai hari ini. Hari pertama bulan April di penanggalan masehi. Selain kuncup sakura yang mulai menyumbul di dahan, ada satu yang membuat gadis itu begitu antusias.
Hari ini dia bebas berbohong, dan menjahili siapapun.
Bisa dilihat dari penampilannya sekarang yang baru saja melakukan prank di dimensinya, menjahili orang-orang terdekat yang kemudian panik melihat dia pura-pura mati, tergeletak di lantai kamar dengan simbah darah -yang tentu saja hanyalah pewarna makanan yang ia bubuhkan pada pakaiannya.
Si gadis begitu gembira hari ini, hingga ia lupa kalau masih ada pekerjaan di citadel yang tersisa. Menjelang tengah hari dia baru mengingatnya, dan ia tak sempat membersihkan kostum murahan -yang berhasil mengecoh keluarga dan teman-temannya itu.
Tak apa, dia bisa berendam di rotenburo citadel setelah pekerjaan selesai nanti. Dan jujur saja, dia lebih senang mandi di sana meskipun label sarang pemyamun masih ia sematkan di tempat itu. Setidaknya dia bisa berendam sambil berenang kesana-kemari alih-alih diam di bak kecil seperti yang ada pada kamar mandinya.
Cincin putih berpusar saat si gadis memutar pengontrol jam saku yang selalu ia bawa. Gerigi gir yang berputar secara kesinambungan itu menunjuk angka-angka kecil yang tertulis dengan huruf kuno. Tahun 2205 Masehi, gadis itu akan segera berada pada masa itu.
❊❊❊
"Kapan Aruji akan kembali ya?" Hirano bergumam setelah menyesap tehnya dengan kaki terayun di bibir engawa.
Baginya, duduk menikmati kuncup sakura dan segelas teh bersama Uguisumaru adalah hal termewah dalam hidupnya meskipun hanya beberapa patah kata saja yang akan dia atau rekan pedangnya itu katakan.
"Hm, entahlah. Tapi dia tidak akan berlama-lama meninggalkan pekerjaannya, bukan?"
Hirano mengangguk, membayangkan berbagai kudapan yang akan ia dapat saat tuan mereka kembali nanti.
❊❊❊
Ookurikara tengah menyiangi rumput liar yang mulah tumbuh di antara tanaman herbal yang sampai saat ini masih Hasebe sayang dan sirami setiap hari saat bocah-bocah awataguchi tiba-tiba datang kepadanya lalu bersembunyi dengan tubuh bergetar.
"Ada apa?" Tanya si hi--, ekstotis itu, pendek.
"Stt, Ookurikara-san. Jangan bersuara, hantu itu bisa menemukan kita!" Bisik Gokotai.
Pemuda berkulit eksotis itu mengernyit. Mana ada hantu yang berkeliaran siang bolong begini, pikirnya.
"Kita harus minta Nikkari untuk menebasnya..."
"Tapi kita akan tamat sebelum menemukan Nikkari kalau hantu itu menemukan kita!"
Ookurikara memiringkan kepala sejenak. Anak-anak ini pasti sedang berhalusinasi, jadi tanpa peduli dia terus menyiangi rumput tanpa mendengarkan lagi kasak-kusuk yang dilakukan oleh bocah-bocah itu.
❊❊❊
"Kau melihatnya juga?!" Taikogane Sadamune masih duduk meringkuk, menekuk lututnya. Begitu juga si putih Tsurumaru Kuninaga yang mengangguk pelan dengan sorot lemat seolah baru saja melihat sesuau yang mengerikan.
Ookurikara kembali mengerutkan keningnya, lalu menghampiri Shokudaikiri Mitsutada yang baru saja selesai merapikan pakaian mereka ke dalam lemari geser. "Mereka kenapa?" Tanyanya.
"Hm, kalau tidak salah dengar, tadi Sada-chan bilang kalau dia melihat hantu di dekat kamar Aruji."
"Hah?"
Apakah ini ada hubungannya dengan hantu yang dibicarakan bocah-bocah Awataguchi siang tadi?
"Katanya, hantunya mirip Aruji."
"Pasti dia hanya melakukan hal yang aneh-aneh lagi."
Rupanya si hi--, eksotis sudah tahu betul bagaimana sifat tuan mereka yang tak jarang mengusili para pedang yang menjadi bawahannya.
"Bukankah Aruji belum kembali hari ini? Jadi mana mungkin itu dia!" Tsurumaru meyakinkan bahwa yang dilihatnya itu benar. Namun Ookurikara hanya mendecak sebagai balasan.
Hari ini dia akan kembali, begitu yang pemuda itu dengar terkahir ketika ia menyampaikan laporan ekspedisi. Karena itu Ookurikara pun yakin kalau gadis tuan mereka sudah berada di tempatnya sekarang.
"Aku mandi dulu," ucap Ookurikara, namun ia tidak membawa peralatan mandinya hingga Shokudaikiri pun tersenyum. Dia pasti hendak memastikan ke sana.
❊❊❊
"Aruji!" Panggil Ookurikara saat ia sampai di depan fusuma kamar sang tuan.
Tak terlihat tanda kehidupan di sana, lampu depan pun masih gelap. Apa mungkin gadis itu memang belum kembali?
Pemuda itu mencoba menggeser sedikit satu sisi fusuma, mencoba memastikan apakah pintu itu terkunci. Tapi dia berhasil membukanya.
Jendela kamar terbuka dengan cahaya kecil yang datang dari luar menembus masuk meskipun itu tak membuat penglihatan Ookurikara sedikit terbantu.
Jendela tidak mungkin terbuka kalau gadis itu tidak kembali.
Ada yang tidak beres...
Si pemuda segera berlari mencari sakelar untuk mendapat pencahayaan lebih baik. Jantungnya berdegup ketika ia melihat sosok yang terkapar di dekat meja tulis dengan keadaan mengenaskan.
"Aruji!"
Ookurikara menghambur. Mendapati tuannya dalam dekapan lalu menggoyangkannya beberapa kali "Aruji!"
Tidak ada pertanda bahwa pelindung yang menyelimuti citadel telah berhasil disusupi. Mustahil para pengacau waktu datang kemari tanpa sepengetahuan mereka.
Ookurikara mulai panik, melihat sang tuan sama sekali tak merespon panggilannya. Dia segera mengangkat tubuh gadis itu dan berlari keluar membawanya.
Satu-satunya tujuan adalah Yagen. Yangen mungkin bisa menyelamatkannya.
❊❊❊
"Ada apa?!" Pemuda setengah matang yang tadinya serius dengan mikroskop di ruang penelitian probadinya itu mau tak mau ikut kaget melihat seseorang yang tiba-tiba menerobos masuk.
"Aruji! Kau harus menyelamatkannya!"
"Hah?!"
"Apanya yang 'hah'?! Kau tidak lihat bagaimana dia sekarang?! Cepat, atau dia akan mati!"
Kilat kelam pada netra emas Ookurikara nampak nyata. Dia berada pada status serius dimana mungkin dia tidak akan bisa lagi mendengar kata-kata Yagen yang terlihat cukup waras akan hal ini.
"Ookurikara, tenangkan dirimu sejenak."
"Bagaimana aku bisa tenang melihatnya seperti ini, hah?!"
"Dia hanya tertidur. Dan penampilannya itu, entah apa yang dilakukannya di dimensinya tadi. Tapi itu semua hanyalah manipulasi."
Ookurikara terdiam, mencerna kalimat Yagen dengan pelan tapi pasti. Dia berhasil menguasai emosinya lagi saat ia menatap gadis dengan penampilan mengenaskan yang nampak mengeliat dalam gendongannya.
"'Kan?" Yakin Yagen.
Tidak ada lagi yang keluar dari mulut Ookurikara kecuali gerakan spontan dari kedua lengannya yang melepaskan kekuatannya. Membuat gadis itu jatuh dan sempat menggelinding sebanyak satu putaran di atas lantai kayu.
"Aduh," si gadis merasa kesakitan ketika tidur sorenya tiba-tiba terganggu oleh rasa sakit yang datang tiba-tiba itu.
Saat matanya terbuka sempurna, dia mendapati Ookurikara yang menatapnya tajam dalam diam dan Yagen yang terlihat menahan tawa.
"Ada apa ini?"
"Tanyalah Ookurikara!" Celetuk Yagen lalu tertawa sambil memeangi perutnya.
"Kara, apa yang terjadi?"
"Jangan bicara padaku selama setahun ke depan!" Alih-alih menjawab, pemuda itu mencetus sedemikian rupa lalu berlalu.
"Ya-yagen! Apa yang terjadi?! Katakan padaku!"
"Sudah kubilang tanya Ookurikara!"
"Kau tidak lihat seseram apa dia tadi?!"
"Saa..."
Yagen tidak akan mengatakannya karena ia tahu gadis itu akan akan tersenyum seperti orang gila setelah ini kalau ia tahu seorang Ookurikara sebegitu mengkhawatirkannya.
❊fin❊
Mun maaf, lama dan pendecc.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top