[New Team Old Avengers] - 1. Tony Stark (Last)
"Maafkan aku dad..."
Peter menunduk dan tampak terisak semakin kencang. Steve yang mendengar itu tampak hanya diam, tidak menyangka hubungan Peter dengan Tony Stark adalah ayah dan anak.
"Maafkan aku juga Mr. Rogers, kalau saja kau tidak menyelamatkanku," Peter tampak menunduk lebih dalam, namun Steve hanya bisa tersenyum dan menggeleng.
"Tidak apa, bagaimanapun aku tidak mungkin tinggal diam jika kau sampai dalam bahaya," Steve mengusap rambut Peter dan tampak melihat kearah bom yang ada di tubuh Peter. Ia bisa saja selamat jika berada di jarak yang tepat. Namun Peter tidak akan selamat, ia tidak bisa mengutak-atiknya dengan sembarangan, "aku tahu ini gila. Apakah kau bisa membantuku sesuatu Stark?"
Steve sudah mengaktifkan loudspeaker dan mendengarkan Stark yang terdiam dan tampak menenangkan dirinya.
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku minta bantuan untuk menjinakkan bom ini."
...
"Apa?!" Tony maupun Peter serta Jarvis yang sepertinya mendengar perkataan Steve tampak berteriak bersama.
"Bagaimanapun jika aku salah atau tidak melakukan apapun kami akan meledak. Aku pernah mengikuti wajib militer, kuharap aku masih ingat sedikit tentang penjinakan bom," Steve tampak mencoba untuk menyembunyikan rasa ragunya dan memperhatikan Peter, "aku hanya butuh sedikit arahan."
"Tetapi aku tidak--"
"Saya akan mencoba untuk membantu anda," suara Jarvis tampak terdengar, "saya ingin anda menjelaskan dengan detail apa yang anda lihat dari bom yang terpasang saat ini."
"Baiklah."
•♢•
"Tabung berisi cairan itu adalah salah satu alat pemicu. Jangan sampai cairan itu bergoyang menyentuh ujung tabung disana. Anda punya benda tajam dan semacam penjepit?" Jarvis sudah mencoba untuk memandunya. Steve sudah membuka panelnya perlahan seperti yang dikatakan Jarvis.
"Aku punya," ia mengeluarkan pisau lipat di sakunya dan tampak mencari kabel yang ada disana. Tiga warna kabel disana, merah hitam dan kuning. Timer menunjukkan dua menit sebelum ledakan terjadi, "kabel disini ada tiga. Berwarna merah, hitam, dan kuning."
"Potong kabel secara berurutan mulai dari kuning, merah, dan hitam," Steve segera mengikuti intruksi dari Jarvis dan memotongnya perlahan. Dan saat timer menunjukkan angka sepuluh detik, timer itu berhenti begitu saja. Steve menghela napas, dan Peter tampak ikut menghela napas dan tampak menatap timer itu.
"A-apakah itu berhenti?"
"Ya, aku akan membantumu melepaskannya," Steve segera berdiri dan memotong tali yang mengikat tangan Peter dari belakang dan di kakinya. Dengan segera Peter berdiri dan ia melepaskan jaket itu dibantu Steve yang tampak memegangnya, "Stark, bagaimana kami keluar dari sini?"
"Aku akan tiba 5 menit lagi."
"Baiklah..."
"Dan... Rogers," Steve tampak menghentikan gerakannya dan akan menunggu Tony untuk menjawab saat matanya beralih pada jaket di tangannya dan Timer yang masih menunjukkan angka 5 detik itu, "...aku--"
...pip.
5
4
3
Matanya membulat, dan satu tindakan yang refleks ia lakukan adalah segera mendorong Peter yang ada disampingnya sejauh yang bisa ia lakukan.
"...aku ingin--"
2
1
DHUAR
•♢•
"Steve?"
Tony mendengar suara ledakan yang memutuskan sambungannya itu. Saat ini ia terbang menuju ke bangunan dimana Peter dan Steve berada dan meminta Jarvis untuk kembali ke menara. Ia mencoba untuk menghubunginya kembali, namun tidak bisa.
"Fri, percepat kecepatannya," dan ia segera melaju semakin cepat menuju kearah titik yang dituju. Ia bisa melihat beberapa asap dan api yang mengepul di bangunan yang ia tuju, dan ia tidak bisa berhenti berpikir kenapa. Jarvis sudah mengarahkan untuk menghentikan bom itu. Dan yang ia pikirkan saat ini hanyalah Peter. Dan juga Steve.
"Shit, PETER! STEVE!" Ia turun dan mencoba untuk melihat sekeliling dimana api mulai mengepung tempat itu. Dan satu hal yang ia dapati adalah Peter yang tergeletak di dekat sana tampak tidak bergerak. Dan hanya ketakutan yang ia rasakan, bahkan ia tidak sadar sudah keluar dari kostum Iron Mannya dan berlari kearah Peter, "PETER! Oh God, PETER!"
"D...da--Mr... Mr. Stark?" Peter tampak terkena dampak dari ledakan namun hanya sedikit lecet dan luka memar serta sedikit luka bakar yang tidak tampak parah. Ia menghela napas, dan sekarang yang harus ia temukan adalah, "Mr. Stark, Mr. Rogers--"
Tony tampak berhenti menggerakkan kepalanya saat matanya menangkap sosok yang tergeletak saat itu disana.
Ohgodohgodohgod.
"Steve?" Tony meninggikan suaranya dan tampak bergerak cepat mendekati pria tersebut. Ia bisa melihat sebuah bentuk seperti jaket yang tidak berbentuk dengan beberapa untai kabel yang terputus. Ia yakin itu sumber bomnya, hanya berjarak kurang dari 10 meter dari pria itu. Ia bisa melihat darah yang mengalir dari sela jaket tebal pria itu, dan ia bahkan tidak bisa melihat darimana darah itu. Beruntung tubuhnya masih utuh, sepertinya setidaknya Steve masih sempat untuk melempar bom itu sebelum meledak. Meski tidak begitu membantu, "hei Steve?"
Tidak ada jawaban.
Shit.
"Fri, cek tanda vital," ia tampak masih mencoba tenang meskipun tangannya gemetar. Tidak lagi, ia akan baik-baik saja. Itu yang ada di dalam pikirannya. Ia tahu jika itu bukan Steve Rogers yang ia kenal, namun ia tidak bisa memikirkan hal yang buruk lainnya ketimbang melihat wajah itu kembali tewas di depan matanya.
"Denyut nadi lemah masih teraba. Beberapa luka dalam dan juga luka bakar. Ia membutuhkan perawatan secepatnya. Saya sudah memanggil ambulance, lima menit lagi mereka akan tiba di lokasi," ia tampak hanya mengangguk dan masih memperhatikan Steve. Ia memegang nadi di lehernya mencoba untuk memastikan apa yang dikatakan Friday benar.
Jika Steve Rogers masih hidup.
"...ark," suara itu bahkan tidak sampai pada telinganya, "Mr. Stark!"
Ia menoleh dengan segera saat mendengar suara Peter yang memanggil namanya dengan suara lantang. Ia bisa melihat beberapa paramedis mencoba untuk menolong Steve dan memberikan pertolongan pertama seperti Oksigen dan juga beberapa alat untuk menompang leher dan tubuhnya.
Ia bahkan tidak yakin berapa lama ia sudah berada dalam posisi itu, dan Peter membantunya untuk berdiri.
"Ma...maafkan aku Mr. Stark, kalau saja aku lebih berhati-hati semuanya tidak akan kacau seperti ini. Aku memang tidak berguna dan juga penga--" dan Tony segera memutus perkataannya dengan sebuah pelukan sangat erat. Sebelum ini Peter hanyalah seorang anak yang tidak pernah ia miliki. Dan ia sudah sangat menyayangi anak itu.
Dan menyadari jika anak itu saat ini adalah miliknya, darah dagingnya...
God, ia akan menukar dunia ini jika itu adalah untuk Peter.
"Aku benar-benar bersyukur kau baik-baik saja son..."
Matanya membulat, Peter tampak gemetar sebelum ia memeluk Tony dengan sangat erat tanpa mengatakan apapun. Dan Tony tidak butuh perkataan apapun dari Peter, ia hanya butuh pemuda ini--anaknya--dalam dekapannya terutama setelah apa yang terjadi hari ini.
.
.
"Wow, kurasa kau benar-benar memiliki DNA dari kakekmu Rogers. Menghadapi ledakan seperti itu dan kau hanya mengalami memar dan lecet serta sedikit gegar otak," Tony tampak menatap Steve yang dibawa ke rumah sakit dan dirawat selama 1 minggu disana sebelum sadar. Steve hanya tertawa menanggapinya.
"Bagaimana keadaan Mr. Parker?"
"Baik-baik saja, terima kasih untukmu," Tony tampak mendengus pelan. Sifat Steve yang sepertinya menurun pada cucunya--yang lebih memperhatikan orang lain ketimbang dirinya sendiri.
"Lalu, setelah kau tahu jika Mr. Parker adalah anakmu... apa yang akan kau lakukan?"
"Apa yang kulakukan? Pertanyaan yang bodoh," Tony tertawa pelan dan tampak akan mengatakan sesuatu saat pintu terketuk beberapa kali dan terbuka perlahan.
"Mr. Stark, apakah aku boleh--eh Mr. Rogers kenapa wajahmu memerah?" Peter tampak menatap Steve yang tampak membulatkan matanya dan segera menggeleng.
"Tidak apa-apa..." ia tertawa canggung terutama saat Tony melihatnya. Ia hanya memalingkan wajahnya dan menutup mulutnya.
"Baiklah, jadi Mr. Stark--"
"Apa yang kukatakan tentang namaku kid?"
"A-ah," kali ini Peter tampak tertawa dan menggaruk kepalanya, "maaf dad, tetapi bisakah aku menginap di rumah Ned besok? Kami ingin mengerjakan beberapa proyek yang harus kami selesaikan besok."
"Tentu, sesekali bawalah temanmu itu."
"Boleh?" Tony mengangguk dan menatap Peter yang wajahnya berbinar, "baiklah, terima kasih dad! Bye Mr. Rogers!"
"Jangan lupa mengatakannya pada J!"
"Baiklah!"
Dan pintu tertutup.
"Ia tinggal bersamaku mulai sekarang. Aku tahu apa yang kulakukan sebelum ini benar-benar tidak baik. Itulah sebabnya aku akan membayarnya dengan menjadi ayah yang baik," Tony tampak menghela napas dan tersenyum menatap kearah jendela dimana Peter tampak berlari menuju mobil.
"Kau adalah ayah yang baik Mr. Stark."
"Begitukah?" Tony hanya tertawa mendengar itu dan Steve tampak tersenyum mendengarnya.
.
.
Sementara di salah satu tempat di salah satu gym, tampak seseorang sedang memukuli samsak sendirian. Tangan besinya tampak terlihat berkilau di ruangan yang remang itu, dan ia tidak berhenti bahkan saat seseorang tampak masuk ke dalamnya.
"Apa maumu?"
"Aku butuh bantuanmu," suara itu menggema dan tampak membuatnya menoleh kearah pria berkulit tan dan memakai eyepatch itu.
"Bantuan?"
To be Continue
Tony Stark I (Done)
Next - Bucky Barnes
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top