Chap. 10 : St. Grimnem Vs. St. Kensde
[Yuki's Pov]
Aku segera menghubungi King dan Shooter. Dan menjelaskan semuanya saat aku menghubungi Fighter. Kami bertiga sangat panik, dan segera bersiap-siap membawa senjata masing-masing.
Misalnya...aku membawa katana, King membawa pisau, Shooter membawa pistol laras panjang dan bazooka.
Aku segera menulis surat untuk Paman Tada.
To : Paman Tadaomi
Gomennasai, paman.
Aku harus pergi dulu, dan aku tidak tahu kapan akan kembali.
Aku juga tidak tahu apa aku akan hidup atau mati, tapi kuusahakan akan kembali hidup-hidup walau terluka.
Karena hari sudah subuh-subuh, hari ini aku minta izin untuk tidak masuk kelas.
Jaa ne, Paman !
From : Yuki
Setelah menulis surat untuk paman, aku segera berangkat ke Nagoya bersama King dan Shooter. Perasaanku benar-benar tidak enak. Jantungku juga berdetak terus, tapi, ini bukan debaran cinta atau semangat.
Ink debaran khawatir.
Kami pergi secepat mungkin menggunakan sepeda motor milik Shooter, dan aku dibonceng oleh King.
"St. Kensde pasti melakukan serangan diam-diam ! Kalau begini, mereka bisa kalah !", kata Shooter. Punggung tanganku gemetaran. Dan King nampaknya mengetahuinya.
"Tenang dulu, Queen. Mereka pasti baik-baik saja, dan kita harus cepat !!", King berusaha menyemangatiku.
Setelah menempuh selama kurang lebih 30 menit, kami semua sampai di Nagoya, dan pemandangan tak mengenakkan ada di depan mata kami.
Witch, dan semuanya terluka !!
Aku segera mengambil katanaku, dan aku segera berlari.
SRASH !!
Aku lansung menyabet punggung musuhku, Seorang Assassin dari sekolah lawan.
(St. Kensde juga ada sistem King sampai bawah, kebanyakan laki-laki kecuali Queen dan Witch)
"Q-Queen !!", pekik temanku, yang ternyata adalah Witch.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
[Author's Pov]
"QUEEN ! KING ! SHOOTER ! KALIAN DATANG JUGA !", teriak Fighter kesenangan. Mereka bertiga hanya tersenyum.
Pandangan Yuki menajam seketika, mataku tertuju pada lawan di depanku, Assassin kelompok lawan.
King (Grimnem) Vs. King (Kensde)
Witch (Grimnem) Vs. Fighter (Kensde) dan Queen (Kensde)
Shooter (Grimnem) Vs. Witch (Kensde)
Assassin (Grimnem) Vs. Shooter (Kensde)
Fighter (Grimnem) Vs. Hunter (Kensde)
Dan aku, Queen (Grimnem) Vs. Assassin (Kensde)
Di mana Hunter dari Grimnem ? Ya, si brengsek itu adalah pengkhianat dari St. Grimnem.
Dengan cepat, Yuki maju ke depan, matanya makin ditajamkan, berusaha membunuh Assassin lawan.
Assassin, ya, Assassin, dengan mudah ia menghindari serangan Yuki. Yuki sudah menduganya, jadi, ia segera mengayunnya dari bawah Assassin lawan.
Assassin lawan, Seuza Mickaeren, nampak terkejut dan segera bersalto ke belakang.
"Haha ! Queen dari Grimnem memang hebat !", kata Seuza sambil tertawa.
Yuki hanya mendengus sebal, "Hei, Assassin Kensde ! Seorang Assassin berbakat dalam hal membunuh, bukan bertarung ! Jadi, kau salah lawan !!", kata Yuki dan segera bersalto tinggi ke atas Seuza, dan segeta berputar, menimbulkan sedikit angin.
Seuza segera menutup sebagian dari matanya, namun, karena hal itulah membuat Yuki mendapat kesempatan.
Yuki segera mendarat, dan menusuk leher Seuza.
BRUK !
"1 tumbang.", kata Yuki singkat.
Jangan terkejut, pertarungan antar St. Sudah sering terjadi, dan mau tidak mau harus membunuh lawannya, untuk memenangkan pertarungan.
Melihat Seuza sudah tumbang, Witch Kensde, Claren Yoen, membelalakkan matanya. Ia sangat syok. Pasalnya, Claren menyukai Seuza.
Claren yang awalnya melawan Shooter segera berbalik menyerang Yuki, ia segera mengambil salah satu ramuan beracunnya dan lansung melemparkannya ke arah Yuki.
Yuki yang terkejut segera menghindar, sehingga pohon yang ada di belakangnya terkena ramuan racun Claren, dan kau tahu apa yang terjadi ? Pohon yang terkena ramuan itu lansung membusuk dengan sangat cepat, sekejap mata.
Yuki kembali menggenggam katananya dan meloncati pohon yang lain membuat Claren bingung.
Yuki muncul dari pohon di belakang Claren dan segera menebas tubuh Claren dari kepalanya sampai tumit kakinya !!
SRASH !!
"2 tumbang.", lanjut Yuki.
St. Kensde mulai terdesak. Namun keadaan St. Grimnem juga tidak baik karena selain Yuki dan David, semuanya sudah terluka di sekujur tubuh.
Yuki dan Jassens yang sudah tidak ada lawan membantu Witch yang kewalahan menghadapi Queen dan Fighter dari Kensde, yaitu Roselly Andeiden dan Edward Sein.
Yuki segera berhadapan dengan Roselly, sedangkan Witch dan Shooter melawan Edward.
"Lama tidak bertemu, Yuki."
"Ya...kau banyak berubah, Roselly."
"Dulu kita bertempur di Inggris, dan sekarang di Jepang ? Lucu sekali."
Yuki yang tidak mau basa-basi lagi segera mengangkat katananya. Roselly mendecih, "Oh oh ? Sudah mau bertarung rupanya ?", Roselly juga mengangkat katananya, "Akan kuladeni !!", dan Roselly maju duluan.
---------------------------------------------------------------------
[Witch's Pov]
Aku awalnya kesulitan melawan Queen dan Fighter dari Kensde, untungnya, Queen dan Shooter datang membantuku. Kulihat lawan mereka sudah tumbang.
Aku fokus untuk mengalahkan Edward, Fighter dari Kensde dengan melemparkan ramuan beracunku dan menyemprotkan gas beracunku, namun semuanya berhasil dihindarinya.
Ah~seorang Witch dan Assassin memang tidak terlalu berbakat dalam bertarung !
Shooter datang menembakkan peluru dari pistolnya, beberapa hanya menyerempet saja, dan hanya menimbulkan goresan di tubuh Edward, walau ada 1 yang mengenainya, walau hanya mengenai pinggang kirinya.
Kulihat, Shooter tersenyum.
"Witch ! Aku punya rencana untuk melawannya ! Dengar, ya !", Shooter berkata riang seperti biasa.
Shooter segera membisikkan rencananya, aku lansung mengangguk-angguk dengan mata berbinar, merasa bahwa rencana Shooter begitu brillian.
"Mulai !!"
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
[Author's Pov]
Witch dan Shooter segera berlari ke arah hutan yang memang ada di belakang tempat mereka bertarung.
Di lain pihak, Yuki dan Roselly juga masing-masing menampakkan luka kecil di tubuh mereka. Bedanya, Yuki sudah terengah-engah dan Roselly masih nampak cukup segar.
"Ara~, begini saja kekuatanmu, Yuki ?"
"Uhk...diam !!"
Yuki kembali menyerang, dengan santai, Roselly lansung menghindar dengan bosan.
Namun, preskdisi Yuki juga tidak boleh diremehkan, sejak awal ia tahu bahwa Roselly akan menghindar ke arah kanan, jadi Yuki segera melompat ke belakang Roselly dan menebas punggungnya walaupun hanya sebatas goresan, sebab Roselly menghindar di 3 detik sebelum Yuki menyabetnya.
Tiba-tiba...
"AHK !!"
Roselly berteriak kesakitan, Yuki tersenyum puas.
Roselly merasakan panas di seluruh tubuhnya, ia juga merasakan tubuhnya menjadi kaku tak bergerak, mulut, hidung, dan telinganya mengeluarkan darah, bahkan nafasnya sesak.
"Kau tahu ? Aku lebih cerdik dibandingmu. Katana milikku sudah kucampur dengan racun buatan Witch. Sekali tergores, kau tak akan mendapat kesempatan bernafas lagi.", jelas Yuki dengan santai.
Roselly terengah-engah, "S-si...al...", setelah mengatakan itu, Roselly lansung ambruk.
Yuki terdiam sebelum mengatakan, "3 tumbang."
Di lain tempat, Witch dan Shooter berpencar, Edward bebas memilih siapa untuk dihabisi terlebih dulu.
"Fufufu, yang menyenangkan lebih baik dihabisi belakangan.", dan ia segera mengejar Witch.
Kecepatan Edward tidak usah ditanya lagi, Edward 4 kali lebih cepat dibanding Kimura.
Dengan cepat, Edward berhasil menyusuli Witch yang berlari, membuat ia sangat terkejut,
"I'm kill you, Carel Alende."
Edward segera menggerakan tubuhnya, bermaksud meninju tubuh Witch sampai jatuh, tanpa ragu ke arah Witch yang terduduk, namun...
DOR !!
-Sebuah peluru muncul dan menembus kepala Edward.
"And i'm kill you too, Edward Sein.", ucapnya yang ternyata Shooter.
Edward lansung ambruk.
"Hebat, Shooter !! Kau--" SRASH. Belum selesai Witch berbicara, sebuah pedang sudah menembus jantung Witch. 'Eh ?'
"WITCH !!"
Witch mendengar teriakan Shooter. Ia lalu menatap dadanya yang sudah tertembus pedang.
BRUK !
"1 nyawa dari Grimnem. Bagaimana keadaanmu, Shooter ?", ucap lawan yang baru saja membunuh Witch dengan pedang. Shooter terbelalak. Terkejut, benci, dan kecewa ada di matanya.
"Kenapa kau membunuhnya...,", ucapan Shooter belum selesai, "HUNTER !?"
Yuki segera mengejar Witch dan Shooter ke dalam hutan, namun hanya pemandangan berdarah yang ada di depannya.
Edward yang mati, OK, itu malah membuat lega. Yang membuat Yuki terkejut adalah tubuh yang ada di depan lawan mereka itu, yang tubuhnya masih tertancap pedang yang sangat dikenali Yuki.
"Wit..ch...?"
Seorang Witch, Carel Alende, nyawanya juga sudah melayang.
Yuki mengeluarkan air matanya, untuk ketiga kalinya ia sudah menangis selama hidupnya.
Satu, hari di mana Yuki baru saja lahir.
Dua, hari di mana Yuki kecewa terhadap keluarganya.
Dan tiga, hari di mana Witch ditemukan tak bernyawa
Yuki menatap Hunter, Keizen Naesinsea, dengan mata yang berkaca-kaca namun tak menyembunyikan kebencian, kekecewaan, kesedihan, dan kemarahan yang ada lensanya.
Sekejap itu saja, Yuki mengerti, bagaimana perasaan Nagisa saat ia kehilangan kendali saat Takaoka meledakkan obat penawarnya.
Aura-aura hitam mengelilingi Yuki, Yuki juga sudah mengangkat pedang tradisional Jepangnya, katana dan menghunuskannya ke arah Hunter dari sekolah Grimnem.
"APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP WITCH, BRENGSEK !?!?"
Yuki tidak dapat mengendalikan amarahnya dan menyerang Hunter membabi buta.
Saking kehilangan kendalinya, ia tak memperhatikan seluruh tubuhnya, sehingga Hunter nyaris menusuk kaki milik Yuki dan membuatnya jatuh terduduk.
Hunter tersenyum sadis, "Game Over."
SRASH !!
"Jangan kehilangan kendali, baka."
Shooter ada di depan Yuki, melindunginya, dan membuat ia yang tertusuk pedang Hunter.
"Shoo...ter ? SHOOTER !!", teriak Yuki, berusaha menyadarkan Shooter.
"Hah...hei, Queen. kau tahu ? Aku tak menyesal mati sekarang, karena itu membuatku...hah....bertemu dengan Carel lagi...", Shooter terengah-engah. Darah terus mengalir.
Air mata milik Yuki makin mengalir dengan deras, "Shooter...baka !! Baka !! Kenapa kau melindungiku !?", Yuki menangis deras. Tangisan paling menyakitkan selama 15 tahun ini. Mata Shooter mulai menutup, namun ia masih berusaha berbicara.
"Hah...karena..kau...tidak punya alasan untuk mati...aku punya alasan untuk mati...yaitu bertemu dengan Carel dan melindungi rekanku...hah....", Shooter makin melemah.
Di sampingnya, Yuki masih memangku Shooter. Air mata masih mengalir deras.
Melihat Yuki tidak menjawab, Shooter memutuskan kembali berbicara.
"Hah...hei, Queen...dan semuanya bisakah...hah...kalian menjaga St. Grimnem...untukku ?"
Yuki memeluk Shooter erat sekali, matanya memerah karena air mata, tubuhnya bergetar, dan suaranya serak, "Iya...aku janji...!! Aku...akan menjaga Grimnem !! Kau bisa pergi dengan tenang !!", teriak Yuki.
Shooter tersenyum, ia menatap langit berbintang.
"Hah...hei, Carel...apakah kau ada dalam bintang-bintang itu...? Hah...kakak...akan...menyusulmu... sekarang...."
Nafas terakhir dari Shooter, dihembuskan tepat di depan Yuki, matanya membelalak. Air mata masih mengalir. Shooter tewas dengan senyuman di wajahnya.
Yuki dan seluruh anggota 7 teratas tidak akan bertemu dengan Witch dan Shooter lagi, atau Carel dan Jassens Alende.
Yuki menaruh mayat Shooter di samping Witch, "Shooter...Witch...bukan, Carel...Jassens...", Yuki mengusap air matanya, senyuman kecil dan pahit muncul di wajahnya, dan ia berkata pelan, "Jaa nee."
Yuki berdiri, mengangkat katananya, dan pergi meninggalkan Hunter.
"Kau tak mau bertarung denganku ?"
Hunter memprovokasi Yuki.
"Aku sudah tidak minat. Sekarang aku akan membantu King yang melawan King dari pihakmu, pengkhianat sialan.", Yuki menjawab tajam, dan segera keluar dari hutan yang lebat itu, meninggalkan mayat rekan mereka, yang sudah dilindungi dengan tanah, dengan bekas air mata yang ada di atas tanah itu...
To Be Continued...
***************************************************************************************
Konnichiwa, Minna-san~!
Ini dia part ke-10 : St. Grimnem Vs. St. Kensde. Rekan dari Grimnem sudah berkurang 2, dari 7 menjadi 5, rekan Kensde sudah berkurang 4, dari 8 menjadi 4. Chap selanjurnya aku bikin barengan dengan prolog, mungkin. Liat aja nanti. By The Way, ceritanya bagus, gak !? Semoga bagus~
Oh, ya, 1 kabar lagi~! Sehabis cerita ini, aku mau bikin cerita dengan genre 'fantasy' ! Dibaca juga, ya~!
Shitsurei Shimasu~!
Jaa nee~!
Mohon vote dan commentnya~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top