Friend or Rival ?

Chastity POV.

Zrasshh...

Cpak

Aku memandang wajahku di depan cermin wastafel. Wajahku basah dengan lingkaran agak hitam di sekitar mata.

Ugh, benar-benar penampilan yang sangat buruk. Jika Lust melihatku seperti ini dia pasti mengejekku.

Aku merogoh saku seragamku. Mengeluarkan saputangan berwarna peach dari sana.

"Ugh...kepalaku terasa berat," aku memegangi kepalaku yang terasa agak pusing. Jangan terjadi lagi, aku harus menemui Patience hari ini.

Ah, benar. Aku melupakannya. Pantas saja Temperance mengejekku ceroboh.

"Hah~...lagi-lagi. Kapan ya aku bisa bebas dari suntikan ini ?," aku menatap sendu kearah jarum suntik. Tajam dan kecil, biasanya akan terasa sedikit sakit saat melakukannya.

Namun aku sudah terbiasa. Rasanya juga hanya seperti gigitan semut bagiku.

Jika kalian pikir aku berbeda dari yang lain.

Tidak.

Aku sama kok seperti yang lain. Mungkin diluar. Tapi di dalam, ada sesuatu yang tubuhku tak punya. Tak seperti orang lain.

Hal yang membuatku tak bisa merasakan apa yang bisa orang lain rasakan dengan senang.

Ah, tapi tak apa. Aku sudah terbiasa. Lagi pula, beginilah kehidupanku.

Setelah merasa lebih baik, aku memutuskan memperbaiki penampilanku. Aku tak ingin mendengar Patience mengasihiku. Apapun yang terjadi, Aku akan tetap berperan sebagai Antagonis.

"Sip, udah cantik," pujiku pada diriku sendiri di cermin.

Yang penting, jangan buat orang mengasihimu Chas. Ingatlah...

"Bahwa, Antagonis akan melakukan semua hal dengan kekuatannya sendiri," Ujarku dengan senyum penuh percaya diri.

.
.
.

Koridor akademi.

Tempat para shippers dan penggosip sialan bersarang.

Eh, hampir lupa. Juga tempat dimana aku paling banyak kehilangan waktu karena meladeni mereka.

Seperti biasa, mereka sibuk menggunjing di belakangku. Seandainya aku tak ada urusan sekarang aku akan menghajar mereka habis-habisan.

Jangan lupakan jika aku pemegang sabuk hitam dalam karate ya. Hohoho...

Arum : Chas...masih waras ?

Okey, abaikan hal diatas. Pride tadi sempat merasukiku.

Pride : gw lagi, gw lagi

"Selamat siang, White magic !,"

White magic yang duduk di salah satu kursi di perpus, melambaikan tangan padaku. Lalu kembali berfokus pada bukunya. Aku mengedarkan pandangan, menemukan Sang putri tengah duduk di salah satu sudut. Dengan buku di tangannya.

Ugh, bahkan pesonanya masih memancar disaat seperti ini. Aku tidak heran para shippers itu benar-benar keras kepala dan fanatik.

"Chas ! Kemarilah !,"

Patience berseru memanggilku. Membuat beberapa orang diperpus seketika melototi kami dengan pandangan--jangan-berisik--

Sebelum sang penjaga menjewer atau mengusir kami. Aku segera menghampiri Patience.

"Maaf agak lama. Aku harus ke kamar mandi dulu tadi," ucapku. Patience menggeleng, tersenyum.

"Tidak apa. Aku baru saja datang kok," aku menghela nafas legah, dan membuka laptopku. "Jadi ? Apa yang ingin kau bicarakan ?,"

Tak ada jawaban. Entah ia sengaja tidak menjawab atau memang tidak mendengarnya. "Halo ? Pati ? Apa kau mendengarku ?,"

"Eh ? I-iya aku dengar,"  Ia berujar dengan agak terkejut. Setelah menenangkannya, dia mulai menjawab pertanyaanku.

"Aku cuma mau tanya. Apa kau...menyukai Wrath ?,"

Dan setelahnya aku benar-benar tersedak apel tanpa racun dari ibu tiri jahat.

*

Patience POV.

"Uhuk-uhuk !!,"

Chastity tiba-tiba tersedak apel yang dimakannya. Aku yang panik segera membantunya untuk menelan apel yang tersangkut di kerongkongannya.

Tak lama, setelah dia membaik. Dia menatapku curiga.

"Kenapa...kau tiba-tiba bertanya itu Pat ?," tanya Chastity balik, dengan asik meneguk air mineral yang kuberikan padanya.

Aku mengusap tengkukku canggung. "Yah...aku hanya bertanya. Wajar saja saat tahu kau mengatakan hal itu di depan Wrath langsung,"

"Pyuwaahh~...iya. aku menyukainya. Lebih tepatnya, mencintainya. Ada masalah ?,"

Aku tercengang mendengarnya berkata dengan sangat-sangat jujur. Aku coba untuk mencari kebohongan disana. Namun, gagal. Dia benar-benar jujur, terlihat dari matanya yang menunjukkan tekad.

Jadi benar ya Chastity menyukai wrath.

"Tak ada hanya bertanya," balasku.

"Kau tahu, Pat. Berbohong itu tidak baik," Chastity berucap tiba-tiba. Seakan-akan menuduhku berbohong. Padahal, aku jujur. Hanya ingin tahu yang sebenarnya.

Mungkin ? Atau...lebih dari itu ya

"Aku jujur kok,"

"Bohong. Kalau kau jujur kau tak takkan menunjukkan senyum palsu itu !!," Chastity berujar dengan nada agak tinggi. Itu cukup membuatku terintimidasi sekarang.

"Pat, jujurlah. Aku temanmu. Aku tahu apa yang kau sembunyikan,"

Tak ada yang kulakukan, hanya terdiam mendengarnya.

"Atau kau...benar-benar menyukai Wrath ?,"

Kenapa harus pertanyaan itu ?

"Tidak,"

Bukan, bukan hatiku yang mengatakannya. Melainkan otakku.

"Kau bohong,"

Aku berbohong ? Bahkan aku sendiri tak tahu apa yang kurasakan.

Brak !

"Pati, jawab yang jujur apa kau menyukai Wrath ?,"

Aku menggeleng. "Tidak. Aku hanya menganggapnya...teman," aku berujar agak lirih di kata terakhir. Ada rasa sakit saat mengatakannya. Namun, aku tak mengetahui apa maksudnya.

Chastity nampak frustasi, ia meremas rambut panjangnya. "Huh, maafkan aku terbawa emosi. Tapi, Pat, jika kau benar-benar suka pada wrath. Maka kita saingan,"

Mulutku terkunci rapat. Tak ada yang bisa aku katakan lagi. Ingin aku bilang bahwa aku benar-benar tak menyukai wrath. Tapi hatiku merasakan hal lain.

Sesuatu yang membuatku nyaman dan ingin selalu bersamanya. Yang mungkin juga...akan menjadi penghancur pertemanan ini.

"Tidak..tidak aku...,"

Puk

Aku menengadah. Mendapati Chastity mengelus kepalaku dengan pandangan sendu.

"Aku tak ingin mengatakannya tapi...,"

"Kau munafik pati," mataku melebar sempurna mendengar kalimat itu.

"mu-munafik ?!,"

*

Tring~...ding~...ting~

"Masih belum, nona Payshie,"

Dweeengg !!

Ugh, gagal lagi untuk kesepuluh kalinya dalam latihan hari ini. Padahal, biasanya aku akan berhasil.

Tapi, karena perkataan Chastity kemarin membuatku tak bisa fokus.

Apa aku munafik ?

Apa aku telah membohongi diriku sendiri ?

Dan apakah aku dan Chastity akan bisa berteman seperti dulu lagi ?

Entahlah, aku bingung. Kepalaku pusing.

"Miss Vanessa, bolehkah kita tunda latihannya ? Aku ingin istirahat,"

Wanita muda, berambut coklat emas itu nampak berpikir sejenak. Sebelum mengangguk mengiyakan permintaanku.

"Baiklah. Kau istirahat dulu, Patience. Aku tak tahu apa yang terjadi padamu, tapi aku harap kau bisa segera menyelesaikannya,"

"Iya. Tentu Miss, terimakasih untuk hari ini," aku membungkuk memberi hormat padanya.

Tring ding ding ding ting

Tring ting ding ding ting

Tring---tung doooongg !!

"Arrgh, Sial,"

Aku menekan tuts piano dengan keras dan kasar. Lagi-lagi, untuk kesepuluh kalinya aku mencoba berlatih, aku tetap gagal.

Aku benar-benar tak bisa fokus.

Tenang pati. Tenanglah, coba lagi. Kau hanya harus fokus.

Tring ding ding

'Kau menyukai wrath ya ?,'

'Tidak,'

Rasanya sakit tapi aku tak tahu kenapa

Ting ding ting

'Kau berbohong,'

Bahkan, aku tak tahu mengapa lidahku keluh sekarang

Padahal, bisa saja aku berkata sesuai hatiku

Ting ding

'Kau munafik, Pat,'

Dwweengg !!!

"Aaahhh !!! Aku masa bodoh !!!,"

Aku berteriak frustasi, mengacak rambut curly bubble gum milikku kesal. Pernyataan itu terus berputar seperti kaset rusak.

"Kau menyukainya ya ?,"

"Aku tak tahu. Perasaan ini hanya sekedar suka atau cinta," gumamku lirih.

Tap

Tap

Tap

Tiba-tiba aku merasakan tangan hangat berada di pundakku. Ku kuatkan diri untuk melihat sang pelaku.

"Domba ? Apa yang terjadi ? Kau terlihat kacau,"

Grep

"Ehh ??,"

"Wrath...tolong, jangan lepaskan pelukan ini...hiks,"

Wrath, sang pelaku cukup terkejut saat aku tiba-tiba memeluknya dan terisak. Namun tak lama ia memelukku balik, seraya menenangkanku.

Satu hal yang aku tahu saat itu.

Jantungku berdebar saat memeluknya.

Haruskah aku mengakui perasaan ini.

Walau artinya kami harus menjadi saingan ?

Kau menyukai wrath ya

Mungkin, benar.

Sebenarnya aku juga mencintai Wrath.

Dan aku juga akan berjuang sepertimu, Chas

.
.
.

Tbc...

Shippers chaswrath be like : APA-APAAN ITU !!! KENAPA MALAH ADA ADEGAN WRATIENCE !!!???

Arum : // dorong shippers menjauh // jadi ya...anggap aja disini Patience menyembunyikan perasaannya demi hubungan pertemanannya

Pat, kau terlalu baik :")

Okey, jadi udah bisa nebak suntikan milik chas ?

Belum ya ? Maafin saya bikin penasaran. Biar greget

Baiklah itu saja yang ingin saya sampaikan

Thanks for reading

Bay~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top