[New Team Old Avengers] - 1. Tony Stark (1)
Ia membuka mata.
Tony Stark bahkan tidak yakin jika ia masih hidup saat ini mengingat hal terakhir yang ia lihat adalah bagaimana semua teman-temannya tewas didepannya. Sama seperti saat Wanda memperlihatkan ketakutannya. Ia berusaha mencegah hal itu terjadi, meminta bantuan Kapten Marvel hingga kembali ke masa lalu.
Namun, satu kemungkinan diantara 40 miliar kemungkinan kalah dirinya itu tidak pernah ada. Kekalahan demi kekalahan muncul, dan satu per satu kematian mendatangi hingga hanya ia sendiri yang ada disana.
"Kau sudah sadar?"
Ia melihat langit-langit gua yang tampak familiar untuknya. Dahinya berkerut, ia menyentuh bagian dadanya yang dipenuhi oleh perban. Dan sesuatu yang tampak memenuhi bagian dadanya dimana jantungnya seharusnya berada.
'Aku yakin pernah mengalami ini...'
Ia menoleh dengan hati-hati pada pria tua yang mengajaknya berbicara. Pria tua yang merupakan penyelamatnya yang pertama, seseorang yang membuatnya tetap hidup hingga sekarang.
"Kurasa sebaiknya kau jangan bergerak. Dan jangan melepas alat itu."
"Kau," Tony bahkan tidak mungkin melupakan nama pria itu.
"Namaku adalah Yinsen. Kau berada dalam tahanan para teroris itu."
...tentu saja itu artinya ia terkirim ke masa lalu lagi.
.
.
Tony Stark selalu memutar otaknya, berpikir cepat dalam semua kondisi. Dan sekarang, ia kembali melakukannya untuk menganalisa keadaan. Mulai dari dimana ia berada hingga bagaimana Yinsen ada di dekatnya, tampak hidup.
Dan satu-satunya yang bisa ia simpulkan adalah ia terkirim ke masa lalu.
"Kau... bekerja seolah tahu apa yang kau hadapi Mr. Stark," Yinsen melihat kearah Tony yang tampak memperbaiki Arc reactor pertamanya yang dibuat oleh Yinsen. Ia berusaha untuk tidak mengatakan jika ia sudah terbiasa untuk melakukannya. Selama 10 tahun. Sebelum ia berada disini, di dunia ini.
"Ngomong-ngomong," mencoba untuk mengalihkan pembicaraan, Tony menyelesaikan pekerjaannya dan tampak menutup kembali pakaiannya, "kita bertemu lagi Mr. Ho Yinsen."
"Pardon?"
"Kau tentu ingat dengan pesta akhir tahun 1999, kita bertemu disana, dengan dr. Wu juga," saat pertama ia disini, ia tidak ingat dengan Yinsen dan baru mengetahuinya saat diingatkan oleh Banner yang menceritakan tentang pesta itu padanya.
Yinsen hanya tertawa dan membantu Tony kembali saat ia beranjak menuju ke kostum besi yang juga mereka kerjakan. Tentu itu Prototype pertama dari Iron Man. Satu hal yang harus ia kerjakan dengan cepat agar ia bisa menyelamatkan Yinsen.
Setidaknya untuk kali ini.
"Maaf bukannya ingin lancang, aku tidak mengira kau akan mengingatku."
"Aku akan mengingat orang-orang yang menarik Yinsen," Tony hanya membalas dengan tawa pelan. Ia tidak sempat menghabiskan waktu banyak saat bersama pria yang menyelamatkannya saat pertama kali. Namun, kali ini ia akan mencoba untuk menyelamatkan pria ini.
.
.
Tony Stark tidak akan mengakui dirinya jenius jika ia tidak bisa memperbaiki apa yang salah dengan keadaan disekelilingnya. Ia berhasil menyelesaikan pakaian besi itu, dan mengeluarkan mereka dari gua itu. Ia dan Yinsen. Tony membawanya terbang, dan mendarat pada gurun, menunggu di titik dimana mereka akan bertemu dengan Rhodey dan juga tim.
"Kenapa kita berhenti disini? Mereka akan mengejar," Yinsen menoleh pada Tony yang bukannya menjawab namun tampak melihat kearah atas. Ia yakin sebentar lagi mereka akan tiba, Rhodey dan juga para tim penyelamat. Namun, ia ingat bagaimana Scott dan juga Kapten Marvel mengatakan jika ia mengubah sedikit saja masa lalu, maka akan ada yang terjadi.
Apakah perhitungan waktunya keluar dari gua itu benar?
Apakah mereka akan diselamatkan tepat waktu oleh Rhodey dan tim sebelum Ten Rings menemukan mereka?
Ia yang memperhatikan sekeliling tidak menyadari seserang dari Ten Rings berada di jarak cukup dekat dengan mereka.
"STARK!"
Teriakan Yinsen menyadarkannya dan sebelum sebuah tembakan mengenai mereka, Tony segera menghalanginya dan membiarkan tembakan itu mengenai kostum bajanya.
"TONY!"
Suara itu membuatnya menoleh untuk menemukan helikopter militer dengan Rhodey yang menampakkan diri di pintu yang terbuka. Tony menghela napas, ia tampak segera membawa Yinsen dan terbang dengan menggunakan pakaian baja prototype pertama Iron Man yang tentu saja lebih kuat dan tahan lama ketimbang yang ada di dunianya sebelum ini.
"Whoa, pakaian apa itu?" Rhodey memberikan ruang pada Tony yang mendarat langsung di dalam helikopter itu dan menurunkan Yinsen yang ada di punggungnya.
"Rancanganku dan dia," Tony melepaskan pakaian baja itu dan menatap Rhodey sebelum memeluknya dan menghela napas lelah.
"Serangan itu mengenai tulang belakangnya. Lumbal 4 dan 5, dengan teknologi sekarang, tidak akan mungkin bisa menyembuhkannya. Ia akan mengalami kelumpuhan permanen."
Tony melihat bagaimana orang-orang itu menurunkan korban berjatuhan akibat serangan Thanos. Kedua kalinya, setelah ia kembali dari masa lalu dan mencoba untuk mengalahkannya.
Dan ia gagal, gagal, dan terus gagal.
Ia bisa melihat bagaimana pria berkulit hitam itu tampak tergeletak, beberapa orang mencoba melakukan CRP dan juga kejut jantung. Namun, tidak ada respon apapun yang didapatkan.
"Maafkan kami Mr. Stark..."
"Tony? Aku tahu kau merindukanku, tetapi kau tahu kita masih harus mengecek keadaanmu bukan?" Rhodey tampak cukup kaget karena sahabatnya yang biasa tidak menunjukkan emosi sekarang tampak dengan terbuka memeluknya.
"Aku benar-benar merindukanmu pal," Tony tampak menghela napas sebelum melepaskan pelukannya. Bukannya senang, Rhodey hanya bisa menatapnya aneh dan juga heran bercampur cemas.
"Kau yakin kau tidak apa Tony? Apakah kau terbentur? Mereka melukai kepalamu? Kenapa kau mendadak bersikap aneh?" Rhodey memberikan pertanyaan beruntun yang cukup membuat Tony kesal namun hanya bisa tertawa datar dan menghela napas kembali.
"Ngomong-ngomong aku baik-baik saja. Tetapi kurasa Yinsei butuh pengobatan. Ia terkena tembakan tadi," memang ia bisa menghindari kematian Yinsei, namun pria tua itu mendapatkan luka tembak di pinggangnya. Satu tembakan yang tidak bisa ia hentikan.
"Baiklah, seseorang kita butuh medis disini," Rhodey tampak memanggil beberapa orang tim medis yang memang disiapkan untuk Tony dan mengecek Yinsei serta Tony. Tony sendiri tidak bisa menolak karena Rhodey memaksa. Setidaknya untuk memastikan jika ia benar- benar baik-baik saja, "benda apa itu Tony?"
Pria berkulit hitam itu menunjuk pada Arc Reactor.
"Jantungku," Rhodey mengerutkan dahinya, "aku akan menjelaskannya nanti."
.
.
Tidak ada yang berbeda dari apa yang terjadi sebelum helikopter mendarat dengan sempurna. Saat bagian belakang helikopter dibuka, akan ada Pepper yang menunggu begitu juga dengan Happy. Dan ia akan kembali ke menara, menunggu Fury untuk datang dan disambut oleh Jarvis.
"Kau benar-benar orang yang selalu membuatku khawatir," Tony hanya tersenyum mendengar perkataan Pepper yang berdiri di belakang mobil hitamnya bersama dengan Happy. Dan ia bisa melihat satu orang lagi berkacamata hitam yang tampak berdiri disamping Pepper.
...
Memangnya ada orang seperti itu di sebelumnya?
"Anda benar-benar tidak pernah bisa lepas dari masalah, Sir," suara itu terdengar familiar baginya, namun ia yakin jika tidak mungkin suara itu berasal dari orang itu. Yang tidak ia kenal, bahkan saat ia melepaskan kacamata itu dan...
"Tunggu..."
...ia mengenal orang itu.
"Jarvis?"
Bukan. Bukan Jarvis sistem AI yang dikembangkan olehnya, namun Edwin Jarvis. Butler dan juga pengawal dari ayahnya.
Dan ia yakin, orang itu sudah meninggal sejak lama. Setidaknya di dunia yang ia kenal.
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top