Chapter 1

Angin yang mengalun dengan pelan, membelai wajah yang mulai terantuk-antuk. Seraya pikiran dibawa melayang untuk dapatkan diksi yang pas.

Di atas pohon kersen (Name) dengan buku Bahasa Indonesia dan pulpen dalam genggaman.

“Hoi, ngapain di atas?”

Sebuah suara mengganggu sang gadis yang sedang adem ayem. Di bibirnya terselip pulpen yang ia emut. Kebiasaan kalau sedang cari ide.

“Berisik, ah. Lagi cari inspiras(h)i(t),” sahut (Name) dari atas pohon kersen.

Teman (Name), Yardan biasa dipanggil Dadan, malah tertawa kencang. “Cosplay jadi tupai kau?”

(Name) tidak begitu menghiraukan, ia kembali fokus pada bukunya. Bukan sekadar gabut naik ke atas pohon, tapi memang mau tulis puisi, sambilan cari angin mumpung diizinkan kerjakan di luar kelas.

“Memang puisi kau sudah jadi, Dan?” tanya (Name).

Seketika hidung Yardan sedikit kembang-kempis. “Sudahlah. Selesai 10 menit habis Bu Ririn keluar kelas,” ucap pemuda itu membanggakan diri.

“Bantuin napa. Dari tadi aku belum juga nemu kata yang pas.”

Yardan menelengkan kepalanya. “Biasanya jago bikin sastra.”

“Itu mah cerpen. Puisi itu banyak banget aturannya, diksinya juga gak bisa sembarangan,” kata (Name). Dia ada buku khusus untuk kumpulan cerita pendek yang iseng ditulisnya itu.

“Yaudah … sini makanya turun mau dibantuin mah,” titah Yardan, melambaikan tangannya pelan. Sang gadis mengiyakan dengan menyatukan telunjuk dan ibu jari, tanda 'oke'.

“Hati-hati turunnya,” ucap Yardan.

Namun, entah karena kurang hati-hati atau mungkin meleng, pijakan kaki (Name) saat turun tidak tepat pada dahan yang benar. Alhasil gadis itu pun terjatuh.

Gubrak!

(Name)!” panik Yardan langsung mendekati tempat jatuhnya sang gadis. “jangan koit dulu, utangmu yang lima ribu belum lun— eh, salah ….” Tubuh (Name) diguncang-guncang, barangkali itu cuma tipuan semata.

Berulang kali Yardan coba untuk menyadarkan (Name), tapi hasilnya nahas, sang gadis tidak kunjung membuka matanya.

“Kalau mau bercanda jangan begini, Bahlul!” Ditabok, dijewer, sampai dikelitik juga tidak mempan.

‘Bawa ke UKS, Dan. Kasihan itu (Name) nyungsep,’ bisik sisi baik Yardan.

Mengikuti kata hati Yardan pun langsung membopong sang gadis dan segera mencari bantuan.

***

Adaw! Kepalaku nyut-nyutan gini, pasti benjol, nih.’ Kuusap belakang kepalaku yang memang terasa sakit.

Perasaan tadi masih nangkring di atas pohon, tapi saat kuraba tempat sekitar ini begitu lembut dan halus. Seingatku tadi pas turun kepeleset, terus jatuh.

Apa aku dibawa Dadan ke UKS, ya? Eh, tapi kasur di UKS enggak seempuk ini.

Masih dalam keadaan mata yang tertutup aku mendusel-duselkan wajahku pada bantal.

Beneran ini mah bukan di UKS, kalau iya di UKS … bantalnya itu bau apek gitu. Ini sebenarnya di mana?

Saat kubuka mata langit-langit rumah menjulang langsung menyapa. Aku langsung berpikir, “Masuk isekai macam manhwa? Kira-kira aku jadi antagonis apa protagonis? Atau jangan-jangan cuma NPC atau karakter sampingan?!”

Pikiranku semakin ngawur. Kebanyakan baca manhwa sama webtoon pasti. Tapi beneran deh, kamarku enggak semewah ini!

“(Name), kamu enggak apa-apa? Dari tadi cuma kicep-kicep,” ucap seorang pemuda yang ternyata sedang memandangiku sedari tadi, “kamu bilang apa tadi … manhwa? Webtoon?”

Buset, kok aku enggak sadar ini orang dari tadi lihatin terus?! Aaaa malu!

“Bu-bukan apa-apa, tadi ngelindur kayaknya …,” jawabku kikuk. Aku hanya tersenyum kaku pada pemuda ini. “Maaf, ini di mana, ya?”

Raut wajah dari pemilik surai hijau lumut itu seketika menyendu. Dia bahkan menghindar untuk berkontak mata langsung denganku.

Eh, aku salah omong, ya?! Duh … jangan pasang muka gitu, dong.

“Ini kan kamarmu sendiri, (Name) … masa tidak ingat? Pasti ini gara-gara kepalamu nyungsep duluan pas jatuh dari troli yang didorong Sho.”

Sho? Kayak pernah dengar itu nama. Hm … ah! Rambut hijau, ada Sho, dorong-dorong troli … apa mungkin aku masuk ke webtoon WEE!!!

“Kamu … Toro?”

Aku tidak ingin percaya pada spekulasiku, tapi pemuda yang mengajakku bicara ini terangguk dan kurva tipis terbentuk di bibirnya.

“Syukurlah (Name) tidak melupakanku seperti Ibu.”

.
.
.

19 April 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top