17. Tsurumaru, Higekiri, Hizamaru: Summer Battle

夏の大戦

Requested by nisri_mikatsuru_chan

❀❀❀

"Kougekiiii!!!" Gadis itu berteriak kemudian menyeruput jus jeruk dari gelas piala yang ada di meja kecil, di samping kursi pantainya.

Pistol air yang harus ia gunakan pun tergeletak tak berdaya di atas meja bundar itu sementara ia berbaring nyaman dia atas kursi pantai dengan parasol lebar memayunginya.

"Oi, Aruji! Kau gila ya, mana mungkin aku menang kalau hanya bertarung sendiri!" Tsurumaru Kuninaga, bangau albino itu protes kepada sang tuan sambil mengacungkan moncong revolver airnya ke arah gadis si gadis.

Hari ini adalah hari kedua semenjak kedatangan mereka ke resort untuk liburan.

Liburan.

Bukankah merdu sekali gema dari satu kata itu?

Dan menurut agenda yang mereka susun beberapa hari lalu, mereka akan bermain perang air hari ini. Bagi bocah-bocah pedang, hal itu terdengar menyenangkan hingga mereka sudah bersiap semenjak fajar membelah malam. Menyiapkan amunisi berupa selang panjang dan juga ember-ember yang saat ini pun penuh terisi air. Tapi bagi gadis tuan mereka, bermain di bawah matahari musim panas adalah hal yang paling ia tidak suka mengingat itu akan membuat pigmentasi kulitnya terjadi lebih cepat meskipun dia sudah mengoles beberapa lapis tabir surya sejak pagi tadi.

"Ah, aku mungkin akan pingsang di tengah permainan. Jadi kau sendiri saja ya!" Gadis itu mendramatisasi.

Tapi Tsurumaru tidak mendengar dan dengan sengaja menarik pelatuk revolvernya hingga kaus yang gadis tuannya kenakan pun basah kuyup, pun dengan celana denim pendek yang sempat membuat protes para penghuni citadel yang tidak biasa melihat seorang gadis memamerkan kemolekan kaki jenjang mereka.

"Dua lawan dua, atau tiga lawan satu?" Si putih sengaja bertanya membelakangi Higekiri dan Hizamaru yang bergabung menjadi tim lawan mereka.

Gadis itu memutar matanya, menggerutu meskipun akhirnya ia menyambar pistol airnya juga.

"Karena aku ikut, pastikan kalau tim kita akan menang!" Ucap gadis itu pada Tsurumaru Kuninaga dan pemuda itu hanya tertawa jumawa.

Kashuu Kiyomitsu yang bertugas menjadi wasit masih mengapung malas di atas pelampung renangnya yang lebar hingga ia bisa tiduran di atasnya.

"Kiyomitsu! Lakukan pekerjaanmu!" Yasusada yang kembali setelah berenang kesana kemari pun menggoyang-goyangkan pelampungnya.

Dengan gemulainya, Kashuu mengambil pistol mainan di sampingnya lalu menembakkannya ke udara.

"Dimulai." Sambung lemas sebelum ia meraih gelas lemonade yang sudah mulai menyusut.

❀❀❀

"Apa yang harus aku lakukan, Anija?" Hizamaru bertanya sembali mengedarkan perhatiannya ke sekitar.

Semua penghuni citadel tahu kalau kombinasi Aruji dan Tsurumaru Kuninaga adalah pasangan yang paling menakutkan. Mereka bisa datang kapan saja mengingat kapabilitas yang mendukung kejahilan si bangau albino itu, juga kebarbaran sang tuan yang bisa saja melompat dari pohon dengan ketinggian lima meter.

Ya, sejak awal beringas memang menjadi salah satu sifatnya. Dan semenjak gadis itu tinggal di citadel yang didominasi oleh pria, sifat liarnya meningkat beberapa level lebih tinggi. Yang Hizamaru takutkan adalah jika keliarannya itu membuncah di pertandingan kali ini. Bisa saja dia melompat dari atap lalu menyerbu mereka.

"Ah, mungkin berpencar adalah strategi lebih baik..." ada sedikit jeda pada jawaban Higekiri yang mengindikasikan kalau dia tengah berpikir. "... eh, siapa namamu?"

"HIZAMARU! HI-ZA-MA-RU!" Hizamaru menjawab dongkol setelah ia berharap kalimat lain yang akan datang dari mulut kakaknya itu.

"Baiklah, jadi Higekiri, kau pergilah ke semak di belakang sana sementara aku berjaga di sini. Aku yakin mereka masih di sekitar taman ini, jadi yang akan mereka serang lebih dulu pasti aku. Sementara aku menahan serangan, kau bisa memulai serangan balik, mengerti?"

"Aku mengerti!" Hizamaru sigap, namun ia merasa ada sesuatu yang salah dengan kata-kata kakaknya.

"Laksanakan, Higekiri!"

"HIZAMARU!! ANIJAAA!!"

❀❀❀

Gadis itu tetap sedia, awas dengan kemungkinan keberadaan musuh. Tsurumaru Kuninaga berada di belakangnya dengan kacamata C♡♡L-nya sambil tak henti berputar mencari pergerakan lawan.

"Tsurumaru!"

"Ya?"

"Aku ingin menanyakan sesuatu."

"Apa?"

"Apa kacamata itu perlu?"

Sejenak Tsurumaru diam, lalu mengangkat kedua bahunya, "Saa... "

Si gadis mendecih lirih sebelum kembali mengumplkan fokusnya pada pertarungan.

"Ah, Aruji. Aku punya rencana!"

❀❀❀

Higekiri masih waspada di balik batang pohon yang tumbuh di sudut taman. Dari jauh terlihat Kashuu beserta yang lain masih mengapung. Infinity pool yang menyatu dengan garis pantai membuat air yang berada di dalamnya beriak oleh deburan ombak. Kashuu beserta beberapa yang lainnya masih mengapung jauh di sana. Dan ia belum melihat ada pergerakan dari tim lawan.

Higekiri berniat mengintip, kalau saja dia tidak mendengar suara lantang datang ke arahnya, yang membuat ia cepat berguling untuk melindungi penanda kertas yang mereka pakai sebagai ikat kepala.

"Tsurumaru! Seraaaang!!"

Gadis itu menarik pelatuk pistolnya sambil memburu Higekiri yang berusaha menangkis serangan. Pemuda itu cukup kewalahan hingga ia sengaja melompat, menjauh tanpa melakukan serangan balasan.

Sebentar lagi Hizamaru akan datang menyelamatkannya di saat Tsurumaru dan gadis tuan mereka itu kehabisan amunisi.

"HIGEMARUUUUU!!!"

Ada sedikit kekesalan saat Hizamaru mendengar teriakan itu sebagai komando untuknya. Namun ia tetap datang dengan lompatan ganas dari cabang pohon dengan carbine siap menembak di tangannya.

"ANIJAAAA!! NAMAKU HIZAMARU!! HI-ZA-MA-RUUU!!!" Hizamaru berteriak lantang sambil membabibuta dengan serangannya.

Kertas penanda milik Higekiri sudah setengah sobek, begitu pula dengan milik tuan mereka. Kini, yang tersisa adalah duel mautnya dengan bangau albino yang sekarang...

"Kau lengah!"

BYUURR

Ember logam itu berbunyi nyaring, terjatuh di atas rumput.

Tsurumaru tertawa jumawa dengan kertas penanda di kepalanya yang masih utuh.

Peluit berakhirnya permainan ditiup, dan Kashuu yang sedikit mendekat dengan mendayung pelampungnya dengan tangan itu pun mengibarkan bendera tanda pertandingan telah usai.

"Hah?! Jangan bercanda! Dia curang 'kan?!" Hizamari mengarahkan telunjuknya ke arah pemuda yang masih dengan percaya dirinya memakai kacamata C♡♡L itu.

"Hi-za-ma-ru, peraturannya sederhana. Cukup hancurkan kertas penanda itu, dan kau akan menang tidak peduli bagaimana caranya," Kashuu Kiyomitsu berkata kalem, lalu menyeruput isi gelasnya yang kali ini berisi jus campuran buah tropis.

"FUZAKENNA KORAAA!!!" Hizamaru muntab dan dengan gerakan super cepat dia melayangkan rider kick ke arah Tsurumaru yang tidak siap.

BYUUR

Mereka berdua jatuh berbarengan ke dalam kolam.

Semua tertawa.

"Jadi hadiahnya apa?" Tanya si gadis sambil memeras helai-helai rambut lazuardinya.

Shokudaikiri Mitsutada yang semula diam bergoler di atas kursi pantai pun mendatangi si gadis, menepuk bahunya. "Hadiahnya segera datang... " ucapnya dengan senyum enigmatis yang justru membuat tuannya itu sedikit ngeri.

"Mi-mitsutada? Jangan-jangan hadiahnya... "

"Benar sekali, Aruji. Hadiahnya adalah pijat refleksi."

Dan seharian itu, resort dipenuhi oleh teriakan mengerikan dari pemuda putih yang sepertinya harus mulai bertaubat, juga partner-in-crime-nya, yaitu si gadis tuannya.

FIN.

Btw, sekalian numpang ngiklan. Mumpung Higekiri juga nyempil di sini.

Saya punya sisa bag charm yang juga pernah saya iklanin di sini. Masih sebiji dan kebetulan punya Higekiri.
Kalo nggak salah kemarin ada yg pesen, tapi blio mungkin lupa, dan saya sendiri lupa yg mana orangnya soalnya sampai akhir deadline pembayaran DP nggak ada kabar dari blio-nya. Dan saya sempet salah itung kemarin, jadi nyisa deh wqwqwq.

Berikut foto-fotonya /abaikan sendal butut saya/


Buat yang minta bisa DM ya. Tengkyu.
Bye.
Adios!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top