[New Team Old Avengers] - 1. Tony Stark (2)
"Tentu ini saya tuan muda," pria itu menghela napas dan tampak mencoba melihat raut wajah Tony yang malah menunjukkan keterkejutan. Seolah ia tidak pernah melihat pria didepannya dan itu membuatnya mengerutkan dahinya.
"Anda tidak apa?"
"Uh, ya, hanya sedikit lelah," Tony tidak bodoh untuk tahu ada yang aneh dengan keadaan sekelilingnya. Dan ia tahu akan beresiko untuk bersikap aneh didepan semua orang disini terutama saat ia baru saja diculik. Ia bisa saja disebut penyamar dan akan dieksekusi. Bukannya ia takut untuk tidak bisa membuktikan apapun, namun itu akan berbahaya juga untuk Yinsen yang sudah dibawa ke Rumah Sakit.
Yang harus ia lakukan sekarang hanyalah mengurus Obadiah dan juga semua rencananya.
.
.
Tetapi, cara kerja Obadiah sangat rapi. Ia tidak bisa mencari kesalahan yang bisa memberikannya alasan untuk memecat sahabat ayahnya itu. Dan bahkan di dalam mobil, setelah ia melakukan jumpa pers, ia tetap memikirkan cara untuk memberikan alasan untuk menuntut Obadiah.
"Tuan Muda, Sir, ada yang anda pikirkan?"
Tony menoleh pada Jarvis yang tampak memperhatikan tablet dan beberapa kali berbincang dengan Pepper tentang rencana dan schedule dari Tony.
"Tidak, aku tidak apa Jarvis. Tetapi aku ingin kau mengosongkan jadwalku untuk satu minggu ke depan. Jika bisa 2 minggu, aku ingin beristirahat sejenak," Pepper dan juga Jarvis mengerutkan dahinya dan tampak menatap Tony dengan tatapan aneh. Mungkin, mengingat sesibuk apa seorang pemilik perusahaan, akan susah untuk mengatur jadwal dari Tony, namun Pepper sudah biasa melakukannya, dan Jarvis sudah terlalu lama melakukan itu sejak ia bekerja dengan Howard.
"Baiklah, akan saya usahakan. Bagaimana dengan donat yang akan saya panggangkan untuk anda?"
"Kutunggu secepatnya," Tony melihat jendela, tidak mau untuk menunjukkan jika ia tidak sabar untuk menunggu kue dari pria separuh baya itu. Ia memang tidak begitu ingat dengan Jarvis karena ia sudah meninggal cukup lama setelah ia menjadi CEO di perusahaan Stark, namun ia sangat dekat dengan butler ayahnya itu dulu yang selalu menemaninya.
Hingga ia tahu, jika pria yang selalu berkutat dengan memanggang kue dan roti serta lebih memilih untuk mengurusi Laundry ketimbang pekerjaan dari ayahnya (terkadang) itu memang sangat pandai untuk membuat donat dan kue lainnya.
Ia bahkan tidak yakin menemukan toko dengan rasa donat yang lebih enak daripada buatan Jarvis.
"Oh, Jarvis, kau harus menghubungi Mr. Par--" Tony tidak lagi mendengar perbincangan mereka karena larut dalam pikirannya.
.
.
Sesampainya di laboratorium, Tony segera memasuki bengkelnya dan mulai mengerjakan kostum Iron Mannya. Ia yang sudah biasa untuk memperbaiki dan mengupgradenya tentu saja tidak memiliki kesusahan untuk membuat seragamnya kembali. Meski begitu, ia membutuhkan waktu untuk membuatnya kembali dan juga konsentrasi.
"Ayo Buddy, bagaimana dengan sisi sebelah sini? Aku butuh sedikit solder untuk memanaskan bagian ini," ia berbicara dengan Dummy yang tampak segera menuruti perkataan dari Tony.
"Jarvis bagaimana dengan--"
"Mr. Jarvis sedang berada di dapur untuk membuatkan anda camilan boss," ia hampir menjatuhkan obengnya. Ia lupa jika Jarvis bukan lagi sebuah program. Dan mendengar suara di tower itu, yang menggema membuatnya mengerutkan dahinya.
"Fri?"
"As your service, boss."
"Tidak, baiklah," Tony beruntung karena diantara program yang ia buat untuk AI, yang sekarang aktif adalah Friday. AI kedua setelah Jarvis yang ia aktifkan saat serangan Ultron membunuh Jarvis. AI buatannya yang paling berkembang memang Jarvis dan juga Friday. Ia kembali bekerja, hingga akhirnya ia tidak menyadari jika seseorang memasuki bengkelnya perlahan.
"...ark... Mr. Stark?"
Suara itu tampak tidak mendapatkan perhatiannya. Dan pemuda itu tampak berjalan sebelum menepuk pundak Tony sangat pelan.
"Mr. Stark?"
"GOD JARVIS! Kau mengagetkan--" Tony tampak menjatuhkan obengnya karena ia kaget, dan memutar kursinya beransumsi akan menemukan Jarvis. Namun, saat matanya menemukan orang lain, ia tampak terdiam dan membulatkan matanya.
"A-ah maafkan aku Mr. Stark, tetapi Mr. Jarvis bilang untuk langsung menemuimu saja di bengkel," pemuda berambut cokelat yang bahkan saat ini masih berusia 12 tahun tampak berdiri disana dengan wajah canggung dan juga sedikit panik, "dan tadi... tadi aku sudah memanggil nama anda berulang kali."
"Peter?"
.
.
To be Continue
.
.
Maaf kalau singkat :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top