• Enam •
Seattle Departments Police.
10:00 am.
Suara ketukan yang keras tiba-tiba terdengar dari arah pintu saat Noel dan Smith tengah berdiskusi mengenai penyelidikan kasus kematian Louis di ruangannya. Noel bertanya pada Smith, siapakah kira-kira tamu yang mengunjunginya sepagi ini. Karena seingatnya, Noel tidak memiliki janji pertemuan dengan siapapun.
Smith lalu bergerak ke pintu dan terkejut saat menemukan Alexandra berdiri di ambang pintu bersama sang manajer, Charlie.
"N--nona Morran?" Smith tergagap dan melihat wanita di hadapannya dari ujung kaki sampai ujung kepalanya dengan tatapan bingung bercampur tak percaya. Ia melirik Noel sesaat sebelum kembali pada Alexandra. "Apa yang sedang kau lakukan di sini?"
"Menurutmu, apa?" Alexandra tersenyum lebar dan mendorong bahu Smith hingga ia menyingkir ke sisi pintu. Lalu berjalan di belakangnya, Charlie, sang manajer dengan beberapa kantung belanjaan yang memenuhi kedua tangannya.
Beberapa kantung tersebut bahkan menyenggol tubuh Smith hingga ia kembali terhuyung mundur beberapa langkah dari tempatnya sebelum mencebik dan berlari menghampiri Noel di sofa.
Noel berekspresi datar sementara Alexandra duduk di hadapannya dengan senyum yang begitu ceria. Ia menyilang kakinya dan mengamati ruangan berdominan putih tersebut dengan santai. "Omong-omong, ini kali pertama aku berkunjung ke kantor polisi dan rasanya sangat menakjubkan." Alexandra lalu beralih pada Charlie yang duduk di sebelahnya. "Bukan begitu, Charlie?"
Charlie tersenyum kikuk dan mengangguk pasrah saat Noel dan Smith menatapnya. Sejatinya ia merasa risih dan tidak nyaman melakukan semua hal ini, tapi permintaan Alexandra bukanlah sesuatu yang mudah untuk dibantah.
"Ah, ya, aku hampir lupa! Aku tidak ke sini dengan tangan kosong." Wanita berusia 25 tahun itu lalu membuka kedua tangannya di udara dan berseru, "Semua makanan ini kubawakan khusus untuk kalian." Mata birunya yang teduh menatap Noel dan Smith bergantian. "Silakan."
Smith berdecak kagum dan langsung duduk di sebelah Noel. "Anda luar biasa, Nona!" Ia hendak mengambil kantung--yang katanya--berisi makanan untuk mereka berdua sebelum Noel tiba-tiba menepuk punggung tangan Smith dengan keras hingga ia mengurungkan niatnya tersebut dan berkata, "Tapi tiba-tiba perutku terasa kenyang." karena merasa tidak enak pada Noel.
Senyum di kedua sudut bibir Alexandra meredup seketika dan tatapannya yang ramah kini berubah menjadi sangat sinis.Ia telah kembali menjadi Alexandra yang sebenarnya.
"Apa yang kau inginkan dari ini semua?" tanya Noel ketus.
"Ini hanya makanan," jawab Alexandra singkat. Ia kemudian melipat kedua tangannya di dada dan menghela napas pendek. "Baiklah, aku tidak akan berbasa-basi lagi. Aku ingin membawa Jeff dalam penyelidikan ini juga."
Detektif berkulit putih itu pun terkekeh pendek. "Kau bahkan memberi tahu orang lain tanpa seizinku. Kau pikir penyelidikan ini adalah taman bermainmu?!" Ia mengangkat kedua alis dan mencondongkan wajahnya ke arah Alexandra. "Kau sebaiknya berhenti sebelum membuat lebih banyak kekacauan."
"Jeff adalah sahabat baikku dan aku sangat mengenalnya," tandas wanita bergaun marun itu dengan nada tinggi. "Dia bahkan ahli bela diri dan pandai meretas sistem komputer."
Smith menyela, "Temanmu itu sangat berbakat. Kurasa dia bisa bergabung. Iya, bukan, Detektif?" Ia menoleh pada Noel yang langsung menghunuskan tatapan tajam ke arahnya. "Uhm, kedengarannya temanmu itu mengesankan. Tapi sepertinya, kami tidak bisa menerima sembarangan orang," ucapnya mengoreksi. Lagi-lagi ia dibuat takut oleh Noel.
"Sebaiknya kau pulang karena peranmu dalam penyelidikan ini tidak terlalu penting," pinta Noel masih dengan nada yang begitu dingin. Bahkan pada saat itu, Alexandra bisa merasa tubuhnya langsung menggigil hanya dengan mendengar ucapan Noel. "Aku akan segera mengabarimu jika sudah mendapatkan sesuatu." Noel beranjak dari sofa dan hendak pergi meninggalkan ruangan sebelum tiba-tiba Alexandra berseru,
"Maria."
Kening Noel berkerut seketika. Kemudian ia berbalik dan menatap Alexandra dengan berbagai pertanyaan dalam sorot matanya.
"Maria, Wayne dan Paul." Alexandra menghela napas sesaat sebelum kembali melanjutkan, "Mereka adalah orang-orang yang bekerja di rumah Louis selama beberapa tahun ke belakang. Kekasihku tewas beberapa jam setelah Paman Matthew dan Nyonya Paula mengadakan pesta keluarga di rumahnya, bukan?" Wajahnya yang selembut kapas lalu berpaling pada Noel. "Aku tidak tahu apakah mereka terlibat atau tidak. Tapi kupikir kalian akan menemukan sesuatu jika menyelidiki pestanya."
Smith melirik Noel dan kembali pada Alexandra secara bergantian. Ia menggigit bibirnya pelan sebelum akhirnya kembali bersuara, "Bagaimana jika kita memeriksanya dahulu, Detektif?" Pria penyuka chicken nugget itu lalu melirik Alexandra dengan hati-hati dan mengedikkan kedua bahunya cepat. "Bagaimanapun juga, Nona Morran merupakan salah satu yang terdekat dengan korban. Informasinya pasti solid dan mendasar pada sesuatu."
Alexandra bangkit dari sofa dan menyibak rambut brunettenya ke belakang. "Percaya padaku adalah pilihanmu. Tapi jika melewatkan keterangan dari saksi yang posisinya sulit sepertiku, itu adalah kesalahan yang harus kau tanggung sendiri." lalu tubuh semampainya melenggang pergi meninggalkan ruangan.
"Alexandra, tunggu!" Sementara Charlie berlari menyusulnya.
Smith kemudian beranjak dan menepuk bahu sang rekan. "Bagaimana sekarang, Noel?" rautnya amat penasaran dan tak sabar. "Kau harus mengejarnya dan meminta maaf. Bagaimanapun, dialah satu-satu jalan yang kita miliki dalam penyelidikan ini."
Noel memutar kedua bola matanya malas dan berlari mengejar Alexandra yang hampir masuk ke dalam mobilnya. Lantas, tangannya yang kokoh buru-buru menarik pergelangan tangan Alexandra dengan kuat hingga tubuh wanita itu terhuyung ke belakang dan jarak di antara keduanya hanya beberapa senti sekarang. "Apa yang--"
"Jangan pergi dan katakan semua yang kau ketahui kepada kami!" timpal Noel sebelum wanita itu sempat bertanya.
Mereka beradu pandang dan Noel jelas melihat seringai penuh kemenangan di antara sudut-sudut bibir Alexandra yang merah muda. Ia sangat kesal tapi juga tak punya banyak pilihan.
Noel pun melepaskan tangannya dari lengan Alexandra yang begitu kecil. "Aku hanya memberimu satu kesempatan. Jadi--"
"Ya, tentu!" potong Alexandra antusias. Wanita bermata biru itu lalu menoleh ke arah Charlie yang sudah berada di dalam mobil dan mengedipkan satu matanya sebelum kembali menghadap Noel. "Maria adalah asisten rumah tangga yang paling sering diberikan instruksi oleh Louis, setidaknya dia pasti tahu satu atau dua kata kunci yang akan membawamu pada kebenaran. Sementara Wayne, kudengar dia masih kerabat Maria yang tinggal di desa dan Maria membantunya masuk ke rumah Louis sebagai seorang tukang kebun, dia pasti tahu siapa saja tamu yang hadir malam itu."
"Bagaimana dengan yang satunya?"
"Ooh, Paul? Dia adalah supir pribadi Louis," jawab Alexandra cepat. "Mungkin dia mengetahui sesuatu tentang Louis yang terkait akan tempat-tempat yang sering dikunjunginya belakangan, bukan?" Wanita itu menggaruk tengkuk lehernya yang sama sekali tidak gatal dan tersenyum tipis. "Maaf karena aku tidak bisa menanyakan mereka secara langsung. Setidaknya aku akan melakukan bagianku dengan baik dan menghargai pekerjaanmu."
Noel tersentak. Bagaimana Alexandra bisa mengucapkan kata-kata yang begitu menyentuh hatinya dan membuatnya merasa bersalah dalam waktu bersamaan.
Alexandra, siapakah sebenarnya dirimu? []
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top