18.1 Trio Tertinggi

28, Bulan Pekerja. Tahun 1927.

Mansion Putih sangat terkenal, dan meski ada banyak mansion klan lain yang menyerupai, semua orang lebih mengenal Mansion Putih milik Klan Vandalone. Berdiri gagah di titik tertinggi sebuah perumahan elit, bangunan empat lantai itu dikelilingi danau buatan yang dipenuhi eceng gondok. Mansion Putih selalu ramai; pintu-pintu terbuka lebar bagi para anggota klan yang berseliweran untuk melapor dan menerima tugas baru. Vandalone memang tidak pernah tidur, terutama semenjak kematian kepala keluarga pendahulunya, Pascisse, karena penerusnya saat ini berkeinginan kuat untuk menyetir Vandalone menuju hal-hal baru. Kendati para tetua menyuarakan protes, Donatino tetap tidak goyah, dan justru mulai menjadikan Mansion Putih sebagai rumah bersama. Ia memindahkan keluarga besar mendiang ayahnya ke kota lain yang jauh dari hiruk-pikuk kekacauan Vandalone, dan mulai menyesaki aula-aula yang kosong dengan berbagai meja bundar besar dan berpeti-peti anggur.

Caellan, yang tak menyukai kesenyapan Mansion Putih saat muda, menyambut keramaian itu dengan sangat gembira, dan barangkali ini adalah satu-satunya gagasan Donatino yang didukungnya sepenuh hati. Keramaian berarti tidak ada ruang bagi trauma masa lalunya untuk membayangi. Di usianya yang kedua puluh, Caellan masih memiliki sedikit ketakutan akan ruang-ruang kosong yang gelap dan senyap, dan tak pernah ingin pergi ke gudang sendirian tanpa ditemani setidaknya seseorang.

Namun, pada penghujung Bulan Pekerja yang terik, Caellan tiba di Mansion Putih dengan langkah lesu. Para pria dewasa menyadari perubahan ekspresi anak angkat Pascisse yang biasa bersikap jumawa dan percaya diri itu, dan tak sedikit dari mereka yang mengajaknya bermain kartu, atau bahkan membujuknya untuk membantu di tugas-tugas baru. Caellan menolaknya dengan halus, memunculkan dugaan-dugaan bahwa pemuda ini barangkali masih menekuni penghujung masa labil remajanya, lantas membiarkan Caellan mampir ke kantor Donatino. Camon sedang menuangkan minuman untuk sang kepala keluarga saat Caellan mengintip ke dalam.

"Hei, dik." Donatino menyadari keberadaan Caellan. "Masuklah."

Pria itu sudah tak marah lagi padanya. Caellan lantas bertanya-tanya apakah mereka sudah lama tidak bertemu, sebab pertengkaran di Sister Loydaire saat itu terasa seperti berabad-abad lalu. Ia terlalu dipusingkan oleh tingkah Rayford dan kedatangan sang jenderal. Caellan pun menutup pintu dan menjatuhkan diri ke sofa dengan pasrah.

"Ada apa denganmu?" Camon menyeringai geli. "Mau anggur dingin?"

Tanpa menunggu jawaban sama sekali, Camon menghampiri dengan botol anggur di tangan dan meraih gelas yang tersisa di meja. Ia mengisinya penuh, sengaja untuk memunculkan seringai geli di bibir Caellan.

"Aku punya kejutan."

"Wajahmu sama sekali tidak nampak senang dengan kejutan itu."

"Justru itu," Caellan menggerutu. Maka ia pun menceritakan pertemuannya dengan Rayford di Appeton, dan awal cerita itu sudah cukup membuat kedua saudara angkatnya terkaget-kaget. Tentu saja mereka sudah tahu akan perjuangan Caellan mencari adiknya sejak dulu! Caellan datang kepada mereka saat berusia enam dan hanya kedua pria inilah yang terus menjadi kawan sejatinya. Maka berita kemunculan Rayford itu secara murni memunculkan kelegaan di hati keduanya, tetapi ketika Caellan menyatakan bahwa Rayford dirasuki oleh iblis yang membuat Caellan trauma, serta terlibat dengan salah satu perbudakan di Gerbang Utara, senyum Camon dengan cepat lenyap. Kecuali Donatino, yang mendengus, dan itu membuat kedua adiknya menatap dengan heran.

"Ironis, eh?"

"Don, tolonglah."

Donatino kembali berkomentar, "Rayford adikmu dibesarkan sebagai seorang Guru, dan di sinilah kau baru saja melakukan pembunuhan masal pertamamu minggu lalu. Kau juga sudah menuntaskan tugas untuk mengurus para gadis yang dikirim ke situs perbudakan, yang ternyata juga menjadi tempat penyiksaan adikmu. Kalau Tuhan tidak cukup mengutukmu dengan kehadiran iblis di dalam tubuhnya, aku tidak tahu lagi maknanya."

Caellan kini menatap Camon, tetapi pria muda itu hanya mampu mengulum senyum canggung. "Aku tidak bisa tidak menyetujui Don, meski aku takkan mengatakannya seperti itu kepadamu. Maksudku, barangkali, ini sudah waktumu untuk menghadapinya, Cael."

Caellan memutar bola mata, lantas memilih untuk menandaskan anggur dingin yang meringankan rasa panas di ubun-ubunnya. Dia amat lelah.

"Tetapi, Don, haruskah kau mengatakannya seperti itu sekarang?" Camon mendesah. "Kalian masih mempermasalahkan perekrutan itu?"

"Aku tidak akan mengubah pendapatku," jawab Caellan kesal. Donatino tak perlu mengatakan apa-apa selain tersenyum penuh arti kepada Camon, yang membuatnya merasa gila. "Dan kalau persoalan ini bisa dikesampingkan dahulu, maka aku memohon kepadamu Don, sebab Rayford sekarang kabur."

"Apa?"

"Apa kau mengatakan kepadanya kalau kau terlibat dengan perbudakan? Tolong jangan bertindak bodoh. Ini tidak seperti kau."

"Bukan seperti itu. Rayford sangat ketakutan dengan dunia baru dan aku yakin itulah penyebabnya melarikan diri. Masalahnya, Trevor Curtis ingin merekrutnya bersama para penyintas lain yang berubah menjadi Host gara-gara kasus percobaan. Dan, karena dia kabur, aku diminta untuk membantu mencarinya." Caellan mendesah. "Dan, coba tebak? Jenderal itu mengancamku. Tapi, Don, kukira semua bos yang terlibat sudah mencapai kesepakatan? Apa yang harus kukhawatirkan?"

"Trevor Curtis, eh? Kenapa aku tidak heran?" Donatino mengeluarkan sebatang cerutu. Camon cepat-cepat mendekat dan menyalakan pemantik. "Satu-satunya yang perlu kau cemaskan adalah adikmu sendiri. Kenapa Jenderal ingin merekrutnya?"

"Dia khawatir para Host yang kabur ini akan syok dengan situasi tubuh mereka. Seandainya sebagian dari mereka ada yang membawa dendam, itu akan berbahaya. Trevor ingin mengendalikan energi mereka dan mengarahkannya untuk ... hal lain, kukira. Yang sama sekali tidak berbahaya, katanya."

"Jika Curtis ingin membuatmu takut karena kenyataannya kau masih muda dengan posisimu, maka kau menyia-nyiakan tenagamu. Dia tidak bisa melakukan apa pun saat ini, atau bahkan jika dia bisa, karena sebentar lagi dia akan menempati peran penting yang kemungkinan cukup besar untuk mampu mencampuri urusan para klan, maka itu bukan bebanmu."

"Dia juga bilang kalau aku menolak membantu, setiap Host yang selamat termasuk Rayford akan tahu tentang peranku—peran kita di perbudakan itu."

"Bahkan pahlawan favorit kita saat ini juga menggunakan trik kotor, eh?" celetuk Camon.

"Dia pernah mengabdi pada raja sebelum saat ini sampai memberontaknya." Donatino memutar bola mata. "Kenyataan bahwa dia selamat dari hukuman mati itu sudah cukup untuk menegaskan sesuatu. Namun, itu bukan intinya saat ini. Bagaimana pun juga adikmu akan tahu tentang kita segera atau nanti. Kau tidak bisa menyembunyikannya dari Rayford selamanya."

Caellan tak berkomentar. Rayford bisa saja akan membunuhnya juga kalau tahu bahwa Caellan terlibat dengan perbudakan yang telah mengubah hidup Khass menjadi Rayford. Bukankah itu berarti Caellan termasuk ke dalam daftar "Penghancur Hidup Khass" yang harus disingkirkan sang bocah? Ya Tuhan, logika macam apa ini? Bagaimana caranya Caellan menandingi rencana dahsyat Par yang mampu mengubah bocah suci menjadi seorang pembunuh?

"Lantas kemana para Host ini akan diarahkan sampai-sampai jenderal itu mengancammu?"

Caellan merasa bodoh saat menjawab. "Sirkus."

"Yo, apa-apaan?" Camon mengumpat, lantas tertawa terbahak-bahak karena Caellan memasang senyum termasam di wajahnya. "Apa yang kau lakukan sehingga terlibat masalah-masalah seperti ini hanya dalam satu minggu, eh?"

Namun tawa Camon dengan cepat lenyap saat Caellan menjawab, "Sirkus du Lumia, yang anggotanya setengah iblis itu."

"Serius?"

"Kalau dipikir-pikir sirkus itu seperti oase bagi para anak-anak muda yang mengalami trauma," kata Caellan, lantas lanjut bercerita tentang obrolannya dengan Trevor Curtis secara lengkap, termasuk bagaimana jenderal itu tahu akan identitas palsu Caellan sebagai Nik sang Pesulap, yang dijadikan gagasan penerimaan Caellan kelak di sirkus. Caellan mengira salah satu alasan mengapa Trevor mengancamnya agar masuk ke sirkus karena Rayford kabur. Bisa saja bocah ini akan menolak tawaran Trevor untuk bergabung kalau tidak ada Caellan, dan Trevor tidak menginginkannya selama pihak penegak hukum lain juga sedang mengejarnya. Singkat kata, Trevor saling berlomba dengan pihak kepolisian secara diam-diam untuk mendapatkan Rayford terlebih dahulu.

"Si botak sinting itu pikir semua bisa terjadi atas kehendaknya, dan betapa soknya dia mengklaim sedang mencurangi pihak kepolisian." Camon menggeleng takjub. "Tapi siapalah aku untuk mengomentarinya! Pada dasarnya dia sendiri telah melawan majikan-majikannya dahulu, meski itu baik bagi masyarakat. Hal apa pun yang meng-herankan tentangnya akan menjadi baik-baik saja, atau bahkan akan menjadi ciri khasnya yang bakal dimaklumi oleh orang-orang ... seperti sebagaimana rakyat memaklumi kebiasaan bodoh raja terdahulu."

"Selalu ada hal-hal mencurigakan dari orang semacamnya," kata Caellan.

"Hal-hal semacam ini takkan membawamu kemana pun. Setiap orang memiliki motifnya sendiri, dan motifnya semakin membesar seiring dengan pengaruhnya di kehidupan banyak orang," Donatino akhirnya berkata lagi setelah sekian lama mendengarkan. "Kalau kau menganggapnya mencurigakan maka apa dirimu? Lagipula idenya cukup baik, menurutku. Kalau aku adalah kau, Nik, aku akan bergabung dengan sirkus itu tak peduli trauma yang menimpaku karena kenyataannya adikku melarikan diri, sendirian di dunia yang kejam ini, dan aku tak ingin memperbanyak masalah karena ketakutanku."

"Don, sungguh?"

Caellan menghela napas panjang. "Kenapa aku tidak kaget? Bisakah kau setidaknya mengejutkanku karena aku menghadapi jalan buntu sekarang?"

"Tentu, bagaimana kau ingin aku memanjakanmu, Nikolan kecilku yang tampan?" Donatino tersenyum, membuat kedua adik angkatnya terperanjat. "Kau mau mengunjungi pemandian? Tentu saja boleh, kau juga tidak perlu izinku lagi karena usiamu sudah legal. Kau bahkan bisa minta ditemani para gadis terbaiknya. Lakukan saja! Tetapi biarkan aku mengatakan sesuatu kepadamu yang sangat keras kepala; ada kalanya hidupmu harus berpindah haluan. Bahkan itu sudah bukan pilihan lagi, kecuali kau mau menemukan kematian di ujung jalan yang kautempuh saat ini. Situasi terjadi sangat jelas di depan matamu, dan kalau kau tak melakukan apa pun, maka jangan menangis kepadaku seandainya suatu waktu adikmu bukanlah seseorang yang kau inginkan lagi!"

Donatino terdiam sejenak, lantas mengambil napas dalam-dalam. "Jika kau tidak mencoba belajar sesuatu dari sekumpulan badut setengah-iblis yang menghibur keluarga, maka perlu kusampaikan sebagai kepala Vandalone bahwa kau tidak cocok untuk memenuhi syarat sebagai tangan kananku. Sungguh, aku menyesal masih mencoba mempertimbangkan pendapatmu soal perekrutan ini."

Ketika Caellan menatap Donatino dengan melotot, pria itu kembali melanjutkan, "Eraku adalah peraturanku, dan aturan-aturan lama sudah menghilang bersama Pops. Bergegaslah, atau jangan pernah kembali kemari lagi."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top