15. Koryuu Kagemitsu: The Uncool Cloak
ザダサいマント
Koryuu Kagemitsu
❀❀❀
Suatu hari di citadel ...
Kasatria pedang baru kembali termanifestasi.
Kali ini para Osafune yang bergembira menyambutnya. Sang Tuan pun tak kalah antusias untuk melihat bagaimana anggota baru citadel ini, apalagi begitu ia tahu bahwa yang termanifestasi kali ini adalah anggota keluarga berkilau nan tampan, hasil tempaan Bisen Osafune.
Dan benar. Dia tak kalah menyilaukan dari para Osafune lain, yang datang ke citadel lebih dulu.
Surai pirangnya yang terikat setengah dengan pita merah, postur tinggi yang mengindikasikan kalau ia adalah sebilah Tachi. Dan juga ada satu poin penting yang menarik perhatian gadis tuannya, yaitu tato kecil yang bersemayam di lehernya. Awalnya gadis itu bertanya-tanya tanda apakah itu gerangan, namun setelah dilihat dari dekat ia tahu bahwa itu adalah ukiran kurikararyuu, yang juga bakal dari nama yang disematkan padanya. Koryuu Kagemitsu.
Namun, satu hal yang membuat gadis tuan mereka itu terganggu bahkan di saat mereka pertama kali bertemu tatap.
Jubah kampungan itu.
Sakit, dan pedih di mata.
"Jadi kau adalah tuanku yang baru?" Tanya pemuda itu cerah ceria. "Ah, kupikir aku butuh waktu lama lagi untuk bertualang dan menemukan tuan yang baru."
Ah, gadis itu cukup senang melihat Koryuu begitu antusias dengan rumah barunya, dan berbeda dengan makhluk bercap naga sejenis yang cukup membuatnya kerepotan saat pertama kali termanifestasi. Iya, benar. Dia berbeda sekali dengan Ookurikara.
"Anu, ngomong-ngomong. Koryuu-kun. Kenapa kau tidak melepas jubahmu itu?" Tanya gadis tuannya. "Bukankah cuaca hari ini panas sekali. Apa kau tidak gerah?"
Tunggu!
Jangan bilang dia juga memiliki kompleks yang sama seperti Yamanbagiri?!
Tapi itu tidak mungkin. Lelaki dari Bisen Osafune terkenal dengan keindahannya. Gadis ini pun tak melihat keanehan pada Koryuu. Hanya saja dia ingin sekali melepas mantel yang selalu berkelebat setiap ia bergerak itu.
"Ah, ini? Aku tidak tahu kapan aku harus melakukan perjalanan lagi. Karena itu, aku lebih senang memakainya ..." ujarnya sembari melempar tawa.
Baiklah.
❀❀❀
Shokudaikiri Mitsutada bergeming, shock. Membuat Kasen Kanesada yang berada tak jauh darinya datang memastikan apa yang terjadi.
Hari ini, ada pemuda pedang baru yang datang. Dan Shokudaikiri tampak gembira begitu tahu bahwa penghuni baru itu memiliki akar Osafune yang sama dengannya, tapi ...
"Jadi apa yang bisa kubantu, Kakek Mitsutada?"
Kedua alis Kasen nyaris menyatu menatap pemuda hijau bermantel itu. Lalu ia kembali menepuk-nepuk pungung Shokudaikiri yang masih membatu, terguncang akibat panggilan "kakek" yang disematkan padanya.
Memang benar, kalau Kagemitsu adalah cucu dari Mitsutada yang juga mewarisi penempaan Osafune. Tapi bukan berarti pemuda itu harus memanggilnya kakek, 'kan?
"Apakah jangan-jangan dia juga memanggil Daihannya dengan 'ayah'?" Kasen bertanya sementara mereka meminta si hijau untuk keluar mengambil air.
"Ah, benar sekali. Bahkan dia bingung, mana yang harus dia panggil 'papa' dan 'otousan'. Daihannya atau Azuki. Belum lagi, dia tidak mau melepas jubahnya. Bahkan di saat tidur."
Kasen menepuk dahinya sendiri, prihatin.
"Sepertinya semua penguni citadel ini memang ditakdirkan unik ya ..." ungkap pemuda ungu itu kemudian. "Maa, kecuali Ookurikara. Mungkin "
❀❀❀
"Koryuu-dono, bagaimana kalau kau lepas dulu jubahmu?" Kali ini Tonbokiri yang tak kuasa dengan "pesona" jubah yang masih berkelebat bersama Koryuu Kagemitsu yang seolah tengah memperlihatkan kemegahannya.
Entah, apakah benda itu akan berguna di saat pertempuran. Tapi yang jelas, benda itu tampak mengganggu ketika mereka tengah menyiangi rumput yang berada di sekitar tanaman padi.
"Lihat betapa kotornya ujung jubahmu!" Tambah pemuda tombak itu seraya menunjuk bagian bawah jubh Koryuu yang sudah berlumur lumpur sawah.
"Ah, tenang saja. Aku masih punya pengganti!" Koryuu membalas dengan senyum silaunya, lalu kembali memotong rumput dengan mesin pemotong.
❀❀❀
Gadis tuan mereja cukup awas mendengarkan desas-desus yang menyebar ke seluruh citadel. Begitu pun dengan cerita Koryuu dan jubah kampungannya itu.
Ah, tidak ada yang menyebut jubah itu dengan kata kampungan. Akan tetapi gadis itu sendiri yang secara subyektif menilai bahwa jubah itu tidak memiliki cita rasa fashion yang cukup tinggu dan membuatnya kagum.
Pagi ini, Hasebe bercerita kalau Kasen sempat marah-marah karena ia harus beberapa kali mencuci mantel kotor Koryuu. Bahkan Kasen yang hobi melakukan pekerjaan rumah tangga pun kesal.
Jelas saja. Mantel itu selalu nampak berat dan sulit sekali dibersihkan. Berbeda dengan jubah Yamanbagiri yang dikucek beberapa kali saja akan terlihat bersih. Dan Yamanbagiri selalu menolak setiap Kasen meminta jubahnya untuk dicuci.
" ...jadi, bisakah kau lepas sebentaaar saja jubahmu itu, Koryuu-kun?" Sang tuan bertanya. Menekankan kata sebentar dengan sangat luwes.
Koryuu diam diam dengan muka melas sambil memanyunkan bibir. Kakinya duduk bersimpuh di atas zabuton, dan terlihat bergerak dengan tidak sabar. Seolah memprotes bahwa ia sama sekali tidak ingin melepas jubahnya.
Gadis itu menghela napas panjang.
Sungguh, kompleks-nya ini jauh lebih merepotkan dibanding Yamanbagiri.
"Atau setidaknya kau bisa meletakkannya selagi kau harus berkotor-kotor ..."
Bibirnya masih manyun.
Apa dia itu bocah?!!
"Baiklah!" Putus sang tuan kemudian. "Kau dibebaskan dari piket berkebun. Dan jangan lupa ikat jubahmu supaya tidak kabur kemana-mana saat kau bertugas di dapur!"
Seketika raut Koryuu sumringah. "Benarkah itu Aruji?"
Ah, dia benar-benar bocah.
"Benar, benar ..." si gadis mengulang kata-katanya. "Kau boleh kembali sekarang."
Dengan sigap si hijau itu berdiri setelah berpamitan pada gadis tuannya itu. Namun di detik yang sama ketika ia berbalik ...
BRUK!
PLANG!
Jubahnya kembali berkelebat, menyambar alat tulis beserta perkamen yang tengah sang tuan gunakan di atas meja. Kuas dan kertas berjatuhan ke lantai, lalu tintanya meluber kesana dan kemari.
" ...tidak apa!" Lontar sang tuan setelah ia tercengang selama beberapa saat, bahkan sebelum Koryuu mengucap maafnya. "Aku akan minta Hasebe membersihkannya."
"Tapi ..."
"Ah, bukankah tadi kau bilang Kakek Mitsutada-mu tengah menunggu?"
"Aiya, benar sekali!"
"Kalau begitu cepatlah!"
Koryuu kembali berpamitan setelah itu, dan keluar kamar dengan memegang ujung jubahnya.
Hari ini tentu Kasen akan marah-marah lagi, pikir si gadis ketika sekilas ia meilhat ujung jubah Koryuu telah berlumur tinta.
❀❀❀
Jangan lupa cek Touran fanfic saya yang lain ya, Aruji!
Yang baru ganti koper.
Heshikiri Hasebe X Fem!Saniwa (OC)
Dan yang baru bikin ...
Touken Danshi X You!
//dasar tukang ngiklan//
Bye!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top