Shadow #30 - Jill adalah pelakunya
Kantor kepolisian kota New York.
"Pelakunya sudah tertangkap sekarang. Lalu, apalagi yang kau inginkan, Detektif?"
Detektif muda yang kini tengah menggunakan kemeja maroonnya itu duduk dengan gusar. Ia tengah dihadapkan oleh sebuah situasi yang benar-benar menyudutkannya. Ditambah lagi, pandangan mencemooh dari Ace yang menohok langsung ke arahnya itu tak dapat lagi ia hindari.
Lelaki muda yang memutuskan datang ke kantor polisi tanpa sebuah undangan itu jelas ingin memamerkan kemenangannya di depan Nicholas. Ia bahkan mengangkat sebelah kakinya angkuh dan menyeringai puas. "Sudah kukatakan sebelumnya bahwa aku tak terlibat. Sayang sekali kau tak mendengarkanku, Nic," ujarnya sarkastik.
Namun Nicholas justru mendengkus geli. "Hanya karena dia mengakui segala perbuatannya, bukan berarti kau tidak terlibat dalam kasus ini." Tatapan penuh selidik-pun diberikan oleh Nicholas kepada Ace. "Kudengar Ibu-mu pernah sakit parah dan hampir meninggal karena seseorang mencelakainya. Tidakkah kau tahu siapa pelakunya?"
Lelaki berambut cokelat gelap itu tak bergeming. Matanya masih menatap lurus-lurus ke arah Nicholas, meski mulutnya mendadak enggan berkomentar.
"Kau pasti sangat membenci orang yang hampir membunuh Ibumu itu, bukan?" desak Nicholas lagi.
Ace tahu betul bahwa Nicholas tengah berusaha memprovokasinya. Alih-alih menuduh tanpa bukti, detektif muda itu akan lebih senang jika Ace terpancing dengan emosinya sendiri.
"Kau tahu bahwa pelakunya adalah Natalie, 'kan?" Nicholas mencondongkan tubuhnya;menantang. "Wanita yang kau bunuh di dalam gang sempit itu."
Dan yang terjadi selanjutnya adalah keduanya saling beradu pandang dengan tatapan penuh kebencian. Tidak ada yang bersuara sampai akhirnya pintu di ruangan Nicholas terbuka dan sosok Alicia yang didampingi Noel-pun berdiri di sana.
Gadis bertubuh ramping itu melihat Nicholas lalu ke Ace dengan pandangan yang dingin. Jelas sekali Alicia sedang tak berminat untuk bicara dengan keduanya sekarang, jika bukan karena sesuatu yang mendesak.
"Gadis ini memaksa ingin bertemu denganmu, Detektif," terang Noel--merasa tak nyaman.
Noel tentu sudah memberi tahu Alicia terkait kedatangan Ace di ruangan Nicholas, tapi sikap Alicia yang terus memaksa masuk juga membuatnya merasa tak enak. Sehingga pada akhirnya, detektif muda berambut pirang itu terpaksa mendampinginya masuk ke ruangan seniornya tersebut.
"Biarkan saja," kata Nicholas kepada Noel. "Silakan duduk, Alicia."
Dan setelahnya, Alicia langsung duduk di sofa yang lain. Tidak bersama Ace ataupun Nicholas. Ia duduk di antara keduanya dan memandangi Nicholas dengan tajam. Sedangkan Noel, memutuskan untuk segera meninggalkan ruangan dan menutup pintu daripada harus repot-repot berurusan dengan hal yang tampaknya lebih bersifat pribadi di sana.
"Apa kedatanganmu kemari ada hubungannya dengan tertangkapnya pelaku, Alicia?" tanya Nicholas to the point.
"Ya," jawabnya lugas. Ia melirik Ace sejenak sebelum akhirnya kembali pada detektif muda itu. "Apa pria itu adalah ayah dari anak yang dikandung Mrs. Portman?"
Mungkin seharusnya pertanyaan itu dijawab oleh Nicholas. Tapi sayangnya tidak. Jawaban itu justru keluar dari mulut Ace, kekasihnya. "Ya. Dia sudah mengakui semuanya di media. Apa kau tidak menonton konferensi pers-nya tadi?" Ace kemudian mengalihkan pandangannya pada Alicia, sehingga mereka bersitatap sekarang. "Sekarang adalah waktu yang tepat untuk kau berhenti memikirkan wanita itu dan melanjutkan hidupmu, Alicia."
"Tapi bagaimana dia bisa mengakui perbuatannya dengan semudah itu?" Alicia terdengar tak memercayai berita yang tengah heboh sejak tadi pagi itu. "Dia jelas tahu akan divonis seumur hidup atau bahkan mati, bukan?"
"Lalu apa pedulimu, Alicia?!" timpal Ace ketus. "Kau sudah melihat pelakunya. Sekarang apa lagi? Bukankah seharusnya itu sudah lebih dari cukup untuk kau berhenti memikirkan Mrs. Portman dan mulai memercayaiku?!"
Gadis bermata biru itu tersentak. Agaknya ia terkejut dengan sikap Ace yang lagi-lagi sentimentil terhadapnya.
Lalu pandangan Ace berpaling pada Nicholas. "Apapun yang coba kau lakukan di belakangku, jangan pernah sekalipun kau pengaruhi Alicia lagi," katanya seraya bangkit dari sofa. "Dan satu lagi ... jangan pernah kau coba mengorek masa laluku hanya untuk kepentingan pribadimu itu, Detektif."
Kaki nan kokok itu-pun melangkah keluar meninggalkan ruangan. Dari rautnya yang menekuk dalam, jelas sekali Ace benar-benar kesal. Ia bahkan tak sedikitpun menoleh, saat Alicia mencoba memanggil namanya.
"Alicia?" Nada suara Nicholas terdengar khawatir sekarang. "Apa kau baik-baik saja?"
Alicia mendongak. Mengamati pria bermata hazel yang kini memandanginya prihatin. "Aku baik," ucapnya setengah hati. "Tapi intuisiku berkata bahwa ini bukanlah kebenarannya."
Kemudian Nicholas menghela napas panjang. "Pria bernama Jill itu adalah pelakunya. Dia sudah mengakui semua perbuatannya dengan motif dendam pribadi." Alicia tampak mengernyitkan keningnya sekarang. "Kami memang masih menyelidiki hubungan pelaku dan korban saat tiba-tiba berita itu tersebar ke media."
"Maksudmu ... Chief menaikkan status tersangka tanpa sepengetahuanmu?"
Nicholas-pun mengangguk mengiyakan. "Kurasa dia mengambil keputusan cepat karena massa terus mendesaknya dan pelaku jelas sudah mengaku." Ia kemudian mengedikkan kedua bahunya. "Tidak ada yang dapat kami lakukan sekarang."
"Lalu bagaimana jika orang itu bukan pelaku yang sebenarnya?" tanya Alicia. "Bagaimana jika dia hanya pengalihan agar kasus ini dihentikan? Astaga! Mrs. Portman harus mendapatkan keadilan di sini."
"Tapi tidak ada yang bisa kami lakukan tanpa adanya bukti yang jelas, Alicia." Kali ini Nicholas terdengar pasrah. "Sebaiknya kau pulang dan berbicara dengan Ace. Katakan padanya bahwa aku juga meminta maaf."
"Tapi--"
"Aku dan Noel akan berusaha semampunya untuk mengusut tuntas kasus ini." Ia mengakhiri pembicaraan tersebut dengan senyuman tipis di sudut bibirnya. "Kami pastikan Mrs. Portman akan mendapatkan keadilan, Alicia." Meski detektif itu tahu, harapan untuk mewujudkan kata-katanya barusan sangatlah kecil. []
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top