1. Hari Baru

"Hati-hati ya, Mas. Kalau sudah sampai jangan lupa kasih kabar." Surya hanya berdeham pelan tanpa melontarkan sepatah katapun pada sang istri yang sedang memasang kancing juga merapikan kerah kemejanya itu.

Tak lama kemudian pria itu keluar kamar setelah sang istri mencium punggung tangannya. Tak ada kecupan selamat jalan ataupun kalimat-kalimat penenang lain saat ia akhirnya pergi meninggalkan rumah.

Pagi ini Surya harus terbang ke Surabaya demi urusan pekerjaan. Dalam waktu kurang dari dua minggu ia akan berpindah tugas di kota itu.

Ya, dalam waktu dekat Surya akan mendapatkan kepercayaan memegang salah satu aset keluarga besarnya. Sebuah hotel bintang empat di Surabaya. Kesempatan yang telah ia tunggu sekian tahun. Akhirnya ia bisa menjadi pemimpin tertinggi hotel tersebut mengalahkan para sepupunya.

Sang kakek adalah seorang pria tua yang selektif dalam menentukan siapakah sosok yang mampu mengelola setiap usaha yang dimiliki keluarganya. Semua anak dan cucunya tidak serta merta mendapatkan jalan mulus untuk mendapatkan apa yang mereka miliki saat ini. Mereka memulainya dari bawah, perlahan menanjak dan akhirnya bisa berada di puncak sama seperti halnya Surya.

Di usianya yang ketiga puluh tujuh, begitu banyak pencapaian yang telah ia raih. Harta, tahta, wanita sudah ia dapatkan, begitulah kata setiap orang yang mengenalnya. Namun mereka jelas tak tahu apa yang Surya rasakan.
Dibalik kehidupannya yang serba lebih, ada kehidupan lain yang ia ingin hadirkan. Ada satu sudut kosong dalam hatinya. Ada hal yang hingga detik ini masih tetap menjadi doa-doanya.

***

"Sudah sampai, Pak," suara Dirga, asistennya menyentak lamunannya. Dilihatnya jam dipergelangan tangan. Sudah sesiang ini ternyata. Ia bahkan tak menyadari jika sudah tiba di hotel yang ia tuju. Mengangguk pelan, ia menegakkan punggung bersiap untuk turun dari mobil yang telah terbuka pintunya.

Sejak tadi pagi entah kenapa ia begitu bersemangat untuk berangkat ke kota ini. Ada semacam degub menyenangkan di sudut hatinya. Namun ia tak tahu apa itu. Ia berharap sesuatu yang akan membuatnya tersenyum akan terjadi.

Atau juga sesuatu yang luar biasa yang mampu menariknya dari lubang kebosanan yang setiap hari ia jalani. Ya, harinya memang benar-benar membosankan. Pagi berangkat bekerja, malam hari ia sampai di rumah. Bertegur sapa sebentar dengan istrinya lalu ia akan kembali berkutat di ruang kerjanya atau bahkan tertidur di sana. Hal yang sama terus terulang setiap hari. Bahkan di hari libur.

Kehadiran Airin, istrinya tak cukup untuk bisa mengusir kebosanannya. Sudah sejak bertahun-tahun terakhir hubungan mereka terasa begitu hampa. Sebenarnya bukan hanya beberapa tahun terakhir, namun mungkin sejak awal pernikahan mereka.

Pernikahan mereka bukan karena perjodohan namun siapa yang sangka jika hati Surya sudah tak merasakan debar-debar menyenangkan bahkan dihari pernikahan mereka delapan tahun lalu. Ditambah lagi belum adanya buah hati di antara mereka. Perasaan hambar semakin hari semakin terasa.

"Tunjukkan ruangan saya." Surya berucap saat seorang pria menyapanya di depan lobi hotel dengan hormat. Pria itu membawa Surya memasuki lobi. Menyapa beberapa orang yang terlihat melakukan tugasnya di meja resepsionis lalu berbelok ke kanan melewati salah satu restoran dan akhirnya memasuki lift menuju lantai dua. Lantai di mana ruangan para petinggi di hotel ini berada.

Surya tampak bertanya beberapa hal yang dijawab pria itu dengan penjelasan panjangnya. Satu jam kemudian pria itu membawa Surya berkeliling menjelajah setiap sudut hotel. Dan saat jam makan siang telah lewat mereka mengakhiri kegiatan mereka dengan menikmati makan siang di salah satu restoran yang dimiliki hotel itu.

Surya menarik napas lega. Sejauh ini semuanya terkendali. Ia sudah tak sabar untuk segera pindah ke tempat ini. Ia butuh sesuatu yang baru. Suasana kantor baru, juga bertemu orang-orang baru dan tentu saja tantangan kerja yang baru.

"Apa Bapak perlu dicarikan rumah begitu nanti pindah ke sini?" Baskoro, pria yang sedari tadi menemani Surya membuka percakapan setelah mereka menikmati makan siang mereka.

Pandangan Surya teralih pada Dirga, asistennya yang sedari tadi hanya menjadi pendengar percakapan mereka sebelum akhirnya pria itu menjawab, "Semuanya saya serahkan pada Dirga. Pak Baskoro bisa berkoordinasi dengan Dirga. Dirga tahu hunian seperti apa yang saya inginkan. Untuk sementara waktu saya ingin tinggal di hotel saja. Jadi tolong siapkan kamar untuk saya tempati nanti."

Baskoro mengiyakan. Sepertinya bos barunya ini adalah pria yang cukup praktis.

"Mohon maaf sebelumnya jika kurang sopan. Lalu bagaimana dengan ibu? Apakah beliau juga akan ikut Bapak ke sini. Kami akan mempersiapkan semuanya," tanya pria berusia pertengahan empat puluh itu sopan.

"Untuk sementara sepertinya istri saya tidak akan ikut ke sini. Makanya saya lebih memilih untuk tinggal di hotel. Mungkin nanti jika rumah yang saya inginkan sudah ada dia akan ikut ke sini." Ya, Surya berbicara apa adanya. Hal ini telah ia bicarakan dengan Airin. Wanita itu sepertinya keberatan jika harus mengikuti suaminya yang berpindah pekerjaan jauh dari tempat tinggalnya kini.

Ia mempunyai orang tua yang sering sakit-sakitan. Tidak mungkin ia meninggalkannya begitu saja meskipun ada asisten rumah tangga yang akan menjaganya. Setiap hari wanita itu memang selalu mengunjungi rumah orang tuanya dan mengecek kondisi mereka sendiri. Ia merasa was-was jika pengawasan kepada orang tuanya dilakukan oleh orang lain.

Setelah makan siang Surya kembali ke ruangan yang segera menjadi ruangannya. Beberapa dokumen telah bertumpuk di atas meja kerjanya. Pria itupun akhirnya larut dalam pekerjaannya hingga hari berganti petang.

Ia bahkan melupakan fakta jika ia belum beristirahat setelah kedatangannya siang tadi. Begitu lembar terakhir ia selesaikan, pria itupun bergegas keluar ruangannya menuju kamar yang telah dipersiapkan untuknya. Meregangkan otot-ototnya dengan guyuran air hangat sepertinya adalah cara yang tepat untuk mengakhiri harinya.

###
Cerita baru, yes. Tp nggak janji updatenya lancar wkwkkw😆😆😆. Tapi siapa tahu seperti upgrade beberapa waktu lalu yang updatenya rutin 😁😁. Cerita ini agak sedikit berat (bagi saya) so, jari-jari kalian harus sering2 dirukyah biar gak komen n ngeluarin isi kebun binatang 😂😂

So, simpan di library kalian aja ya jika emang pengin baca.

Nia Andhika
24072020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top