Ia tidak yakin ingat dengan apa yang terjadi sebelum kegelapan yang terasa abadi ia rasakan. Ia ingat bagaimana dunia perlahan hancur dan menghilang, bagaimana semua teman-temannya satu per satu tampak tumbang disekitarnya.

Mimpi buruknya menjadi kenyataan.

Tony Stark menyaksikan kematian semua teman-temannya, dan hal terburuk yang terjadi, ia tidak. Seperti yang ia katakan pada Nick Fury. Ia yakin saat itu ia berteriak, tidak peduli dengan reputasinya, ia hanya ingin semua ini berakhir. Ia ingin membunuh Thanos dengan tangannya sendiri. Makhluk ungu itu merenggut semua yang ia miliki. Sahabat, rekan, keluarga. Ia membunuh Peter yang sudah ia anggap anaknya sendiri, ia sudah membunuh Pepper kekasihnya, dan sekarang ia membunuh sahabatnya didepan matanya.

"Hiduplah untukku Tony..."

Ia yakin mendengar kalimat itu kedua kalinya. Dua kalimat mirip yang diucapkan dari dua orang yang berbeda, namun satu hal yang sama dari keduanya adalah...

Itu kalimat terakhir sebelum kematian.

Dari Yinsen dan juga Steve.

Steve Rogers yang saat ini tampak tergeletak tidak bergerak, Steve Rogers yang--bahkan hubungan mereka tidak pernah membaik setelah Civil War. Ia bahkan tidak pernah mengatakan perasaan sebenarnya dirinya pada pria itu, bagaimana Pepper hanyalah pelarian dari perasaan cintanya pada sang Kapten Amerika.

Otaknya seolah berhenti bekerja, dan kupingnya menuli saat ia berteriak sekuat yang ia bisa lakukan.

Dan semuanya menjadi gelap.