Chap. 7 : Penyusupan

[Yuki's Pov]

Mendadak, sebagian siswa-siswi kelas E demam tinggi. Bahkan Okajima mimisan banyak. Rio-chan dan Shooter juga demam tinggi.

Ternyata !! Ada musuh lain yang mengincar Koro-sensei.

Sayangnya, Koro-sensei sedang dalam bentuk pertahanan sempurna yang berbentuk bola. Sehingga kami tidak dapat mengandalkan kemampuan Koro-sensei.

Dan, murid yang disuruh mengantarkan Koro-sensei ke hotel persembunyiannya...

Nagisa dan Kaede-san.

Kenapa ia mengincar siswa dan siswi bertubuh paling kecil !? Bikin emosi saja !!

"Kita tidak akan ke rumah sakit dan menuruti pelaku. Semua yang masih sehat, ikut sensei. Bersiaplah untuk berkotor-kotoran.", kata Koro-sensei dan membawa kami menuju jurang yang tinggi.

Menurut Ritsu, di atas jurang ini terdapat pintu yang berhubung ke arah hotel, dan di situ penjagaannya tidak ketat.

Berkat latihan dari Karasuma-sensei, kami semua dapat memanjat jurang itu dengan mudah.

Yang paling kesulitan malah Karasuma-sensei...ia memanjat sambil membawa Bicth-sensei dan Koro-sensei.

"U-uwaa !!", teriakku. Batu yang kupegang jatuh.

Grep !

"A-arigatou...Chiba...", kataku sangat lega. Chiba memegang lenganku yang tadi jatuh.

"Daijoubu, Yuki ?", tanya Chiba dengan muka super datarnya.

"Y-ya...gomenne, Chiba."

Akhirnya, kami pun sampai di hotel. Sayangnya !! Banyak para petugas yang menjaga tangga sekitar.

Tapi, berkat Bicth-sensei, kami dapat melewati ruangan itu.

"Mulai sekarang, kita berpura-pura menjadi tamu.", kata Karasuma-sensei.

"Sensei. Ini hotel para penjahat, lho. Mana ada anak SMP seperti kita.", kata Sugaya. Aku diam-diam setuju dalam hati.

Karasuma-sensei menggeleng, "Tidak juga. Di sini juga ada anak remaja. Mereka dibesarkan layaknya seorang raja. Mereka berbuat tidak bermoral dengan tampang tak berdosa.", kata Karasuma-sensei.

Koro-sensei menyuruh kami berwajah seakan dunia ada di genggaman kami, namun, ekspresi wajah teman-temanku lucu sekali, terutama Kimura dan Kaede-san.

Dan, perkataan Karasuma-sensei benar. Semua tamu yang melewati kami mengira kami adalah tamu biasa.

Bahkan, mereka menghindari bertatap muka dengan kami. Begitu kata Kimura.

"...en.." "Queen !", panggil David.

"A-ah, maaf, King ! Ada apa ?", tanyaku.

"Kau...diam saja daritadi. Ada apa ?", tanya David balik.

Aku merenung.

Diam ? Benar juga sih...

"Tidak. Aku tidak apa, tenang saja, King !", kataku berusaha ceria.

Tiba-tiba, aku melihat Yoshida dan Terasaka maju begitu saja.

Aku juga melihat seseorang berjalan ke arah kami, tapi ia mengalihkan pandangannya dari kami. Aku merasa aneh dengan aura orang itu.

Tiba-tiba..."TERASAKA ! YOSHIDA ! AWAS ! ORANG ITU BERBAHAYA !", Yuzuki-chan berteriak pada mereka berdua.

Setelah teriakan Yuzuki-chan, Karasuma-sensei lansung berlari dan menarik kerah belakang Terasaka dan Yoshida. Tepat pada saat itu, orang itu lansung mengeluarkan semacam gas. Karasuma-sensei terkena gas itu.

"Kenapa kau tahu, nona kecil ? Membunuh sambil menyembunyikan aura membunuh adalah keahlianku.", kata pria menjijikkan itu.

"Yuzuki-chan, kenapa kau tahu ?", tanyaku.

Yuzuki-chan tertawa kecil, "Paman, paman itu orang yang memberikan kami minuman selamat datang, kan ?", kata Yuzuki-chan.

Aku meneliti wajahnya, dan satu kelas serempak berkata, "AH !!"

"Sangat tidak wajar bagi orang sepertimu ada di hotel seperti ini.", kata Yuzuki-chan lanjut.

Kaede-san menyela, "Berarti kau yang telah meracuni teman-teman kami !?", kata Kaede-san. Namun, orang itu tertawa, "Memang mencurigakan. Tapi hal seperti itu tidak cukup bukti untuk menyalahkanku.", katanya.

Kaede-san terdiam.

Yuzuki-chan kembali tertawa, "Semua yang kita konsumsi di sini...adalah minuman itu dan makan malam dalam kapal. Tapi, Mimura-kun dan Okajima-kun yang tidak ikut makan malam karena harus mengedit film juga ikut terinfeksi. Berarti, tersangkanya tinggal minuman itu.", kata Yuzuki-chan.

Sambil mengarahkan telunjuk ke arah pria itu, Yuzuki-chan tersenyum lebar dan berkata, "Berarti, kau pelakunya, paman !!", analisis Yuzuki-chan membuat pria itu gelisah.

"Wuah, sugoi, Fuwa-san !", kudengar Nagisa memuji Yuzuki-chan.

Saat Nagisa, Kaede-san, dan Yuzuki-chan membicarakan komik Jump, Karasuma-sensek jatuh.

"KARASUMA-SENSEI !", teriak kami serempak.

Untungnya, Karasuma-sensei masih bisa berjalan walau harus dipapah Isogai.

Next Stage : Night Club

"Selanjutnya adalah ruang klub.", kata Karasuma-sensei.

"Tapi, sensei. Katanya ada pemeriksaan ketat untuk para cowok ?", tanya Kimura.

Megu-san tiba-tiba menyela, "Bagaimana kalau kami, para perempuan, yang masuk ? Kami akan mengambil kunci dan membuka pintu untuk kalian.", kata Megu-san dengan senyum ikemen.

Tapi, kata Karasuma-sensei, kami harus ditemani oleh laki-laki. Dan entah kenapa, kami semua, tak terkecuali aku, menatap Nagisa yang kebingungan. "Eh ?"

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

"Ayo, Nagisa ! Kau harus berjalan di depan kami.", kataku menarik Nagisa. Namun, Nagisa tidak bergeming.

"Ti-tidak bisa...a-aku terlalu malu, Yuki-san...", cicit Nagisa.

Namun, Yuzuki-chan menarik Nagisa, "Ayo, Nagisa!", dan tampaklah Nagisa yang mengenakan pakaian perempuan.

.....

.....

Aku merasa gagal menjadi perempuan.

"Kau terlalu alami. Kau tidak terlihat seperti perempuan, Nagisa...", kata Rinka-san.

"Aku TIDAK MAU terlihat seperti perempuan sungguhan !", sergah Nagisa. Aku nyaris tertawa, tapi aku hanya terkikik kecil.

Namun, kesialan Nagisa tidak sampai di sini saja. Tiba-tiba, seorang pria (diduga seumuran), menepuk pundak Nagisa, "Hei, kalian ada waktu ?", tanyanya dengan wajah menjijikkan (menurutku).

Pada akhirnya, Megu-san mendorong Nagisa, "Baiklah, Nagisa. Temani dia.", kata Megu-san. Nagisa protes.

"Kataoka-san...", keluh Nagisa.

Megu-san membisikkan sesuatu pada Nagisa, namun aku tidak mendengarnya.

Setelah Nagisa pergi, kami mulai berjalan lagi. Namun, 2 orang laki-laki kembali mendatangi kami.

Hampir Megu-san mengomeli mereka, namun, ia dihentikan oleh oleh Touka-san.

"Kakak-kakak ini keren, sih. Kami mau saja jalan dengan kalian. Tapi, hari ini kami pergi dengan papa kami. Papa kami seram, lho. Lebih baik kalian hentikan.", kata Touka-san sambil melempar sesuatu.

"Hihihi, mana mungkin kami berani merayu wanita tapi takut dengan ayan mereka.", kata salah satu dari laki-laki menjijikkan itu.

Touka-san tersenyum, "Kalau begitu...", Touka-san menjeda kalimatnya dan menunjukkan sesuatu yang ia lempar tadi, "...kukenalkan pada papa, ya..", Touka-san tersenyum sadis.

Mereka terlihat gelisah, lalu segera pergi sambil berkata, "Ma-maafkan kami !!"

"Penakut. Padahal ini hanya barah pinjaman.", kata Touka-san sambil mengedipkan matanya. Megu-san dan kami semua terdiam.

Ternyata, benda itu hanya pinjaman dari Bicth-sensei. Benda itu adalah logo yakuza yang terkenal kecil tapi kejam.

Kami pun segera berjalan lagi dan sampai ke ujung ruang klub, terdapat 1 pengawas di depan tangga.

"Kita tidak mungkin melawan mereka. Kita akan ketahuan.", bisik Rinka-san. Aku mengangguk.

Akhirnya, Kaede-san disuruh untuk memanggil Nagisa.

Baru saja kami dan Nagisa akan pergi lagi, tapi, cowok itu mengganggu kami lagi. Memamerkan tariannya yang terlihat membosankan. Dan ia terkena karmanya sendiri, dengan menyenggol gelas seorang yakuza.

Touka-san nampak mendapatkan ide, ia menyuruh Hinata-chan melakukan sesuatu.

Hinata-chan mendekati orang itu, yang nyaris memukul pria itu. Hinata-chan berputar dan menendang orang itu sampai pingsan.

Setelah itu, Touka-san memanggil pengawas itu dan menyuruhnya membawa pria yang ditendang Hinata-chan.

Kami pun membuka pintu tempat para cowok berada. Kulihat Nagisa ada berbicara dengan cowok yang tadi bersamanya. Aku tersenyum.

Nampaknya, ada 1 orang yang diselamatkan oleh Nagisa.

Next : ruang VIP

To Be Continued...

**************************************************

Konnichiwa~~
Bertemu di chap. 7 : Penyusupan !
Panjang, kan ??? Untunglah ! Aku berhasil memuaskan diriku sendiri. Chapter depan juga akan kubuat panjang ! Tenang saja !
Shitsurei Shimasu~!
Bye-bye~!
Mohon vote dan comment-nya !

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top