Chap. 8 : Identitas Musuh
By the way, kita flashback dulu ya. Waktu ketemu si Grip, ya, kalau ga salah ? Ngomong-ngomong, ini bakal panjang. Sabar ye, bacanya.
[Yuki's Pov]
Akhirnya, setelah melewati si pembuat racun, Smog, kami berjalan lagi menaiki tangga. Sayangnya, di tempat yang kita lewati, terdapat seorang yang sedang bersandar.
"Tidak salah lagi...dari auranya, kelihatan jelas... bahwa ia adalah seorang pembunuh...", kata David. Aku juga setuju.
Tiba-tiba...
PRANGG !!
Kulihat pria itu memukul kaca sampai pecah, "membosankan-nu. Kalian semua masih anak-anak-nu. Kudengar ada salah satu anggota pemerintah. Tapi, sepertinya gas Smog melumpuhkanmu.", katanya.
Aku sangat terkejut. Bagaimana ia bisa tahu !?
Pembunuh itu menyuruh kami menampakkan diri. Kami pun berjalan di hadapannya.
Gawatnya, pembunuh itu hendak menelepon teman-temannya untuk membunuh kami semua. Tiba-tiba (lagi)...
PRANGG !!
Karma menggunakan tanaman pot di tempat itu dan meremukkan ponsel orang itu, serta memecahkan kaca di depannya.
"Kalau hanya memecahkan kaca dan meremukkan tengkorak, sih, aku juga bisa, paman Nu. Atau anda terlalu takut untuk bertarung 1 lawan 1 melawan anak SMP ?", kata Karma.
Karasuma-sensei nampaknya mencoba untuk menghentikan Karma, tapi, Koro-sensei berkata, membiarkan Karma.
Katanya, Karma selalu mengangkat dagunya, tanda ia meremehkan orang tersebut, tapi sekarang, Karma menundukkan dagunya, memperhatikan musuh dengan saksama.
Pertarungan antara pembunuh itu dan Karma pun mulai. Karma selalu berhasil bertahan dari serangan musuhnya.
Setelah Karma berhasil membuat pembunuh itu lengah, Karma akan menyerangnya. Namun, ternyata, pembunuh itu malah menyemprotkan gas ke Karma !
"Itu...gas yang sama dengan milik Smog !!", teriakku.
Pembunuh itu mengangguk, "Benar. Aku mengambil 1 untuk jaga-jaga.", kata pembunuh itu sambil mengangkat Karma.
Ini curang sekali !!
Tiba-tiba....
Brush !!
Karma juga menyemprotkan gas Smog pada pembunuh itu !
Sambil menyeringai, "Wah, ternyata pikiranmu sama dengan pikiranku.", kata Karma.
"Ke-kenapa kau t-tidak terpengaruh pada gasku, Nu !?", pembunuh itu berteriak marah.
Ia mengeluarkan pisau lipat dan lansung menyerang Karma, tapi, Karma dengan lihainya menghindar darinya dan menimpa tubuhnya.
"Terasaka. Kita butuh orang yang banyak untuk mengikatnya.", kata Karma sambil menyuruh Terasaka.
Terasaka menghela nafas.
"Janji untuk bertarung satu lawan satu itu...ternyata bohong, hah ?", kata Terasaka sambil nyengir. Namun, Terasaka lansung berlari, diikuti seluruh siswa kelas E, dan menimpa tubuh musuh mereka itu !!
Aku menatap Karma yang puas. Merasakan sesuatu yang berbeda dari Karma. Sampai akhirnya, aku mendengar kalimat Karma.
"Seorang professional tidak akan bersikeras bertarung dengan tangan kosong terus-terusan. Dan karena aku percaya instingmu sebagai pembunuh, aku pun harus mengawasi seluruh tubuhmu.", kata Karma dengan senyum lembut di wajahnya.
Kukira, Karma sudah berubah. Pertarungan ini berakhir jadi happy ending di mana semua pihak merasa senang.
Atmosfir menyenangkan itu lansung hancur begitu aku melihat sambal dan mustard pedas di tangan Karma yang menyeringai. Aku hanya bisa menutup telingaku agar tak mendengar suara teriakan lawan Karma yang hidungnya dimasukkan mustard.
Betapa antagonisnya kamu di mata musuhmu, Karma...
Sepertinya, pertarungan ini berakhir menjadi bad ending.
________________________________________________
[Author's Pov]
Yuki dan semua anak kelas E pun berhasil melewati Klub malam.
"Are~cepat juga kau ganti baju, Nagisa ?", tanya Yuki sengaja.
Nagisa hanya terdiam dengan wajah merona merah.
"Heh...pada akhirnya kalian semualah yang menyelesaikan masalah ini. Jadi untuk apa aku berpenampilan seperti itu ?", tanya Nagisa kelihatan frustasi sekali.
Karma memotret Nagisa, "Tentu saja karena manis, Nagisa-kun~", goda Karma.
Nagisa kesal, "Jangan potret aku, Karma-kun !", kata Nagisa. Tapi kekesalannya tidak berhenti sampai di situ saat Isogai mulai ikut dalam pembicaraan.
"Kenapa kau tidak berpenampilan seperti itu saja, Nagisa ? Banyak, kok, pembunuh yang berpenampilan seperti perempuan.", kata Isogai sambil mengedipkan matanya.
Otomatis, wajah Yuki lansung merona merah, "Ikemen~", batinku.
"Jangan kau juga, Isogai-kun !", kata Nagisa kesal. Rona merah kembali terlihat dalam wajah Nagisa yang shota.
"Bisakah kita membicarakan itu nanti ? Kita harus fokus ke depan.", kata Karasuma-sensei mengingatkan.
"Dari sini, kita akan melewati ruang VIP. Mereka tidak hanya mengandalkan petugas hotel, mereka juga menyewa pengawas pribadi.", kata Karasuma-sensei.
Tiba-tiba, Koro-sensei tertawa, "Nurufufu, kalau begitu, bukankah senjata yang Terasaka-kun akan berguna ?", kata Koro-sensei.
Terasaka berdecak, "Che ! Kau bisa melihat tembus pandang, ya ?", kata Terasaka.
Yuki bertanya, "Jadi, bagaimana caranya ?", tanya Yuki.
"Serahkan padaku. Kimura, kau pancing mereka ke sini !", kata Terasaka menyuruh.
Kimura kelihatan keberatan, "Eh ? Apa yang harus kulakukan ?", tanya Kimura.
Terasaka nampak kesal, "Mana kutahu !? Katakan saja apa pun yang membuat mereka kesal !", kata Terasaka.
Kimura berpikir sejenak, mendadak, Karma datang dan membisikkan sesuatu pada Kimura, "Katakan ini saja, Kimura...", bisik Karma.
Yuki meneguk ludah melihat Karma ikut campur.
Dan...kejadian selanjutnya benar-benar merugikan Kimura. Memang, sih, kecepatan Kimura tidak usah ditanya lagi. Jadi ia berhasil menghindar dari pengawas berwajah sangar itu.
"Sekarang, Yoshida !!", Terasaka memberi komando. "Yosh !!", balas Yoshida.
Mereka berdua lansung muncul dan mendorong pengawas yang mengejar Kimura.
Dengan kompak, Terasaka dan Yoshida mengeluarkan senjata yang ada di balik saku celana mereka.
David terkejut dan membelalak, "Stun-gun !?", teriaknya.
Terasaka melempar-lempar Stun-gun yang ia lempar, "Aku beli ini untuk kucoba pada gurita itu. Ternyata aku harus menggunakan ini untuk mereka.", kata Terasaka.
"Be-beli ? Bukankah itu mahal ?", tanya Megu-san.
Terasaka mengeluarkan keringat dingin, "Yah..anggap saja aku punya uang jajan lebih baru-baru ini.", kata Terasaka sambil memalingkan wajahnya.
"Senjata itu memang kuat. Tapi, ada senjata yang lebih kuat di saku celana mereka.", kata Koro-sensei. Terasaka mengambil senjata yang ada di saku mereka dan terbelalak.
"Pi..pistol asli !?", pekik semua murid kelas E terkejut.
"Dan...Hayami-san, Chiba-kun, gunakan pistol itu.", kata Koro-sensei lagi.
"Tapi...sensei tidak akan menyuruh kalian membunuh orang lain. Karasuma-sensei masih belum cukup pulih untuk menembak dengan tepat, berarti kalian yang bisa. Dengan keahlian kalian, sensei mau kalian hanya menyegel pergerakan musuh.", kata Koro-sensei panjang lebar.
Terlihat Hayami dan Chiba yang sangat terkejut.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Next stage : Theater's room
Yuki dan semua murid kelas E beranjak ke ruangan teater di hotel ini. Mereka semua sembunyi di balik kursi agar tidak diketahui seorang lawan yang menuju ke sini, Gastro.
"I5...ah bukan, 16 ? Dari nafasnya, sepertinya masih SMP. Aku terkejut. Jadi semuanya yang masih bisa bergerak datang ke sini, ya ?", kata Gastro.
"Kuberitahu saja. Bos itu sangat kuat. Jadi menurutlah pada bosku !!", kata Gastro. Tiba-tiba...
DOR !!
Suara tembakan yang dihasilkan Hayami membuat Gastro terkejut.
"Tembakan itu...mereka mencuri pistol milik anak buah bos !? Mereka...anak yang dididik untuk membunuh itu, ya ?", batin Gastro.
Sambil terkekeh, Gastro menekan tombol yang ia pegang. dengan sangat
Sring !!
Lampu-lampu di teater menyala terang. Membuat murid kelas E tak dapat melihat ke arah panggung.
DOR !!
"R-Rinka-san !", gumam Yuki khawatir.
Gastro menembak Hayami melalui celah-celah yang ada di kursi ! Peluru yang ditembakkan Gastro mengenai 1 helai rambut Hayami !
Hayami pucat seketika.
"Kau tahu ? Aku tidak pernah melupakan musuh yang menembak.", kata Gastro.
"Hayami-san ! Tetap tenang dan siaga ! Chiba-kun ! Keputusan yang tepat untuk tidak menembak ! Musuh belum mengetahui letakmu !"
Perintah itu berasal dari....Koro-sensei.
"Sensei akan mengawasi dari sini. Jadi tetap siaga dan tunggu aba-aba sensei !", kata Koro-sensei.
Gastro terbelalak, "S-siapa kau !?", tanya Gastro sambil menembak Koro-sensei yang ada dalam bentuk pertahanan sempurna. Tentunya sia-sia.
"Kalau begitu...", Koro-sensei menjeda. "Kimura-kun !! Lari 5 kursi di samping kirimu !!"
Slap
"Terasaka ! Yoshida ! Kalian pindah sejauh 3 bangku ke kanan dan kiri !!"
Slap
"Yuki-san, lari 3 kursi ke arah kanan !!"
Slap
"Isogai-kun ! Lari 5 kursi ke arah kanan !!"
Slap
"Musuh membelakangimu ! Kayano-san, gunakan kesempatan itu untuk lari 2 kursi ke arah depan !!"
Slap
"Fuh...mereka berusaha mengalihkan perhatianku. Tapi seiring perintah itu, ia memberitahu nama murid-muridnya. Kalau hanya belasan orang, aku bisa mengingatnya !!"
"Kalau begitu...", Koro-sensei kembali menjeda kalimatnya. "No. Absen 12 !! Lari 2 kursi ke arah kiri !!"
Slap
"No. Absen 4 dan 6 ! Rekam target melalui kamera ponsel. Beritahu posisinya pada Ritsu-san !!"
"Pecinta motor, lari 3 kursi ke arah kiri !!"
"Ekor kuda, lari 1 kursi ke arah depan !!"
"Orang yang baru-baru ini pergi ke maid cafe atas rekomendasi Takebayashi, buat keributan untuk mengalihkan musuh !!"
"DIAM !! Darimana kau tahu, hah !?", tanya Terasaka sangat kesal sambil memukul-mukul besi yang ada di tangannya.
Trang !! Trang !! Trang !!
"W-woah...aku sekarang tidak tahu di mana letak mereka... aku harus cepat menemukan si Chiba ini !!", pikir Gastro.
"Baiklah, saat sensei memberi aba-aba, Chiba-kun, kau akan menembak. Hayami-san, kau akan menyusul tembakan Chiba-kun. Tugas kalian adalah menyegel pergerakan musuh.", kata Koro-sensei. Chiba dan Hayami mulai gelisah.
"Tapi, sebelum itu, Sensei mempunyai nasifat untuk 2 orang pekerja keras yang sulit memperlihatkan emosi di wajah.", kata Koro-sensei.
Chiba dan Hayami terkejut.
"Sensei tahu bahwa kalian frustasi karena tembakan kalian tidak mengenaiku hari ini. Kalian jadi tidak percaya diri dengan kemampuan kalian. Kalian tidak pernah menolak ataupun mengeluh sehingga orang lain mempercayakan segala sesuatu pada kalian. Mereka tidak melihat penderitaan kalian.", kata Koro-sensei.
Flasback -RinkaHayami- :
"Kenapa kau bisa tenang saja padahal nilaimu seperti ini !? Bodoh sekali ibu bisa percaya padamu !!"
Flashback -RyunosukeChiba- :
"Dia tidak memberitahuku alasannya. Aku sulit membaca pikiran anak itu..."
Mereka berdua tertegun.
"Tapi, tenang saja. Kalian tidak perlu menanggung beban sendirian di kelas ini. Kita semua pernah merasakan latihan dan kegagalan. Teman-teman di sekeliling kalian juga merasakan hal itu, jadi, tenang saja dan tarik pelatuknya.", Koro-sensei mengakhiri nasihatnya. Hayami dan Chiba terdiam dan tertegun.
Yuki juga terkejut, betapa bijaksananya Koro-sensei.
"Fuh..selama sesi nasihat tadi, aku sudah menduga letak si Chiba."
"Baiklah ! No. Absen 15 !! Berdiri dan tembak !!", perintah Koro-sensei.
DOR !!
Tembakan yang dilancarkan Gastro mengenai...boneka yang mirip Chiba !!
'Sesuai petunjuk. Targetnya adalah 'itu'.", bisik Ritsu.
"Baik, Ritsu.", kata Chiba tersenyum kulihat mata tajamnya yang berwarna ungu kemerahan.
DOR !!
Gastro terdiam. Ia tak merasakan tembakannya mengenainya.
"He..hehe...kau salah ! Sekarang aku tahu tempat-"
BRAK !!
"Ahk..!", Gastro terkejut. Membelalakkan matanya.
"Ia...mengincar lampu gantung itu !?", pikir Gastro saat melihat alat lampu gantungnya rusak dan akhirnya putus.
"S-sialan...", Gastro terbata-bata.
DOR !!
Namun, tembakan Hayami membuat pistol Gastro yang ia pegang terlempar jatuh. Setelah itu, Gastro pun pingsan.
Yuki mendengar Hayami berguma, "Akhirnya kena juga..."
"YOSH !! Ayo ikat dia !", kata Terasaka sambil mengeluarkan lakban. Beberapa siswa kelas E juga membantu.
"Aku tidak menyangka mereka berhasil...", kata Karasuma-sensei keluar dari persembunyiannya.
"Mereka baru saja melepaskan tembakan hidup dan mati. Namun...ekspresi mereka justru terlihat seperti murid SMP.", pikir Karasuma-sensei.
Final
Yuki dan semuanya sampai di lantai teratas. Mereka melihat target mereka sedang mengamati teman-teman mereka yang kesakitan. Semuanya geram.
Saat mereka baru saja mau menyerang, tiba-tiba..
"Gatal."
Target mereka melemparkan semua remote kontrol untuk meledakkan obat penawarnya.
"Suara itu...nada suaranya bahkan menjadi lebih mengerikan..."
"Dokumen di pertahanan menghilang. Pembunuh yang putus kontrak dari Lovro-san. Apa maksudmu melakukan semua ini....", Karasuma-sensei menjeda kalimatnya.
"TAKAOKA !?!?"
To Be Continued
****************************************************
Konnichiwa, Minna-san~
Ternyata pelakunya Takaoka !! Apa maksudnya, sih !? Apakah kelas E berhasil mendapatkan obat penawar untuk teman-temannya ? Atau Takaoka akan menghalagi lagi !? Chapter selanjutnya akan ketahuan ! Arigatou Gozaimasta telah membaca chap. 8 : Identitas Musuh ! BTW, panjang ya ? Wuehehehe.
Baiklah ! Jaa ne~!
Mohon vote dan commentnya~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top