Perjalanan ini terasa manis saat buih laut dalam perjalanan kita tak kita hiraukan awalnya
Melentingkan harap yang kau kaitkan pada pucuk-pucuk daun kala purnama tiba dan desau angin malam menyesap pada tetesan air mata juga bongkahan rindu

Rayumu bagai candu yang memabukkan asa hingga jadi harap tak berkesudahan lalu bergulung ombak retorika yang meski aku sadar kau juga menyelipkan irisan luka dalam

Lalu akan ke mana langkah tak berujung ini hendak kau bawa jika banyak jalan kau daki tanpa arah
Aku hanya menarik luka menjadi liku di kedalaman hati yang paling dalam

Saat aku menoleh kau berada di sisi jurang berwajah kelam, aku tak mampu membawamu ke sisi jiwa putih karna kau pilih jalan tak berujung tanpa aku tahu

Sumenep, 16 Mei 2020